Begini Kisah Zainab binti Rasulullah SAW yang Sempat Terjebak Cinta Beda Agama!

Alfatihah.com – Kisah Zainab binti Rasulullah SAW menjadi salah satu kisah yang memiliki banyak hikmah bagi seorang muslim yang mempelajarinya. Hal ini karena ada pembelajaran dan kesabaran yang begitu besar saat dipisahkan dengan orang yang dicintainya. Banyak pembelajaran antara memilih agama, atau orang yang terlanjur dicintai. Banyak juga teladan akan beratnya melepaskan orang yang tak lagi diperbolehkan agama untuk menjadi keluarga. Simak kisah putri sulung Rasulullah SAW yang sempat dipisahkan dengan suaminya yang memiliki agama berbeda.

Inilah Kisah Zainab binti Rasulullah SAW, Putri Sulung Nabi yang Sangat Setia

Mengutip dari laman Islami.co, Zainab adalah putri pertama Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Khadijah. Kehadirannya menjadi peristiwa yang sangat dinantikan oleh orang tuanya, tak heran  ia akhirnya diberi gelar sebagai Zainab Al-Kubra.

Seiring berjalannya waktu, Zainab tumbuh menjadi gadis yang cantik, lembut, lagi memiliki ketaatan. Tentu banyak pemuda Quraisy yang berminat meminangnya. Salah satu dari pemuda Quraisy yang meminangnya adalah Abul-Ash, seorang miliyarder sekaligus saudagar yang masih memiliki tali persaudaraan dengan Khadijah binti Khuwailid.Tak perlu waktu lama, Rasulullah SAW dan Khadijah menerima lamaran dari Abul-Ash. Adapun diterimanya lamaran ini pun terjadi setelah mempertimbangkan hubungan kekerabatan sekaligus keputusan Zainab yang tidak keberatan  dengan pernikahan tersebut. 

Kisah Zainab binti Rasulullah SAW tak lepas dari ketertarikan Abul-Ash yang melihat Zainab saat berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Ia merasa kagum dengan kelembutan, keramahan, kecerdasan, dan kecantikan Zainab yang kala itu baru tumbuh dewasa. Oleh sebab itulah Abul-Ash meminang Zainab.

Kisah Zainab binti Rasulullah SAW dan Kesetiaanya

Zainab binti Muhammad adalah wanita yang lembut lagi amat setia. Meski sang suami larut dengan kesibukannya sebagai saudagar dan pedagang, ia memaklumi dan memahami bahwa hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nafkah dirinya dan anak-anaknya kelak. Zainab juga setia menyambut dan melayani keperluan suaminya dengan tulus saat pulang berdagang, dengan telaten ia juga menyiapkan makanan untuk dirinya dan keluarga meski kebersamaan itu hanya sesaat.

Kisah Zainab binti Rasulullah SAW tak hanya terlihat dalam sabar dan perlakuannya dalam menunggu suami pulang berdagang. Ia bahkan sangat setia, saat suaminya Abul-Ash tidak menerima agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dengan penolakan Abul-Ash terhadap ajakan Rasulullah SAW untuk masuk Islam, maka Rasulullah SAW pun melarang Abul-’Ash mendekati Zainab, karena keyakinan dan agama mereka telah berbeda.

Ujian ini tentulah amat berat bagi Zainab, ia yang masih mencintai suaminya mau tak mau harus mengikuti perintah Allah SWT untuk menjauhinya. Abul ‘Ash sendiri menghadapi dilema atas datangnya agama Islam, ia merasa berat meninggalkan agama nenek moyang, namun di saat yang sama ia tidak ingin pernikahannya dengan Zainab terhalang.

Dalam proses perenungan ini, pemikiran Abul-‘Ash pun tidak begitu stabil dan ia pun akhirnya tetap berpegang teguh dengan ajaran nenek-moyangnya. Maka perbedaan agama ini resmi menjadi dinding yang memisahkan Zainab dengan sosok yang amat ia cintai. Dalam situasi seperti ini, Zainab masih setia dan tidak menikah lagi dengan lelaki muslim yang lain.

Kisah Zainab binti Rasulullah SAW ini begitu mengagumkan. Ia tetap kokoh memegang agama Islam, meski di saat yang sama sangat ingin berlari pada pelukan suaminya. Zainab menjaga jarak, begitupun Abul- ‘Ash yang dilarang oleh Rasulullah SAW mendekati Zainab. Perpisahan antar 2 insan yang saling mencintai ini terjadi bertahun-tahun, hingga kaum Musyrikin terpojok dan sangat merindukan istrinya.

Berbekal kenekatan, Abul-’Ash menuju rumah Zainab, ia berharap ada seseorang yang membukakan pintu. Hatinya berdebar karenauran rindu, taku perpaduan rasa rindu yang mencekam, dan kekhawatiran apabila ketahuan oleh umat muslim. Namun kekhawatirannya seketika sirna saat mendapati Zainab yang membukakan pintu.

Melihat sang suami yang bertahun-tahun tak terlihat, Zainab pun tak kuasa menahan linangan air mata. Diberikannya segala hal yang dibutuhkan oleh Abul- ‘Ash. Saat itulah Abul- ‘Ash menyadari betapa mulianya hati Zainab, betapa rindunya ia akan kedamaian yang dulu ada di rumahnya. Hatinya pun perlahan mulai melunak dan mulai menyadari kebenaran yang ada pada agama kaum muslimin.

Kisah Zainab binti Rasulullah SAW berakhir dengan ujung yang indah, Abul-’Ash yang pernah menolak ajaran Islam akhirnya bersedia menerima Islam dengan lapang dada. Hal ini terjadi karena Abul-’Ash merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang berbeda saat berada di tengah-tengah kaum muslimin. Berbeda dengan perasaan saat memeluk agama nenek moyangnya. 

Itu dia kisah Zainab binti Rasulullah SAW, kesabaran, kesetiaan, dan penantian yang tak sebentar akhirnya membuahkan hasil yang indah. Allah SWT rupanya masih mentakdirkannya bersama kembali dengan sosok lelaki yang sangat ia cintai, meski sempat berpisah karena perbedaan keyakinan.

Baca Juga : Kisah hidup Mariyah Al Qibtiyah: Istri Rasulullah yang Memikat dan Taat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Chat WhatsApp
Hubungi Kami