Alfatihah.com – Berbicara tentang profil Ibnu Majah, rasanya tidak bisa lepas dari kitab hadits yang beliau susun. Berkat ketekunan dan kerja keras dalam menuntut ilmu, kitab Sunan Ibnu Majah menjadi salah satu rujukan kitab hadits yang masih dipakai hingga masa kini. Kitab hadits tersebut bahkan dimasukkan menjadi salah satu kelompok kutubus sittah . Ibnu Majah sendiri merupakan ulama ahli hadits yang wafat pada tahun 273 hijriyah.
Profil Ibnu Majah diawali dengan nama lengkap dan nasab yang berada di belakang namanya. Beliau adalah seorang ulama yang dilahirkan pada tahun 209 hijriyah di Qazvin yang merupakan salah satu provinsi di Iran. Dilansir dari laman Kisahmuslim.com, nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah, Muhammad bin Yazid bin Maja har-Rabi’il al-Qazwini.
Ibnu Majah tumbuh di lingkungan yang penuh dengan ilmu, hal ini bersambut dengan kecintaannya yang amat tinggi dengan majelis ilmu, khususnya ilmu hadist. Ia terlebih dahulu menghafalkan Al-Qur’an, setelah menyelesaikan Al-Qur’an Ibnu Majah pun memperluas jangkauan pembelajarannya ke arah hadist. Tak jarang Ibnu Majah harus mondar-mandir di antara masjid yang ada di Qazvin untuk menimba Ilmu, kini ia telah memetik hasil yang sepadan dengan jerih payah yang ia keluarkan.
Sebagaimana ulama-ulama hadits pada umumnya, Ibnu Majah seolah merasa tak cukup dengan pengetahuan yang diperoleh di kampung halamannya hingga ia memutuskan untuk bersafar di tahun 230 Hijriyah. Sama halnya dengan Imam Bukhari, Ibnu Majah pun bertemu dan belajar kepada banyak guru yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dalam safarnya tersebut, ia tercatat bisa mengunjungi, Khurasan, Basrah, Kufah, Baghdad, Damaskus, Makkah, Madinah, Mesir, dan sejumlah negara lain.
Profil Ibnu Majah pun kian lengkap dengan guru-guru yang berhasil ia kunjungi untuk belajar hadits dari mereka. Menurut laman Kisahmuslim.com, diantara ulama yang menjadi guru Ibnu Majah adalah: Ali bin Muhammad ath-Thanasafi, Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizami yang merupakan salah satu murid dari Imam Bukhari, Ibnu Mundzir, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Jabbaroh bin al-Mughlis, Abdullah bin Muawiyah, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Rumh, Dawud bin Rasyid, dll.
Setelah bersafar dan menimba ilmu ke banyak ulama selama 15 tahun, Ibnu Majah memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya yaitu Qazvin dan menetap di sana. Saat itulah Ibnu Majah memulai langkah pertamanya untuk menulis kitab hadits yang nantinya dikenal dengan nama Sunan Ibnu Majah. Kitab tersebut menjadi kitab yang sangat legendaris hingga sekarang.
Kepopuleran Sunan Ibnu Majah membuat nama penulisnya dikenang hingga masa kini. Kitab Ibnu Majah sendiri termasuk dari 4 kitab Sunan yang paling terkenal di kalangan kaum muslimin: Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah. Selain itu Sunan Ibnu Majah juga dikelompokkan dengan Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dan 3 kitab Sunan sebelumnya dengan nama Kutubus Sittah,dimana 6 kitab tersebut menjadi rujukan utama hadits-hadits Rasulullah Saw.
Itu dia profil Ibnu Majah yang berhasil menulis salah satu kitab hadits yang dijadikan rujukan utama kaum muslimin dalam mencari hukum. Kerja kerasnya dalam menuntut dan mengumpulkan ilmu telah menempatkan namanya pada derajat yang mulia di masanya hingga masa sekarang
Baca Juga : Mengenal Abu Ubaidah bin Jarrah, Sahabat Rasulullah yang Paling Terpercaya