5 Ketentuan Membayar Fidyah yang Harus Dipahami

Saat seorang tidak bisa melakukan puasa Ramadhan dan tidak bisa menggantinya dengan ibadah yang sama, maka wajib membayar fidyah. Islam sudah memiliki ketentuan membayar fidyah yang sesuai dan tepat.

Jika ingin membayar fidyah namun belum tahu ketentuannya, maka simak penjelasan yang akan diberikan. Pada artikel ini akan diberikan daftar ketentuan yang terdiri dari lima poin berbeda. Apabila penasaran dengan ketentuan tersebut, lihat detail berikut:

1. Dilakukan Karena Alasan Tertentu

Pembayaran fidyah ini bisa dilakukan jika ada alasan tertentu. Alasan utamanya adalah saat seseorang tidak bisa mengganti puasa yang wajib dikerjakan. Fidyah adalah opsi solusi lain jika tidak bisa puasa sampai ramadhan selanjutnya tiba.

Terkadang penyebab muslim tidak bisa melakukan puasa Ramadhan adalah sakit, haid, nifas, dan yang lainnya. Jika kondisinya sakit dan tidak memungkinkan menggantinya dengan puasa meski Ramadhan selesai, maka fidyah bisa dijadikan jalan.

Jadi membayar fidyah ini bisa dilakukan jika sudah mengalami kondisi-kondisi tersebut dengan tujuan menggantinya. Sedangkan jika tidak dalam kondisi tersebut, maka seorang muslim tidak bisa dikatakan membayar fidyah.

Informasi ini tentu harus dipahami dengan baik. Jika memang tidak dalam kondisi wajib membayar fidyah, maka fidyah yang diberikan hanya berarti sebagai sedekah. Jadi, pastikan untuk paham dengan klasifikasinya secara detail.

2. Dilakukan oleh Orang Tertentu

Kemudian untuk ketentuan membayar fidyah yang lainnya adalah dilakukan oleh orang tertentu. Jadi tidak semua kelompok bisa mengganti puasa Ramadhan dengan fidyah. Ada golongan tertentu yang diperbolehkan melakukannya dalam Islam.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa hal ini juga diatur sedemikian rupa. Agar proses pembayaran fidyah tidak salah langkah, maka detail ini juga harus diperhatikan dengan baik. Simak kelompok orang yang bisa membayar fidyah berikut:

  • Orang yang sakit parah.
  • Orang tua yang sudah renta.
  • Seseorang yang menunda qadha puasanya.
  • Ibu hamil atau yang sedang menyusui.
  • Orang yang sudah meninggal dengan beberapa ketentuan tertentu.

Jadi lima kelompok ini bisa membayar fidyah karena meninggalkan puasanya. Ada alasan-alasan jelas dari orang-orang tersebut sehingga pembayaran fidyah bisa dijadikan solusi. Hal ini dikatakan sah asal mengikuti ketentuan lainnya.

Sedangkan jika tidak masuk dalam kelompok tersebut, maka membayar fidyah tidak diperbolehkan. Alasannya karena orang yang tidak masuk dalam kelompok tersebut adalah orang yang mampu melaksanakan puasanya sampai selesai.

3. Ada Besaran Tertentu yang Harus Dibayarkan

Proses pembayaran fidyah ini juga harus dilakukan dengan besaran tertentu. Untuk ketentuannya sendiri ada pandangan berbeda menurut ulama terdahulu. Hal ini menjadi acuan pelaksanaannya sampai sekarang.

Menurut Hanafiyah, besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah 2 mud. Nilai ini jika dikonversi akan sesuai dengan 1,5 kg makanan pokok di suatu negara. Jadi untuk Indonesia besarannya sama dengan 1,5 kg beras.

Sedangkan menurut Imam Syafi’i dan ketentuan Imam Malik, nominal besaran fidyah yang harus dilakukan adalah 1 mud atau sekitar 675 gram. Ketentuan ini juga mengacu pada makanan pokok Indonesia, yang dalam hal ini adalah beras.

Pembayaran fidyah bisa dilakukan dalam bentuk uang. Nantinya, besaran uang akan disesuaikan dengan harga dari beras yang harus diberikan. Indonesia melalui BAZNAS sudah mengatur besaran uang untuk fidyah senilai Rp60.000 per hari per orang.

4. Diberikan kepada yang Membutuhkan

Islam juga sudah mengatur siapa yang bisa menerima pembayaran fidyah. Jadi sebenarnya ada beberapa kelompok yang bisa dijadikan tujuan pendistribusian fidyah ini. Jika ingin tahu, simak daftar kelompok orang berikut ini:

  • Orang miskin.
  • Orang fakir.
  • Anak yatim.
  • Janda. 
  • Orang tua renta.
  • Budak.
  • Hamba sahaya.

Delapan kelompok orang ini bisa dijadikan tujuan pemberian fidyah. Golongan yang paling disarankan adalah orang miskin dan orang fakir. Sedangkan untuk golongan yang lain masih harus disesuaikan dengan kondisi finansialnya.

Misalnya untuk janda, tidak semua bisa menerima fidyah. Jika janda yang dimaksud memiliki kecukupan ekonomi dan mampu memenuhi kehidupan sehari-harinya, maka janda ini bisa dikatakan sebagai orang yang tidak berhak.

Hal ini juga berlaku untuk kelompok lain yang sudah diberikan dalam daftar di atas. Karena sudah ada ketentuan ini, maka proses penyaluran fidyah harus dipertimbangkan dengan baik. Tujuannya adalah agar yang menerima benar-benar membutuhkan.

5. Ada Tata Cara untuk Melakukan Fidyah

Pembayaran fidyah juga harus disesuaikan dengan tata cara yang sesuai. Pertama tentu harus mengucapkan niat yang sesuai. Kemudian proses pendistribusiannya bisa dilakukan baik berupa uang atau beras.

Jika dalam bentuk uang, maka bisa diserahkan ke kelompok yang membutuhkan. Sedangkan jika diberikan dalam bentuk beras, maka bisa diberikan langsung atau dimasak terlebih dahulu. Kemudian didistribusikan ke pihak yang sesuai aturan.

Daftar ketentuan membayar fidyah yang sudah diberikan tersebut tentunya bisa dijadikan panduan. Pastikan untuk memahami semua aspeknya dengan baik agar tidak ada hal yang salah saat melakukan pembayarannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp