Pakaian Ada Hisabnya? Ini Dia Penjelasannya!

Apakah benar pakaian ada hisabnya? Memang perempuan mana yang tidak suka dengan pakaian? Jika kamu perempuan, pasti termasuk salah satu perempuan yang tidak menolak untuk menerima hadiah berupa pakaian. Pakaian memang identik dengan kaum hawa. Tren dan model pakaian pun paling banyak didominasi untuk perempuan. Tak heran jika sebagian perempuan memiliki setumpuk pakaian di rumah yang jarang dipakai, karena tren yang baru yang terus muncul membuatnya tak tahan membeli tren terbaru. Padahal pakaian ada hisabnya juga loh!

Lemari di rumahmu apakah termasuk lemari dengan isi yang penuh? Sampai-sampai tidak sadar ada baju yang lebih dari satu tahun sudah tidak dipakai lagi. Padahal, sama seperti diri kita yang akan dihisab, pakaian ada hisabnya juga loh! Tak terbayang bagaimana jadinya kalau pakaianmu yang banyak itu lebih banyak yang tidak dipakai atau menganggur. Apakah benar pakaian ada hisabnya? Ini dia penjelasannya!

Islam melarang muslim berlebih-lebihan

Islam melarang seorang muslim untuk berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk memiliki baju. Konsep ini datang karena Nabi Muhammad yang selalu menjadi teladan bagi muslimin adalah seseorang yang sangat sederhana dan minimalis. Kita ketahui bahwa rumah Rasul sangat sederhana, beliau tidak memiliki rumah sebaik kita di hari ini, tetapi kualitas dan kuantitas ibadahnya sungguh luar biasa. MasyaAllah. Sementara kita saat ini sungguh dimudahkan dengan kemajuan zaman untuk bisa memiliki banyak hal dengan jumlah yang bebas untuk kita tentukan sendiri, khususnya baju.

Konsep tidak berlebihan dalam segala sesuatu dijelaskan dalam perkataan Syaikh Utsaimin Rahimahullah yang artinya “Di antara perbuatan yang termasuk israf (berlebih-lebihan) adalah mengoleksi pakaian tanpa adanya kebutuhan mendesak. Kebanyakan wanita di zaman ini, saat muncul model pakaian baru, mereka bergegas membelinya, sampai rumahnya penuh dengan berbagai jenis pakaian tanpa adanya kebutuhan.” (Syarah Kitab Riyadhussolihin, VI 550)

Pakaian ada hisabnya

Sesungguhnya, pakaian ada hisabnya atau pertanggungjawaban yang harus kita jelaskan di hari perhitungan kelak. Sejumlah ulama pun memberikan penjelaskan bagaimana menyikapi kondisi atau kebiasaan ini jika terlanjur terjadi di hidup kita. Ustaz Adi Hidayat pun pernah menjelaskan bagaimana menyikapi hal ini dengan bijak. Beliau menyampaikan bahwa pakaian yang kita miliki saat ini, sebaiknya sudah dipastikan digunakan untuk salat terlebih dahulu. Jika nanti ada baju yang baru, maka gunakan dulu untuk salat sebelum dipakai untuk keperluan lainnya.

Hal sederhana tersebut seharusnya menjadikan seorang muslim yang berusaha naik tingkat menjadi mukmin sadar. Di dunia ini, baju hanyalah alat yang digunakan untuk menutupi aurat kita dengan sempurna, sementara pakaian tarbaik kita di akhirat kelak adalah pakaian takwa. Hal itulah yang menjadi dasar dan makna mengapa pakaian yang kita miliki sebaiknya digunakan dulu untuk beribadah dan belilah pakaian jika memang sangat membutuhkannya. Namun, jangan lupa menggunakan pakaian baru tersebut untuk beribadah terlebih dahulu sebelum digunakan untuk lainnya. Tak hanya karena pakaian adalah salah satu syarat sah dari ibadah mahdah untuk menutup aurat, tetapi juga sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah berupa baju dan kemampuan membeli baju baru.

Itu dia ulasan mengenai hisab dari pakaian yang dipakai sehari-hari. Meski tak mengapa untuk membeli pakaian baru sebagia bentuk apresiasi pada diri sendiri sekaligus wujud mencintai diri sendiri, tetapi alangkah lebih baik jika mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan agar tidak terjebak pada nafsu sesaat. Setelah ini, semoga kita smeua semakin bijak membelanjakan uang yang dipunya dan bijak membeli pakaian yang benar-benar dibutuhkan saja, sebab pakaian ada hisabnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp