Adakah Relevansi Niat dengan Pekerjaan yang Dilakukan Sehari-Hari?

Sebagai seorang muslim, niat menjadi sebuah hal mendasar dalam melakukan berbagai hal. Tak terkecuali melakukan pekerjaan sehari-hari, memiliki niat yang lurus ternyata bisa menjadikannya sebuah ibadah meski secara pengelihatan hal yang dilakukan sangat duniawi. 

Islam juga telah memerintahkan penganutnya, yaitu umat Islam untuk menjemput rezeki di muka bumi dengan tujuan agar rezeki tersebut bisa mencukupi diri sendiri dan orang di sekitar. Lalu, dimanakah relevansi niat dengan pekerjaan atau aktivitas harian yang dilakukan? Apakah ada relevansi niat dengan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari? Nah, ini dia ulasannya!

Alquran menganjurkan setiap orang untuk bekerja

Relevansi niat dengan pekerjaan akan dikupas dari penjelasan Alquran terlebih dahulu. Alquran telah mengatur berbagai hal, termasuk mengatur manusia untuk mengusahakan rezeki untuk dirinya sendiri. Dalam Q.S. Al Mulk ayat 15 Allah menjelaskan bahwa “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.“ Ayat tersebut didukung oleh Tafsir Alquran Al adzim 8: 179 “Berusaha mencari jalan rezeki sama sekali tidak bertentangan dengan rasa tawakal yang harus kita yakini.” Hal tersebut menjadi dasar bahwa berusaha meraih rezeki untuk diri sendiri dan orang lain yang menjadi tanggung jawab diri adalah sebuah hal yang dianjurkan oleh Alquran. Allah telah membentangkan bumi dan manusia diminta untuk mengolah dan mencari rzeki di dalamnya.

Hal itulah yang menjadi dasar mengapa seorang manusia diminta bekerja dan bertawakal dengan menata niat sejak awal untuk mengharap pertolongan pada Allah saja. Disitulah relevansi niat dengan pekerjaan yang dilakukan. Dalam Q.S. Al Jumuah Allah menjelaskan “Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Ahli tafsir menafsirkan bahwa kata “karunia” di dalam ayat ini dengan “mencari penghasilan dan berdagang”. Hal tersebut menjadi landasan bahwa Allah memerintahkan kita untuk bekerja dan mencari nafkah tanpa melupakan ibadah.

Posisi niat pada aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan

Posisi niat dalam melakukan berbagai aktivitas berada dan harus ditempatkan di awal sebelum sebuah pekerjaan atau aktivitas dilakukan. Niat ini akan menjadi kunci pembuka apakah sebuah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan olehmu atau oleh orang lain bernilai ibadah atau tidak. Semuanya berawal dari niat dan bagaimana menjalankan atau mewujudkan niat itu menjadi sebuah tindakan atau keputusan. Itulah mengapa niat harus ditata dan diluruskan karena pentingnya relevansi niat dengan pekerjaan yang bisa menjadikan segala amal berbeda penilainnya oleh Allah.

Rasulullah menjelaskan tentang konsep niat dalam sebuah hadist yang bermakna “Sesungguhnya amal kerja itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Hadist itu sangat terkenal dan dijadikan landasan bahwa segala niat dalam mengerjakan berbagai hal harus lurus dan benar. Jika salah niat sedikit saja, maka akibat dari pekerjaan yang dilakukan bisa dinilai berbeda oleh Allah. Jangan lupa, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di bumi ini hanya mengharap penilaian Allah saja. Oleh karena itu, posisi niat disini sangat penting dan harus menjadi kunci yang digunakan di awal sebelum memulai segala sesuatu. Relevansi niat dengan pekerjaan menjadi penting karena sebagai seorang muslim, meluruskan niat di awal pekerjaan seolah menjadi adab dan akhlak yang tertanam dalam diri dan akan menjadi nilai yang didapat hingga pekerjaan selesai dilakukan.

Simpulan

Sesungguhnya pekerjaan harian yang kita lakukan itu bukan sekadar rutinitas harian, di mata Allah pekerjaan harian itu adalah ibadah jika diniatkan sebagai ibadah. Niat yang benar bisa menjadikan rutinitas dan aktivitas akan berubah nilainya di mata Allah. Sesuai sabda Nabi yang sudah disebutkan dalam ulasan di atas. Sertakan niat untuk mengharap rida dan wajah Allah untuk mencari penghasilan dan nafkah keluarga dari sumber yang halal. Itulah mengapa relevansi niat dengan pekerjaan memang nyata adanya, sama seperti tujuan yang ditetapkan sebelum mengerjakan segala sesuatu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp