Ini Dia 6 Cara Mengatur Keuangan Menurut Islam

Seorang muslim pasti menyadari bahwa banyak kewajiban yang harus ditunaikan sebagai amal atau ibadah pada Allah. Dari banyaknya jenis amalan atau ibadah, ada sjeumlah amalan yang mengharuskan seorang muslim untuk menggunakan uang atau hartanya. Pentingnya peran uang atau harta dalam beramal membuat seorang muslim seharusnya melek untuk mengatur keuangan sesuai dengan perintah agama. Nah, untuk membantumu memahami bagaimana Islam mengatur hambanya termasuk mengajarkannya mengatur keungan agar urusan dunia dan akhirat tecukupi. Ini dia 6 tips cara mengatur keuangan menurut Islam!

Mengalokasikan dana untuk Zakat, Infaq, dan Sedekah

Cara mengatur keuangan menurut Islam yang pertama adalah dengan mengalokasikan dana untuk Zakat, Infaq, dan Sedekah. Salah satu dari rukum islam yang wajib ditunaikan oleh seorang muslim adalah Zakat. Zakat sebagai salah satu amalan yang bisa membantu pelakunya menyucikan jiwa dan harta menuntut muslim untuk mengalokasikan hartanya pada amalan ini dalam kurun waktu tertentu. Sementara Infaq dan Sedekah sifatnya sunah, meski sunah kamu juga harus mengalokasikan harta bulanan misalnya, untuk dikeluarkan dalam wujud Infaq atau Sedekah. 

Kenapa seorang mukmin harus mengerti cara mengatur keuangan menurut Islam untuk kepentingan ibadah seperti Zakat, Infaq, dan Sedekah? Alasannya Allah jelaskan dalam Q.S. Ali Imran ayat 92 yaitu “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menfakahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Nah, harta yang kamu alokasikan untuk Zakat, Infaq, dan Sedekah ini dalam konsep tata kelola keuangan syariah termasuk dalam dana wajib ya. Jadi, tiap bulan atau dalam kurun waktu tertentu harus dipetakan harta apa saja dan berapa yang harus dikeluarkan untuk keperluan wajib tersebut (perintah agama).

Meminimalkan utang

Allah memang tidak melarang seorang muslim untuk berhutang atau saling memberikan utang, tetapi alangkah lebih baik jika kamu tidak bermudah-mudahan dalam berhutang. Allah menjelaskan dalam Q.S. Al Baqarah ayat 282 tentang pedoman bagaimana utang piutang itu harus dicatat dan disaksikan oleh orang lain agar tidak lupa dan sebagainya.

Islam juga memerintahkan agar seorang muslim tidak mudah berutang, kecuali dalam keadaan yang darurat atau mendesak. Larangan untuk tidak bermudah-mudahan dalam berutang juga merupakan sebuah langkah pencegahan dari tindakan saling menuntut yang biasa dilakukan orang yang memberikan utang pada orang yang berutang karena tidak segera membayar hutang sesuai akad. Hal sebaliknya juga ditakutkan terjadi pada pemberi utang karena malah dinilai hingga dituntut karena kurang sabar, dsb, sebab orang yang berhutang berulang kali ditagih pemilik hutang. Oleh karena itulah islam menjaga peganutnya agar tidak bermudah-mudahan dalam berhutang karena ditakutkan terjadi saling tuntut. Hal tersebut juga merupakan tindakan preventif dari Allah agar hambaNYA memahami cara mengatur keuangan menurut Islam.

Menyusun tujuan keuangan yang sesuai dengan ajaran islam

Memetakan harta atau uang yang dimilki untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan pahalanya lebih besar adalah hal yang harus dilakukan seorang muslim. Tak hanya untuk kepentingan sesaat atau duniawi saja, tetapi ibadah-ibadah wajib yang membutuhkan persiapan dan kesiapan harta harus diupayakan. Haji sebagai ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang mukmin sebagai salah satu rukun iman adalah hal yang harus diupayakan dengan menyusun tujuan keuangan yang sangat spesifik untuk berhaji.

Menggunakan produk-produk keuangan dengan prinsip syariah

Cara mengatur keuangan menurut Islam berikutnya adalah menggunakan produk-produk keuangan dengan prinsip syariah. Berbagai produk keuangan syariah seperti tabungan syariah, deposito syariah, reksa dana syariah, dan lainnya adalah pilihan yang bisa kamu pilih untuk mengatur keuangan atau harta yang kamu miliki sesuai dengan aturan Islam. Tak hanya makanan saja yang harus halal, harta yang kamu kelola juga harus halal pengelolaannya, sebab dari harta itulah akan terpenuhi kebutuhan lain yang memenuhi tubuh bahkan masuk ke aliran darahmu. Jadi, pastikan bahwa harta yang kamu miliki sudah dikelola atau dialokasikan pada produk keuangan yang syari sesuai aturan Islam.

Biasakan pola hidup sederhana dan tidak konsumtif

Rasulullah SAW adalah sebaik-baik teladan untuk meniru cara mengatur keuangan menurut Islam atas harta yang kamu miliki. Beliau adalah sosok yang sangat sederhana walaupun secara materi berkecukupan. Dari sekian banyak harta yang dimilikinya, harta tersebut sebagian besar digunakan untuk menyebarkan dakwah Islam dan membantu orang yang membutuhkan. 

Dengan mencontoh beliau yang sangat sederhana dalam menjalani hidup, kamu bisa lebih berhemat dan mengalokasikan harta yang kemu miliki untuk kekepentingan lain yang lebih mendesak seperti membantu orang lain yang membutuhkan hingga mengeluarkan Zakat, Infaq, dan Sedekah untuk mereka. Allah menjelaskan pada seluruh umat Islam bahwa cara mengatur keuangan menurut Islam itu dengan tidak berlebih-lebihan, sebab hal itu bukanlah ciri seseorang yang mengamalkan ajaran Islam. Hal tersbeut Allah jelaskan dalam Q.S. Al A’raf ayat 31 “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Menyiapkan dana darurat

Sama seperti konsep mengatur keuangan secara umum, dana darurat juga harus disiapkan. Menyisihkan sebagian harta untuk disimpan sebagai dana darurat adalah upaya jangka panjang untuk menjaga nilai dan kemanfaatan uang atau harta yang dipunya. Jangan lupa untuk memilih lembaga keuangan syariah untuk menempatkan dana darurat. Kamu bisa memilih mengunakan lembaga yang bisa menyimpan tabungan secara syariah  atau memilih asuransi yang syari. Hal tersebut dilakukan karena dalam menjalani kehidupan kita tidak pernah tahu akan terjadi hal kurang nyaman apa di masa depan. Jadi, menyiapkan dana darurat sejak dini akan membantumu menjaga diri di masa yang akan datang.

Itu dia ulasan 6 cara mengatur keuangan menurut Islam. Dari keenam cara tersebut, langkah teknis untum mengaplikasikannya ke kondisi keuangan perlu telaah lebih dalma lagi ya. Sebab, kondisi keuangan steia orang berbeda-beda, jadi jangan dipaksakan apabila belum bisa memaksimalkan seluruh cara mengatur keuangan menurut Islam yang dibahas disini. Kalau boleh tahu, kamu sudah menerapkan cara yang mana nih?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp