Begini Adab Bepergian Sesuai Petunjuk Nabi

Alfatihah.com – Ada sejumlah adab bepergian sesuai petunjuk Nabi untuk menjelajahi bumi Allah yang luas ini. Banyak hal yang bisa dieksplore untuk menemukan hal-hal lain yang bisa dijadikan hikmah dalam hidup. Sudah sering kita mendengar hal-hal yang bisa dijadikan perbekalan untuk dibawa selama perjalanan, tapi jarang yang paham dan mengetahui adab apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan sesuai sunah Nabi. lalu, apa saja adab bepergian sesuai petunjuk Nabi? Ini dia ulasannya!

Istikharah Sebelum Perjalanan

Adab bepergian sesuai petunjuk Nabi yang pertama adalah menunaikan salat Istikharah sebelum melakukan perjalanan. Melakukan perjalanan adalah hal yang akan dijalani manusia ketika hidup di bumi atau sunatullah. Perjalanan dilakukan untuk mencapai beragam tujuan, mulai dari tujuan untuk mencari rezeki, menunut ilmu, atau yang lainnya. Saat mendapat amanah pekerjaan atau urusan ke luar kota lakukanlah salat Istikharah terlebih dahulu.

Meminta petunjuk dari Allah adalah hal yang baik sebelum memulai berbagai pekerjaan, termasuk untuk melakukan perjalanan jauh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sellau mengajarkan salat istikharah pada sahabatnya dalam hal apapun. Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa “Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami istikharah dalam memutuskan segala sesuatu, (sebagaimana mengajari kami) surat dalam Alquran.” (H.R. Bukhari no. 1162)

Mencari teman Perjalanan dan Tidak Sendirian

Mencari teman untuk melakukan perjalanan menjadi adab bepergian sesuai petunjuk Nabi berikutnya. Mencari teman juga sama pentingnya dengan melakukan salat istikharah terlebih dahulu, sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan pada para sahabatnya untuk pergi melakukan perjalanan dengan berkelompok dan melarang mereka dari pergi seorang diri.

Beliau bersabda “Seandainya manusia mengetahui (keburukan) apa yang terdapat dalam bepergian seorang diri sebagaimana yang aku ketahui, tentu seorang penunggang kendaraan tidak akan bepergian sendirian di malam hari.” (H.R. Bukhari no. 2998) Hadis tersebut menjelaskan tentang pesan Nabi pada sahabatnya agar tidak melakukan perjalanan sendirian, sebab banyak hikmah yang bisa didapat jika bepergian bersama orang lain. Hikmah tersebut, yaitu teman perjalanan yang bisa membantu mengingatkan diri untuk melakukan ibadah, mengingatkan diri saat lalai dan melakukan maksiat, atau bisa menjadi teman untuk saling bergantian menjaga barang bawaan atau bergantian saat kelelahan.

Dalam hadis lainnya Rasulullah menjelaskan tentang sunah yang dianjurkan untuk kaum muslimin dalam berkendara. “Orang yang berkendaraan sendirian adalah setan. Orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan. Orang yang berkendaraan bertiga, maka itulah orang yang berkendaraan yang benar.” (H.R. Abu Dawud no. 2607 dan Tirmidzi no. 1674) Hadis tersebut memberikan hikmah bahwa makna setan dalam hadis tersebut berarti setan akan menggoda dan mengajak untuk melakukan kemaksiatan kepada seseorang yang sedang sendirian atau berduaan. Berbeda halnya jika ada tiga orang atau lebih. Selain karena dengan jumlah tiga orang atau lebih itu bisa memudahkan mengatur tugas masing-masing, jumlah teman yang banyak bisa menjadi penjaga satu sama lain.

Memilih Pemimpin 

Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam menjalankan adab bepergian sesuai petunjuk Nabi adalah memilih pemimpin. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sangat menekankan perkara memilih pemimpin ini. Hikmah dari adab bepergian sesuai petunjuk Nabi adalah agar adanya pemimpin bisa menghindari munculnya permasalah atau perpecahan, sebab ketidaksepakatan antara kelompok perjalanan atau diantara sesama teman perjalanan. Tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah perjalanan pun bisa lebih jelas dengan memilih pemimpin dalam perjalanan.

Rasulllah Senang Melakukan Perjalanan pada Awal Hari Kamis

Adab bepergian sesuai petunjuk Nabi berikutnya adalah mencontoh kebiasaan Rasulullah yang menyukai bepergian di awal hari Kamis. hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Bukhari yang artinya “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Kamis ketika perang Tabuk dan beliau menyukai untuk memulai perjalanannya pada hari Kamis.” (H.R. Bukhari no. 2950) Hadis tersebut mengisahkan Rasulullah yang senang bepergian di awal hari Kamis dan kisah itu dituturkan oleh sahabat Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Keberkahan pada waktu pagi juga menjadi sebab mengapa hikmah dari kebiasaan Rasulullah ini sangat baik untuk dicontoh.

Membaca Doa yang Diajarkan Nabi

Membaca doa menjadi adab bepergian sesuai petunjuk Nabi berikutnya yang bisa dilakukan seorang muslim yang hendak bepergian dengan menyontoh doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah. 

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبونَ  ثمَّ قالَ الحمدُ للَّهِ – ثلاثَ مرَّاتٍ – ثمَّ قالَ اللَّهُ أَكبرُ – ثلاثَ مرَّاتٍ – ثمَّ قالَ سبحانَك إنِّي ظلمتُ نفسِي فاغفِر لي فإنَّهُ لا يغفِرُ الذُّنوبَ إلَّا أنتَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ في سَفَرِنَا هذا البِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ العَمَلِ ما تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هذا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ في السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ في الأهْلِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ المَنْظَرِ، وَسُوءِ المُنْقَلَبِ في المَالِ وَالأهْلِ

Artinya: “Mahasuci Zat yang telah menundukkan untuk kami hewan ini, dan tidaklah kami dapat memaksakannya, dan hanya kepada Tuhan kami, niscaya kami akan kembali.” Kemudian Rasulullah mengucapkan Alhamdulillah tiga kali, Wallahu Akbar tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan “Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa, kecuali engkau.” (H.R. Abu Dawud no. 2602, Timidzi no. 3446, dan Ahmad no. 753)

Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa “Ya Allah, kami memohon kepada-mu dalam perjalanan ini kebaikan dan takwa serta amal perbuatan yang Engkau ridai. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini dan dekatkanlah jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan pelindung terhadap keluarga yang ditinggalkan. Ya Allah, kami belrindung kepada-mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan, dan kepulangan yang menyusahkan dalam harta benda, keluarga, dan anak. ” (H.R. Muslim no. 1342)

Zikir yang juga diajarkan Rasulullah saat melakukan perjalanan adalah bertakbir ketika melewati jalan mendaki dan bertasbih ketikan melewati jalan menurun. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis Jabir radhiyallahu ‘anhu yang mengisahkan haji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya “Apabila kami mendaki, maka kami bertakbir. Dan apabila kami menurun, maka kami bertasbih.” (H.R. Bukhari no. 2993)

Itu dia ulasan tentang adab bepergian sesuai petunjuk Nabi yang bisa kamu jalankan apabila sedang bepergian. Seluruh adab bepergian sesuai petunjuk Nabi yang telah dijelaskan kali ini pasa dasarnya bisa dijadikan perlindungan diri dan perantara agar perjalanan yang dilakukan diridai oleh Allah. Semoga bermanfaat. Barakallahufikum.

Baca Juga: Ini Dia 3 Olahraga yang Disunahkan Rasulullah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp