Meneladani Kisah Abu Qilabah, Salah Satu Sahabat Rasulullah SAW Paling Sabar 

Alfatihah.com – Abu Qilabah merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang memiliki nama asli Abdullah bin Zaid al-Jarmi. Abu Qilabah juga merupakan seorang perawi yang banyak meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik. Beliau berasal dari kota Bashrah dan wafat di Syam pada tahun 104 H.

Kisah Teladan Abu Qilabah

Diceritakan pada kitab ats-Tsiqot, Abu Qilabah merupakan sosok yang sangat sabar meskipun memiliki beban hidup, tetapi Beliau selalu menghadapinya dengan sabar, syukur, dan selalu memuji Allah SWT. Memiliki sikap yang sabar, selalu bersyukur, dan selalu memuji Allah membuat Abu Qilabah mendapatkan surga dari Allah SWT. 

Abu Qilabah meninggalkan Bashrah tempat beliau lahir bersama sang anak dan berpindah ke Syam dikarenakan Beliau tidak mau diberi jabatan Qadi oleh sang raja. Dikisahkan oleh Abdullah bin Muhammad, dimana saat itu ia sedang menuju tepi pantai untuk memantau musuh, ia menemukan sosok orang tua tanpa tangan dan kaki. Yang dimaksud dalam kisah tersebut adalah Abu Qilabah, ketika dalam perjalanan menuju Syam, di hamparan padang pasir Abu Qilabah yang sudah berumur tua tersebut mendapatkan musibah yang dimana menyebabkan Beliau kehilangan tangan dan kakinya. Selain itu, Beliau juga memiliki pendengaran yang sudah lemah dan penglihatan yang rabun dan hanya bisa mengandalkan lisannya sebagai alat bantu untuk bertahan hidup. Beliau memanfaatkan lisan tersebut untuk berdoa, doa yang dipanjatkan adalah sebagai berikut : 

اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَنْ أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ ، وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ من خَلَقْتَ تَفْضِيلا

“Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu, hingga aku dapat menjalankan rasa syukurku atas nikmat-nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.” 

Abdullah bin Muhammad sangat takjub dan memilih untuk mendatangi Abu Qilabah dan menanyakan terkait mengapa Beliau memanjatkan doa seperti itu dikala musibah yang diterima. Lalu Beliau menjawab “Tak kau lihatkah yang sudah diperbuat Tuhanku kepadaku? Demi Allah, jikalau Ia mengirim petir kepadaku hingga membakar tubuhku, atau menggerakkan gunung-gunung untuk menindihku hingga meleburkan badanku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk melenyapkan tubuhku, oleh karena semua itulah, yang membuat aku senantiasa bersyukur kepada-Nya. karena Ia sudah kasih nikmat kepadaku berupa lisanku ini.”

Jika kita semua berada dalam keadaan seperti yang dialami oleh Abu Qilabah, pasti kita akan selalu bersedih dan terus menyalahkan keadaan tanpa pernah kita menyadari bahwa Allah SWT masih memberikan kita kenikmatan lainnya diatas penderitaan yang kita alami. Hal tersebut menyadarkan kita bahwa kita harus mensyukuri dan selalu bersikap sabar atas segala kehendak yang telah ditetapkan oleh Allah dan selalu percaya bahwa Allah SWT adalah sebaik-baiknya perencana dan Allah SWT tahu yang terbaik bagi seorang hamba-Nya. 

Baca Juga : Kisah Nuaiman: Sahabat Nabi yang Kocak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp