Kemudahan mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahun kadang membuat seorang muslim lalai dari proses menyaring informasi. Ghazwul Fikr atau perang pemikiran ternyata menjadi nyata di era digital saat ini. Paham-paham barat yang ditelan mentah-mentah oleh umat Islam kini banyak yang telah meracuni fokus hidup muslim dan muslimat. Isme-isme yang ditawarkan oleh dunia barat ternyata menjadi ilmu yang menyilaukan umat Islam dan mematikan nalar kritis sebelum mengadopsinya. Lalu apa sebenarnya Ghazwul Fikr atau perang pemikiran itu dan bagaimana bentuknya dalam keseharian kita? Ini dia ulasan tentang Ghazwul Fikr atau perang pemikiran yang perlu kamu tahu!
Pada dasarnya Ghazwul Fikr atau perang pemikiran adalah sebuah istilah yang terbentuk dari dua kata yaitu ghazwah dan fikr. Ghazwah artinya serangan dan fikr artinya pikiran, dua kata ini menjadi sebuah frasa yang bermakna perang pemikiran atau invasi intelektual oleh orang-orang yang membenci Islam pada umat Islam dengan berbagai jalan dan bentuk serangan. Tujuan dari serangan ini adalah perubahan pola pikir dan sikap seorang muslim untuk perlahan mengikuti pemikiran dari musuh Islam atau isme-isme yang ditawarkan. Tujuan jangka panjang dari Ghazwul Fikr yang sering tak disadari umat Islam adalah kehancuran umat. Naudzubillahi min dzalik.
Berbagai peperangan di masa lalu telah membuktikan bahwa umat Nabi Muhammad bukanlah umat yang takut akan kematian ketika berjuang memerangai kebatilan atau keburukan. Kematian adalah awal dari kehidupan baru dan hal itu yang tidak bisa dipatahkan oleh musuh Islam. Mengetahui hal itu, musuh kaun muslimin akhirnya berubah siasat untuk perlahan menghancurkan umat dengan cara menjajah pemikiran atau menginvasi intelektual umat lewat beragam cara.
Invasi pemikiran atau perang pemikiran ini pertama kali dilakukan oleh Napoleon Bonaparte (Prancis) saat menaklukkan Mesir sebagai awal sejarah dimulainya perang yang menyerang pikiran umat Islam. Bentuk penyerangannya dimulai dari menyerang konsep peradaban, falsafah, aqidah, hingga pemahaman dan pengalaman agama yang benar dari umat.
Berbagai sendi kehidupan umat Islam juga dilumpuhkan lewat tiga hal pertama, pendangkalan pemahaman ajaran agama (Tasykik). Kedua, pengaburan fakta kebenaran yang disampaikan oleh ajaran islam (Tasywih). Ketiga, menghilangkan kepribadian dan marwah serta harga diri yang menjadi identitas Islam (Tadzwib). Terakhir dengan cara membuat umat Islam secara perlahan keluar dari agama karena mengikuti cara hidup bangsa barat, menganut paham mereka, dan usaha westernisasi (Taghrib).
Tak hanya 3 bentuk Ghazwul Fikr atau perang pemikiran itu saja yang harus diperhatikan, kamu juga harus tahu bahwa penjajahan pemikiran juga telah mengalihkan umat Islam dari fokus ibadah menjadi fokus terhadap dunia atau wahn (cinta dunia, takut mati). Istilah 3F atau 5F biasa dikenal untuk menyingkat food, fashion, and fun yang bermakna makanan, mode, dan hiburan atau hidup penuh kesenangan.
Ketiga hal tersebut sejatinya menjadi salah satu wujud nyata dari perang pemikiran yang jika dijelaskan lebih lanjut, maka akan menunjukkan kondisi umat Islam saat ini. F yang pertama yaitu Food (makanan). Food adalah konsep yang menjajah pikiran muslimin bahwa hidup tujuannya hanya untuk makan atau mengenyangkan perut saja, belum lagi kemudahan pesan antara makanan yang saat ini dipenuhi diskon dan promo. Hal tersebut semakin mengaburkan fokus umat Islam dan menghabiskan waktu hidup mereka untuk memenuhi nafsu perut. F yang kedua yaitu Fashion (mode). Tak hanya lewat makanan saja umat Islam perlahan dikaburkan fokusnya dari mengurusi urusan akhirat, tapi juga mereka dipaksa update dengan model baju terkini yang semakin menunjukkan aurat muslimah maupun muslim. Hal yang seharusnya tidak terlalu menjadi fokus seorang mukmin, apalagi Allah tidak melihat apa yang dipakai hambanya, tapi Dia melihat takwa yang ada dalam diri seorang hamba.
Kini, dengan mudah kita lihat muslim dan muslimah yang menumpuk banyak baju dan konsumtif apabila ada model baju baru yang sedang tren Hal itu menghabiskan banyak sumber daya hidupnya mulai dari waktu, tenanga, dan harta. F yang ketiga yaitu fun, makan fun disini akan hidup umat Islam didesain perlahan menjauh dari ketaatan dan hanya bertujuan untuk mencari kesenangan saja. Berbagai hiburan dihadirkan untuk mencemari pikiran kaum muslimin, mulai dari hiburan malam, konser musik, peyanyi pria dan wanita yang tampan dan cantik, tren joget di media sosial, hingga hiburan-hiburan yang jauh dari syariat Islam. Seolah hidup dengan mewah, penuh makanan, dan hiburan adalah tujuan dari hidup di dunia yang senang dan tenang. Konsep yang salah dan sudah terjadi di kalangan kaum muslimin saat ini.
Padahal Islam telah memberikan banyak sekali teladan dari hidup para sahabat Nabi, maupun kisah ornag-orang salih yang bisa dicontoh saat ini. Sayangnya, kisah-kisah mereka tak sampai di beranda pencarian media sosial muslimin dan muslimat, sehingga idola yang salah banyak dijadikan role model.