![Cara Memperoleh Promo di Dealer Toyota Kota Batam](https://alfatihah.com/wp-content/uploads/2025/02/Cara-Memperoleh-Promo-di-Dealer-Toyota-Kota-Batam-1.png)
Alfatihah.com – Tentu banyak dari kita yang sudah tidak asing dengan sejarah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan mehmed II atau kita lebih mengenalnya dengan nama Muhammad Al Fatih.
Lalu bagaimana Konstantinopel dapat ditaklukan?
Apa strategi yang digunakan oleh Muhammad Al Fatih dalam penaklukkan Konstantinopel?
Untuk lebih lengkapnya, simak artikel di bawah ini!
Konstantinopel atau dikenal Bizantium sebelumnya adalah ibukota dari kekaisaran Romawi Timur. Pada abad pertengahan Konstantinopel menjadi kota yang palin penting karena letaknya yang strategis dalam perekonomian maupun politik dunia, yaitu terletak di antara benua Asia dan benua Eropa serta dibelah oleh selat Bosporus.
Banyak alasan kuat yang menjadikan Muhammad Al Fatih ingin menaklukkan Konstantinopel. Dinasti Utsmani ingin menguasai perdagangan internasional di kawasan Konstantinopel, meruntuhkan dominasi Romawi Timur di daerah Timur Tengah, serta ingin mempertegas kekuatan Islam di kawasan internasional.
Beberapa strategi pertempuran digunakan oleh Muhammad Al Fatih dalam penaklukan Konstantinopel, pengepungan dilakukan di darat, laut maupun bawah tanah. Pengepungan di darat dilakukan di sekitar benteng Konstantinopel, sedangkan pengepungan di laut berlangsung di perairan Tanduk Emas, juga penggalian terowongan bawah tanah untuk menghancurkan struktur benteng Konstantinopel.
Meski sudah melakukan pengepungan selama berminggu-minggu, benteng pertahanan Konstantinopel belum bisa ditembus. Akan tetapi Utsmaniyah berhasil membangun aliansi dengan negara-negara Islam lainnya dan berhasil memotong rute pasokan dari laut maupun darat yang membuat pasukan Bizantium terjepit dalam keadaan sulit.
Untuk melakukan penyerangan Muhammad Al Fatih menyiapkan 150.000 pasukan terlatih dan sekitar 400 pasukan armada laut. Menggunakan persenjataan lengkap, salah satunya meriam Basilika yang dibuat dengan teknologi terbaru saat itu.
Meriam Basilika ditembakkan ke tembok- tembok pertahanan Konstantinopel yang dulu dianggap tak terkalahkan justru dengan mudah dihancurkan dan membuka jalan untuk pasukan Utsmaniyah masuk ke wilayah kota. Penaklukan Konstantinopel dimulai 6 april 1453 sampai 29 mei 1453, sekitar 50 hari pengepungan.
Saat penyerangan darat dapat terjadi ternyata ada masalah saat akan melakukan penyerangan di laut, hampir seluruh perairan selat Bosporus dipasang rantai-rantai bawah laut untuk menghalangi kapal masuk wilayah tersebut. Melihat hal itu Muhammad Al Fatih memutuskan untuk memindahkan kapal perang melalui jalur darat.
Kapal-kapal tersebut diolesi dengan lemak hewan dan diluncurkan dari bukit yang berada di sekitar selat Bosporus hingga sampai ke tepi pantai Marmara. Hanya dalam semalam, sekitar 70 kapal perang berhasil memasuki wilayah Konstantinopel dan melakukan serangan secara total ke jantung pertahanan Konstantinopel.
Meskipun Konstantinopel memiliki pertahanan yang kuat, terdapat kelemahan dalam sistem pertahanan yang berhasil dimanfaatkan oleh Utsmaniyah dalam penaklukan Konstantinopel saat itu, seperti tembok yang rusak dan kekurangan pasukan.