Konsep Kesehatan Mental dalam Islam

Alfatihah.com – Konsep kesehatan mental dalam Islam adalah topik yang saat ini banyak dibahas oleh generasi muda dan kaum muslimin. Kemudahan akses untuk mendapat informasi saat ini membuat semua orang bisa dengan mudah mencari informasi seputar konsep kesehatan mental dalam Islam. Banyak informasi yang memberikan gambaran tentang anak muda yang mengalami kelelahan mental atau gangguan mental karena banyak faktor. Informasi itulah yang kemudian menjadi semacam pemicu bahwa kesadaran tentang kesehatan mental menjadi sangat penting. 

Islam sendiri sebenarnya telah menjelaskan tentang konsep kesehatan mental dan bagaimana seorang muslim mencegah kondisi yang buruk akibat terganggunya kesehatan mental. Lalu bagaimana konsep kesehatan mental dalam Islam dan bagaimana hal yang harus dilakukan seorang mukmin ketika mengalaminya? Ini dia ulasannya!

Konsep Kesehatan Mental dalam Islam

Pada dasarnya konsep kesehatan mental dalam Islam (mental health) adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Hal itu bisa dipengaruhi oleh kepribadian dan perilaku seseorang. Kondisi tersebut harus disadari seorang muslim secepat mungkin sebelum kesehatan jiwanya akan berpengaruh pada ibadahnya. 

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kemurnian akidah untuk beribadah pada Allah. Berikut ini adalah hal-hal yang Islam jelaskan sebagai panduan bagi kaum muslimin untuk mencegah dan mengatasi kondisi mental yang sedang terganggu.

  1. Larangan membahayakan diri

Seorang Muslim dilarang untuk mencelakakan dirinya sendiri maupun orang lain dengan cara apapun, termasuk tidak boleh merusak jiwanya dengan hal buruk sehingga terjadi gangguan kesehatan mental. Dalam surat Al Baqarah ayat 195 dijelaskan bahwa “Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Dalam ayat tersebut, Allah melarang seorang hamba untuk menjerumuskan dirinya sendiri dalam kehancuran sebagai upaya pencegahan di dalam konsep kesehatan mental dalam Islam.

Syekh Abdurrahaman As Sa’diy rahimahullahu menjelaskan bahwa “Menceburkan diri dalam kehancuran ini merujuk pada dua hal, yaitu 1. Meninggalkan sesuatu yang Allah perintahkan, yang bisa menyebabkan kehancuran bagi badan dan juga jiwanya dan 2. Mengerjakan sesuatu yang bisa menghancurkan fisik dan jiwanya. Banyak sekali yang yang tercakup dalam kaidah ini. Di antaranya: meninggalkan jihad di jalan Allah, atau meninggalkan infak di jalan Allah, yang menjadikan kaum muslimin dikalahkan musuh, atau menjadikan dirinya kalah di peperangan atau sadar yang menakutkan, atau sengaja masuk di sarang hewan buas dan ular, atau naik pohon dan rumah yang mudah runtuh, atau masuk ke tempat yang membahayakan. Ini semua adalah contoh menjerumuskan diri ke dalam kehancuran. Contoh lain misalnya berbuat maksiat kepada Allah, tidak bertobat kepada-Nya, meninggalkan perintah Allah seperti tidak mengamalkan perkara warisan, yang mana di dalam perkara-perkara ini terdapat kehancuran terhadap jiwa dan agama.” (Tafsir A Sa’diy)

  1. Larangan menyakiti hati orang lain

Tak hanya melarang untuk membahayakan diri, Islam juga mendorong umatnya untuk tidak menyakiti hati orang lain. Konteks dalam poin kedua ini adalah larangan menyakiti orang lain maupun larangan memiliki penyakit hati. Dalam sebuah hadis dijelaskan “Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang yang ketiga sehingga kalian berbaur dengan yang lainnya. Karena hal tersebut melukai hatinya.” (H.R. Bukhari No. 5816) Hadis tersebut adalah salah satu contoh dalil yang menjelaskan tentang larangan menyakiti hati orang lain yang termasuk dalam konsep kesehatan mental dalam Islam.

  1. Perhatian para ulama terhadap ilmu kejiwaan

Dalam sebuah ayat dijelaskan bahwa “(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz Dzariyat: 21) Dalam beberapa ayat yang ada di Alquran Allah memerintahkan hambaNya untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah di lingkungan sekitar dan di dalam diri sendiri sehingga mengenal baik kondisi kejiwaan diri. Dalam hal lainnya, proses memperhatikan tanda kebesaran Allah dalam diri maupun lingkungan ini akan menjadi jalan menuju keyakinan yang benar dan tidak menyesatkan.

  1. Perintah berobat atau mengambil sebab kesembuhan

Ketika mengetahui dan menyadari diri terkena gangguan mental atau sakit mental maka segeralah berobat. Islam tidak membenarkan seorang muslim untuk mendiamkan kondisi tubuhnya apabila mengetahui dirinya terkena sesuatu berupa sakit atau gangguan mental. Inilah yang membuat self diagnose atau mendiagnosa diri sendiri tidak dibolehkan dalam konsep kesehatan mental dalam Islam.

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa “Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan penyakit dan obatnya. Dan Allah menjadikan obat untuk setiap penyakit. Maka, berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang diharamkan Allah ‘Azza Wajalla.” (H.R. Abu Dawud No. 3874) Proses mencari pengobatan pun harus didasarkan pada kesyar’ian proses pengobatan tersebut. Tak hanya agar cepat sembuh, tetapi juga memperhatikan bagaimana proses pengobatan itu ditempuh. Jangan melupakan Alquran juga sebagai obat yang bisa menyembuhkan beragam penyakit, terutama penyakit hati.

Itu dia ulasan mengenai konsep kesehatan mental dalam Islam yang harus kamu pahami. Sejatinya tak ada aturan dalam Islam yang merugikan bagi diri seorang muslim. Banyak hikmah yang bisa diambil dari tiap aturannya dan layaknya seorang muslim yang meyakini Allah harusnya meyakini juga aturan, perintah, dan laranganNYA.

Baca Juga: Alquran Sebagai Jati Diri Seorang Muslim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp