Alfatihah.com – Sabar adalah satu sifat terpuji yang Allah sukai dan sifat ini bisa diterapkan sebagai upaya sabar memanfaatkan media sosial. Sabar juga menjadi kunci datangnya pertolongan Allah pada hambaNYA, tak terkecuali untuk mereka yang memiliki aktivitas di media sosial.
Berita hingga komentar negatif yang memicu emosi hingga perasaan berapi-api bisa dengan mudah ditemukan sumbernya di media sosial. Buzzer hingga individu pun bisa ikut menyulut emosi dengan komentar negatif atau pernyataan yang menyudutkan orang lain dengan akun asli maupun akun buatan. Tak jarang mereka yang sengaja menggunakan media sosial untuk menebar kebencian memang telah terencana dalam melakukan aksi di media sosial. Lantas, bagaimana peranan sabar memanfaatkan media sosial? Ini dia ulasan sabar memanfaatkan media sosial adalah wujud penerapan sifat muslim sejati!
Kamu harus memahami konsep sabar terlebih dahulu, sebelum menyelam lebih dalam tentang sabar memanfaatkan media sosial. Sabar adalah kata dalam bahasa Arab yang bermakna melarang dan menahan diri. Secara istilah, sabar adalah menahan jiwa dari rasa cemas dan gelisah, menahan lidah dari mengeluh, dan menahan anggota badan lainnya dari menampar pipi, merobek kantong, dan lain sebagainya yang menggambarkan kecemasan dan kemarahan karena hilangnya kesabaran.
Sabar merupakan salah satu karakter mulia yang sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua dan selalu diingatkan oleh orang lain, terutama para ulama. Banyak pernyataan yang juga menyebutkan bahwa sabar adalah kunci dari segala pekerjaan. Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 10 menjelaskan bahwa mereka yang sabar akan diberikan keutamaan pahala yang tak terbatas. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. Az Zumar: 10)
Sebuah pernyataan juga menyebutkan bahwa sabar harus menjadi perangai yang menghiasi diri seorang muslim. “Sabar berarti menjauhi kemaksiatan, tetap tenang ketika menghadapi pahitnya musibah, dan menampakkan kecukupan ketika kemiskinan menghampiri kehidupan.”
Sabar sering disebut dalam Alquran, bahkan dalam kisah-kisah yang ada di dalamnya. Sebuah kisah yang sangat terkenal dalam Alquran, yaitu kisah Luqman dan anaknya. “Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Luqma: 17)
Kisah Luqman dan anaknya yang diabadikan Allah dalam Alquran menjadi salah satu kisah yang memiliki banyak hikmah. Perintah bersabar yang Luqman berikan pada anaknya menjadi poin penting dari ayat tersebut. Hikmah yang Allah berikan untuk mereka yang bersabar juga dijelaskan dalam ayat tersebut, bahwa dengan bersabar kemudahan melakukan ketaatan pada Allah bisa dilakukan dengan lebih baik. Hikmah inilah yang bisa kamu terapkan dalam untuk sabar memanfaatkan media sosial.
Keutamaan orang-orang yang bersabar banyak dijelaskan dalam Alquran, tak terkecuali untuk menerapkan sabar memanfaatkan media sosial. Pahala tanpa batas pun dijanjikan Allah untuk mereka yang bersabar. Dalam surat Az Zumar ayat 10 dijelaskan bahwa orang yang bersabar akan disempurnakan pahala tanpa batas oleh Allah. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (Q.S. Az Zumar: 10) Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan bahwa Dia sangat menyukai orang-orang yang bersabar. “Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imaran: 146)
Dari semua penjelasan mengenai sabar dan dalil yang menjadi pedoman untuk menjalankan saba. Ada banyak hikmah yang bisa diterapkan untuk sabar memanfaatkan media sosial. Kemudahan setiap orang dan setiap jari tangan untuk mengetik kata-kata yang menyakitkan bagi orang lain, karena alasan-alasan tertentu sering menjadi sumber rendahnya kesabaran orang-orang saat ini.
Kebencian yang ditebar, propaganda yang dikampanyekan, hingga berita palsu yang diperbincangkan bisa dengan mudah ditemukan di media sosial. Tak heran jika semua orang bisa tersulut dan lupa bahwa menggunakan media sosial pun memerlukan filter.
Sifat sabar dalam beraktivitas atau berselancar di media sosial harus menjadi tameng seorang muslim untuk menahan diri dari perilaku tak perlu, hingga emosi yang tak seharusnya dikeluarkan di media sosial. Orang-orang yang menggunakan media sosial sebagai media untuk menebar kebencian bukanlah orang-orang yang menjalankan perintah Allah untuk menjauhi adu domba dan perkataan buruk. Maka, sudah seharusnya seorang muslim tidak memasukkan segala keburukan itu pada hati dan pikiran.
Keburukan-keburukan yang ada di media sosial hingga kejahatan yang ditimbulkan akibat kebencian itu harus ditindak tegas apabila sudah menimbulkan kerugian yang meresahkan. Peraturan mengenai perkataan buruk (hate speech), berita bohong, hingga perundungan bisa memanfaatkan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa konsep yang pasti adalah tinggalkanlah perbedabatan meski itu berada di media sosial, tinggalkanlah niat untuk berkata buruk, dan jangan beri panggung untuk konten-konten yang tidak bermanfaat hingga merugikan. Allahu ‘alam.
Baca Juga: Begini Adab Bepergian Sesuai Petunjuk Nabi