Kebaikan yang Mendahului Kata Dimaafkan

ALFATIHAH.COM –  Dalam menjalani kehidupan pastinya pernah melakukan kebaikan meskipun hanya sedikit. Seburuk-buruknya manusia yang banyak melakukan dosa juga pernah melakukan kebaikan. Namun, Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf. Allah SWT berfirman dalam akhir surah An-Nisa ayat 43 yang berbunyi : 

إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا (٤٣)

Artinya ialah “Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” (QS an-Nisa ayat 43).

Mengenai sifat Allah Yang Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun kita dapat mengambil suatu ibroh atau pelajaran. Menurut suatu riwayat hadits Rasulullah SAW memberitahukan kepada kita semua tentang sebuah cerita. Terdapat suatu cerita dimana seorang laki-laki yang merupakan hamba allah dan semasa hidupnya tidak memiliki kebaikan satu pun. Bayangkan saja seseorang yang hidup selama berpuluh-puluh tahun, namun ia tidak memiliki kebaikan satu pun.

Ketika orang ini meninggal dunia, tatkala datang seorang malaikat maut yang ingin mencabut nyawanya. Sebelum mencabut nyawanya, malaikat maut dengan wajah garangnya bertanya kepada orang yang tidak memiliki kebaikan ini “Apakah kamu memiliki kebaikan ?”. Orang ini pun menjawab “Semasa hidup yang saya jalani, saya tidak memiliki kebaikan”. Kemudian malaikat menyuruh untuk meneliti ulang dan mengingat-ingat tentang kebaikan pada dirinya.

Setelah lama berpikir orang ini pun menjawab bahwa ia tetap tidak memiliki kebaikan kecuali pada saat berdagang. Ia pun berkata “Wahai malaikat maut sesungguhnya aku seorang pedagang yang juga memiliki beberapa pegawai, tatkala datang orang yang ingin berhutang, aku pun memberikan kemudahan baginya sampai orang yang berhutang dapat melunasi hutangnya dan memaafkan orang lain dalam kesulitan. Begitupun aku menyuruh para pegawaiku, harus melakukan apa yang aku lakukan”.

Malaikat pun mendengar pernyataan dari orang yang tidak memiliki kebaikan ini dan mengadu kepada Allah SWT. Dengan sifat Allah Yang Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun, Allah SWT memaafkan serta mengampuni kesalahan-kesalahan semasa hidupnya. Sehingga ia mendapatkan kemuliaan sebagai hamba Allah di sisi-Nya.

Kesimpulan dari kisah hamba Allah tersebut ialah kita mengetahui bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang berbuat kesalahan. Maka, kita tidak perlu khawatir pada apa yang kita lakukan di dunia ini. Tugas manusia sebagai hamba Allah harus berbuat baik sebanyak-banyaknya dengan mengharapkan ridho Allah SWT agar kita menjadi hamba yang senantiasa di ridhoi baik di dunia maupun di akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp