Seorang Wanita Itu Diberdayakan Bukan Diperdayai!

ALFATIHAH.COMSeorang wanita memiliki kelebihan tertentu, walau terkadang mereka disebut lemah tidak sekuat seorang lelaki. Barangkali secara fisik betul, tetapi sebetulnya wanita memiliki kapabilitas yang besar, apa lagi saat wanita menjadi seorang ibu. Dia sanggup meredam capek dan lemas sepanjang 9 bulan saat si buah kesayangan masih dalam kandungan, dia mempertaruhkan nyawa saat anaknya akan lahir ke dunia.

Wanita sebagai perhiasan dunia yang di sebelahnya terdapat harta dan tahta, karena sangat berharganya dia dalam sebuah kehidupan. Tetapi, wanita sering dipandang lemah, walau sebenarnya sekarang peranannya makin merambah di bermacam sektor.

Lebih jauh, wanita ialah seorang ibu untuk anak-anaknya. Di mana ibu memiliki banyak peranan untuk kehidupan anaknya, dimulai dari memiliki kandungan sampai memperbesar dan mendidik anaknya.

 Diperdayakan, Bukan Diperdaya

Dari umur remaja sampai beranjak dewasa, banyak para wanita yang kerap kita saksikan jadi korban, entahlah kekerasan fisik atau psikis. Dikutip Kompas.com (6/3/2020), Komisi Nasional Anti Kekerasan pada Perempuan (Komnas Perempuan) menulis sekitar 431.471 kasus kekerasan pada wanita terjadi sejauh 2019.

Jumlah itu naik sejumlah 6 % dari tahun awalnya, yaitu 406.178 kasus. Ini memberikan masih ada perlakuan kurang terpuji pada golongan udara, walau telah banyak wanita yang telah berkemajuan dengan peranannya di beberapa sektor.

Wanita memang seharusnya kita berdayakan, karena tentunya tiap pada mereka memiliki talenta ketertarikan yang kemungkinan menjadi modal untuk manfaat dianya dan warga.

Mendayagunakan mereka dengan memberi peluang untuk mempertajam ketrampilan sebagai langkah yang baik pada perlakukan golongan udara, apa lagi di jaman digital saat ini, beberapa wanita dapat lakukan suatu hal dari rumah.

Entahlah sebagai penjual di toko online, maupun yang lain, sepanjang masih juga dalam koridor yang searah dengan hukum agama dan negara. Walau saat ini kerap kita temui, beberapa wanita jualan apa saja di sosial media, dari kosmetik sampai makanan. Tetapi, kadang dalam realitas hidupnya, masih ada penekanan batin. Tidakkah wanita itu memiliki hati yang lembut dan peka? Karena itu mereka gampang sekali baper (bawa perasaan) walau cuma menyaksikan drama korea (drama korea).

Kita sebagai lelaki (suami), harus pintar dalam menjaga hati seorang wanita (istri). Karena kadang mereka tidak sama, apa yang mereka sebut dengan yang mereka pikir, kemungkinan teka-teki paling besar seorang lelaki ialah menebak hati wanita.

Maklum, mereka umumnya inginnya di pahami, seperti bait lagu dari Ada Band. Lewat tutur lembut dan laku agung, Karena wanita ingin dimengerti, Manjakan ia dengan kasih-sayang. Seperti itu juga Rasulullah dalam berlaku pada istrinya, saat sedang geram ke Aisyah, beliau berbicara, “Tutuplah matamu!” Selanjutnya Aisyah tutup matanya dengan rasa kuatir, cemas dimarahi Rasulullah.Nabi berbicara, “Mendekatlah!” Ketika Aisyah merapat, Rasulullah selanjutnya merengkuh Aisyah sekalian berbicara, “Humairahku, sudah pergi marahku sesudah merengkuhmu.”

Benar-benar mulia adab Nabi Muhammad SAW dalam perlakukan istrinya, kita juga (sebagai suami) semestinya dapat mencontohnya. Tidakkah suami yang baik ialah mereka yang baik pada istrinya? Dalam hadits, Rasulullah bersabda;

“Orang mukmin yang paling prima imannya ialah yang terbaik adabnya. Lelaki yang terbaik antara kalian ialah yang terbaik pada istrinya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Wanita, wanita, istri, apa saja sebutannya, mereka seharusnya kita menghargai, bukan justru memperdayaiinya. Kadang kita kerap menyaksikan beberapa anak muda (wanita) yang kerap jadi korban muslihat, saat mereka merajut hubungan dengan lawan jenis, sebutlah saja kekasihan.

