Alfatihah.com – Banyak cara mengatur keuangan ala Rasulullah yang wajib kamu ikuti untuk mengatur uangmu. Sebagai seorang Nabi, pemimpin, bahkan pengusaha Rasulullah ternyata mengajarkan kita tentang banyak hal, termasuk cara mengatur keuangan yang layak kita jadikan teladan. Lalu, bagaimana cara mengatur keuangan ala Rasulullah? Simak penjelasannya berikut ini!
Cara mengatur keuangan ala Rasululah yang pertama adalah mencatat pengeluaran tiap bulan. Untuk mengetahui jumlah pengeluaran setiap bulan maka mencatat pengeluaran menjadi hal yang penting.
Rasulullah pun mengajurkan umat Islam untuk berhati-hati dalam menggunakan pendapatan bulanan. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Hibban dan Tirmidzi dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda ada empat perkara yang dipersoalkan di hari akhir pada manusia dan tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat sheingga ditanya dengan empat macam, yakni
Keempat hal tersebut akan dipertanya di hari perhitungan nanti. Oleh karena itulah mengatur keuangan ala Rasulullah menjadi pengingat diri agar terhindar dari sifat yang tidak disukai Allah.
Cara mengatur keuangan ala Rasulullah berikutnya adalah menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan. Mengatur uang yang dimiliki dalma satu bulan bisa dilakukan dengan memantau pengeluaran dan pemasukan yang biasa dikeluarkan setiap bulan.
Dalam berbagai pengeluaran yang biasa dilakukan setiap bulan, pasti ada pola yang terlihat dan selalu dilakukan setiap bulan. Bukan hanya pola pengelaurna yang terlihat, kebiasaan pengeluaran yang dilakukan pun bisa terekam apabila rajin mencatat pengeluaran. Inilah mengapa poin pertama dalam cara mengatur keuangan ala Rasulullah dan poin yang paling penting adalah mecatat.
Agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan maka catatlah pengeluaran dnegan baik. Pola 50-30-20 pun bisa dilakukan untuk mengatur keuangan setiap bulannya. Maksud pola 50-30-20 adalah 50% digunakan untuk membeli kebutuhan pokok, 30% untuk kepentingan pribadi, dan 20% untuk menabung.
Pola lainnya juga bisa kamu gunakan, yaitu pola 40-30-20-10. Maksud dari pola tersebut adalah 40% pemasukan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan pribadi atau membayar angsuran (jika ada), 20% untuk tabungan dan dana darurat, asuransi, dan sejenisnya, terakhir 10% untuk sedekah.
Tidak menimbun kekayaan secara berlebih menjadi cara mengatur keuangan ala Rasulullah berikutnya. Meski terkesan baik, menyimpan uang secara berlebihan juga menjadi hal yang kurang baik. Apalagi jika ada anggota keluarga yang pada dasarnya masih butuh bantuan, tetapi tak ada kontribusi yang bisa kamu lakukan.
Konsep menyeimbangan pengeluaran dan pemasukan di poin sebelumnya menjadi lebih aplikatif di poin ketiga ini. Tidak menimbun kekayaan secara berlebih bisa dilakukan agar tetap melihat saudara atau orang yang membutuhkan bantuan. Jadi, pengeluaran yang dianggarkan ada baiknya juga dialokasikan untuk orang lain yang membutuhkan.
Sedekah secara rutin menjadi cara mengatur keuangan ala Rasulullah yang sering dicontohkan oleh beliau, bahkan kebiasaan sedekah Rasulullah diabadaikan dalam sejumlah hadis.
Sebuah hadis yang diriwyatakan oleh Imam Baihaqi “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya: Bersegeralah kamu bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (H.R. Imam Baihaqi) Anjuran ini menjadi sumber dari semangat membagi pemasukan untuk dikeluarkan dalma bentuk sedekah.
Islam pun memberi aturan yang jelas tentang hak uang yang orang lain miliki sebsar 2,5% dari total pemasukan yang kamu dapat. Kemanfaatan sebagian harta yang kamu keluarkan untuk orang lain itu akan terhitung sebagai amal salih yang bisa menjadi sumber pahala untuk bekal akhiratmu. Inilah mengapa cara mengatur keuangan ala Rasulullah menjadi hal yang fundamental dipahami oleh seorang muslim. Bukan hanya sebagai panduan utama, tetapi hikmah pembagian harta yang sangat menyeluruh dan hal ini yang diajarkan oleh syariat Islam, bahkan dalam mengatur keuangan ternyata ada hak orang lain yang harus dikeluarkan.
Berbisnis menjadi hal penting lainnya yang Rasulullah ajarkan dalam ulasan cara mengatur keuangan ala Rasulullah. Anjuran berbisnis ini bisa menjadi kunci dari pemasukan yang nantinya akan kamu kelola untuk memenuhi kebutuhan bulanan.
Anjuran berbisnis Rasulullah sebagai cara mengatur keuangan ala Rasulullah dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad. Rasulullah pernah bersabda “Dianjurkanlah kamu untuk berdagang karena terdapat pintu rezeki di dalamnya.” Anjuran ini semakin terasa relevan dengan kehidupan yang dijalani saat ini, sebab berbisnis bisa kamu jadikan side hustle atau side job yang mendatangkan pemasukan tambahan untukmu.
Tak heran jika saat ini semakin banyak kaum muslimin yang menyadari anjuran dair Rasulullah satu ini dan menjalankan bisnis merkea sambilbekerja di tempat lainnya. Hikmah-hikmah untuk mejalankan bisnis juga bisa kamu ambil dari sikap dan repson Rasulullah selama perjalanan bisnisnya.
Hemat dan menabung adalah kunci dari cara mengatur keuangan ala Rasulullah. Hidup sederhana telah Rasulullah contohkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itulah yang harusnya menginspirasimu dan menginspirasi kaum musimin secara general untuk hidup lebih heat dan lebih banyak menabung.
Mencatat pengeluaran bulanan dan pemasukan yang ada menjadikan pola hidup hemat dan menabung ini semakin mungkin untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sudut pandang lainnya, saat ini kamu dimudhakan dengan berbagai properti keuangan yang bisa kamu pilih untuk membantu upayamu hidup lebih hemat dan lebih banyak menabung.
Hidup secara sederhana sangat berkaitan dengan poin sebelumnya. Kehidupan Rasulullah yang sangat sederhana juga bisa kamu praktikkan untuk memulai hidup lebih sederhana dan lebih banyak menabung.
Gaya hidup ini tidak hanya dilakukan sebagai upaya menyontoh Rasulullah, tetapi juga sebagai upaya mengatur keuangan yang lebih bijak dan mengurangi impulsif.