
Alfatihah.com – Dalam hidup bermasyarakat, mengetahui suatu kejadian atau informasi yang ada terkait kehidupan tidak jarang didengar dari mulut ke mulut. Penyampaian suatu kejadian atau informasi dari mulut ke mulut tidak bisa dijamin kebenarannya 100%, kita tidak mengetahui bagaimana sifat dan apa niat dibalik orang tersebut memberikan informasi kepada orang lain. Memang benar kita tidak boleh suudzon dan tidak perlu ragu untuk memastikan kebenaran informasi yang didapat dari mulut ke mulut tersebut, hal tersebut dilakukan untuk menghindari kita percaya terhadap hal yang tidak benar yang jatuhnya adalah fitnah yang dapat mengundang dosa bagi kita sendiri ataupun juga orang lain. Perlunya menerapkan tabayyun dalam islam adalah untuk menghindari hal-hal buruk diatas. Lalu apa sebenarnya makna tabayyun dalam islam?
Dalam islam mengonfirmasi suatu kejadian yang kita tidak tahu kebenarannya dengan orang yang bersangkutan serta menganalisis kebenaran kejadian disebut dengan tabayyun. Tabayyun merupakan salah satu tindakan yang ada dalam ajaran islam dan menjadi solusi terkait masalah diatas dari zaman dahulu. Tabayyun sangat dibutuhkan apalagi informasi yang beredar atau tersebar berpotensi menimbulkan konflik dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan dari tabayyun dalam bermasyarakat sendiri adalah kita mendapatkan informasi yang akurat dan mendapatkan kesimpulan yang lebih bijak dan lebih tepat tanpa menghakimi sesuai dengan kebutuhan dan keadaan di masyarakat.
Seperti dalam firman Allah SWT yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Dalam firman Allah SWT tersebut dengan jelas Allah menyuruh kita untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menerima informasi atau berita yang kita belum tau kebenarannya agar tidak menimbulkan pertikaian atau hal buruk lainnya dan tidak akan menimbulkan rasa menyesal pada diri kita apabila kita menyebarkan berita yang kita tidak tahu kebenerannya.
Dan juga firman Allah SWT yang lainnya yang berbunyi :
وَ لاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ , إِنَّ السَّمْعَ وَ الْبَصَرَ وَ الْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Artinya : “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS al-Isrâ’ [17]: 36).
Dalam ayat diatas disebutkan bahwa Allah menghimbau kita untuk tidak mengikuti hal yang kita tidak ketahui kejelasannya, karena segala hal yang kita lakukan akan dipertimbangkan dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Dua ayat diatas mempunyai makna dan maksud yang sama dan saling melengkapi, dimana kita harus berhati-hati atas suatu hal yang tidak kita ketahui kejelasan dan kebenarannya, dan jangan sesekali bertindak gegabah akan suatu hal yang tidak jelas karena segala hal yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Maka dalam islam ada istilah tabayyun yang sangat dibutuhkan dan harus kita lakukan ketika kita mendapat berita yang belum diketahui jelas kebenarannya dan kita harus berhati-hati dalam mengambil tindakan akan hal tersebut agar kita tidak kesusahan ketika dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Baca Juga : Wajib Tahu! Berikut 4 Cara Meredam Amarah Menurut Islam