Sebenarnya, menjalin cinta banyak mudharatnya daripada faedahnya, tetapi kadang golongan muda tidak menghiraukan hal tersebut untuk obsesi tertentu, termasuk nafsu. Maka tak heran agama larang hal itu, banyak sebagai korban hati sampai masa datang atau bahkan juga nyawa.c

Semua karena memperdayai keduanya, memang tidak semua lelaki melakukan hal itu, tetapi kadang wanita lah sebagai korban, terhitung korban perasaan.

Oleh karena itu, angka tingkat kekerasan pada wanita di atas sebagai data yang dapat kita jadikan renungan serta lebih perlakukan kaum hawa secara baik lagi. Allah berfirman terkait bagaimana semestinya memperlakukan kaum perempuan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata”(QS. An Nisa [4]: 19).

Karena itu, sudah seharusnyalah kita melakukan perbuatan baik ke mereka (wanita), tidakkah kita tercipta dari kandungan seorang ibu? Wanita selayaknya kita berdayakan, dimana mungkin dengan kekuatan yang mereka punyai bisa bermanfaat untuk dianya sendiri dan orang lain.

Tidak sepantasnya kita memperdayaiinya, karena tanpa mereka kemungkinan kita tidak lahir ke dunia. Saat ada bisikan jahat yang ke arah pada kekerasan pada wanita atau hal jelek yang lain, bagusnya kita ingat ibu kita, kemungkinan dengan itu kita dapat hapus hati atau niat tidak bagus itu.

Wanita Jaman Now

Pemahaman wanita cuma di dalam rumah saja, yang dekat dengan dapur juga sekarang telah tergerus. Saat ini, ia memiliki aktivitas atau peranan yang hampir serupa dengan lelaki.

Tidak cuma masalah masak, dan rias, ia bisa juga memproses satu instansi bahkan juga perusahaan, banyak juga yang mengusai dalam merias (membenahi) satu permasalahan, bukan hanya merias muka.

Semua lini seolah tersentuh olehnya, bukti beberapa golongan udara makin memperoleh dan memberikan keberadaannya. Mereka tidak cuma terdidik secara cendekiawan, tetapi kepribadian.

Bersamaan terdidiknya akal dan kepribadian, karena itu mereka makin susah untuk diperdayai. Beberapa wanita makin bertambah yang pintar, sampai bias gender juga seolah tidak lagi ada. Mereka memiliki hak, dan peluang yang sama dengan lelaki.

Tentu saja dalam soal tertentu dan sesuai bimbingan agama, karena bila mereka (sebagai) istri, tentulah harus patuh pada suami mereka sepanjang masih dalam tuntunan agama. Dan kita (suami), sebaiknya menghargai istri kita, memperlakukannya secara baik dan mengawasinya, seperti dalam Al Qur’an Allah berfirman;

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.” (QS. An-Nisa’: 34)

Karena itu, di jaman digital sekarang ini, mereka harus kekinian dengan bisa manfaatkan kekuatan yang ada di dirinya untuk diberdayakan ke arah ke sesuatu yang bermanfaat untuk dianya dan masyarakat. Karena wanita harus pintar secara akal dan kepribadian, supaya tidak gampang diperdayai.

Bila mereka sebagai seorang istri, seharusnya mereka patuh dan taat pada suami sepanjang masih juga dalam ketetapan yang di syariatkan agama. Begitupula kita (sebagai suami), menjadi kewajiban kita memuliakan istri, perlakukannya secara baik, karena istri ialah baju untuk suami, bermakna cerminan dari kita (beberapa suami).

Mudah-mudahan tidak ada kejahatan yang mengikutsertakan dan mempertaruhkan wanita, dan mudah-mudahan juga wanita-perempuan di Indonesia jadi wanita berkemajuan yang menggenggam tegar iman. Demikianlah penjelasan terkait posisi wanita dalam islam yang dapat alfatihah.com sajikan. Semoga ada manfaatnya ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp