Alfatihah.com – Saat ini banyak pengguna Instagram yang menyebarkan konten-konten positif yang berisi ajakan untuk menulis jurnal memahami Alquran atau tren Quran journaling. Konten tersebut tak hanya untuk teman-teman yang sudah rajin dalam memaknai Alquran, tetapi juga untuk teman-teman di Instagramnya yang masih berusaha memperbaiki diri.
Ekosistem ini semakin positif dan berkembang, sebab semangat dakwah Islam semakin masif terlihat di media sosial. Lalu, bagaimanakah sebenarnya perkembangan tren Quran Journaling dan penyebaran konten kebaikan di media sosial?
Tren Quran Journaling ini menjadi sebuah tren baru yang cenderung tidak mudah hilang, sebab tren positif semacam ini seringkali mampu bertahan lebih lama dibanding tren musiman yang cenderung hanya menjadi hiburan. Tren positif semacam tren Quran Journaling ini menjadi sebuah efek domino baru bagi pengguna media sosial untuk mengaktualisasi diri dalam memahami Alquran.
Tak seperti tren hiburan sebelumnya yang seringkali terus berubah, sebab lagu dan gaya menari yang berbeda membuat tren juga terus berubah. Kejenuhan pengguna media sosial dengan tren tak bermutu, tak berguna, dan hanya bertahan beberapa waktu saja membuat perkembangan tren positif seputar kehidupan sosial hingga keagamaan menjadi tren yang lebih bertahan lama dibanding dengan tren musiman nir manfaat.
Tak hanya tren positif saja yang kini semakin berkembang, upaya para pemengaruh atau influencer untuk memberikan tantangan seputar produktivitas dan gerakan kebaikan juga meningkat. Beberapa bulan yang lalu saja sejumlah pemuda yang iseng membersihkan saluran air yang kotor menjadi inspirasi bagi sesama dan saat ini perkembangan cakupan saluran air yang harus mereka bersihkan hingga peluang kerjasama dengan beragama pihak menjadi semakin luas. Tak hanya untuk meraih engagement saja, anak-anak muda saat ini ternyata jauh lebih banyak yang menyukai tren positif daripada tren negatif.
Meski di sisi lain tren musiman yang hanya bertujuan sebagai hiburan masih lebih banyak muncul daripada tren positif, tetapi kecenderungan pengguna media sosial untuk berubah menjadi baik dari waktu ke waktu semakin banyak. Mengikuti tren Quran Journaling yang perlahan makin banyak diikuti orang menjadi katalis positif konten di media sosial yang sering memunculkan konten entertainment daripada edukasi.
Tren Quran Journaling pada dasarnya muncul dari para influencer keagaamaan yang sering membagikan ruitnitas hariannya. Para influencer itu sering membagikan rutinitas hariannya untuk mecatat hasil kajian atau kelas tafsir Alquran yang diikuti, termasuk pengetahuan mereka tentang makna ayat Alquran yang dihafal.
Pada dasarnya hal tersebut ada di dalam ajaran Islam sebagai sebuah kebiasaan positif yang seharusnya muslim lakukan dalam rutinitas hariannya. Dalam sebuah hadis terdapat penjelasan mengenai kebiasaan orang-orang salih terdahulu yang rajin mempelajari Alquran dan maknanya. “Dari Abi Abdurrahman As Sulami, beliau berkata, “Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membacakan Alquran kepada kami, menceritakan bahwa mereka biasa membaca sepuluh ayat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mereka tidak melanjutkan sepuluh ayat berikutnya sampai mereka memahami ilmu dan amal yang terkandung dalam sepuluh ayat tersebut. Mereka berkata, “Kemudian kami belajar ilmu dan amal dari ayat-ayat tersebut.””” (H.R. Ahmad) Hadis tersebut menjadi sebuah bukti bahwa sahabat Nabi pada zaman dahulu juga rutin melakukan kajian ayat Alquran, mulai dari memahami artinya hingga mengetahui amal mana yang harus dilakukan berdasarkan ayat yang sedang dipelajari.
Akhirnya, tren Quran Journaling ini mejadi sebuah katalis positif dari keringnya media sosial akan tren positif keagamaan. Semoga banyak dari kita yang mengetahui tren tersebut menjadi terinspirasi dan mengikuti tren tersebut. Barakallahu fikum.
Baca Juga: Hukum Seorang Muslim Membaca Cerita Fiksi, Boleh Tidak Sih? Ini Dia Jawaban Ulama!