Istri Wajib Tahu! Inilah Hukum Membentak Suami Dalam Perspektif Agama Islam

ALFATIHAH.COM – Kehidupan setelah menikah pasti memiliki tantangan yang akan dihadapi, salah satunya perbedaan pendapat yang mengakibatkan konflik. Para istri kerapkali meninggikan suaranya kepada suami dengan sengaja tanpa mengetahui terlebih dahulu hukum membentak suami menurut ajaran agama.

Hukum Membentak Suami Dalam Perspektif Agama

Suami adalah sosok imam yang menjadi kepala keluarga dalam rumah, jadi sudah sepantasnya seorang istri bersikap sopan santun. Meskipun sedang emosi agama mengajarkan untuk tidak membentak suami, berikut hukumnya jika dilihat dari perspektif agama islam:

1. Membentak Suami Merupakan Dosa Besar

Islam mengajarkan bahwasanya hukum membentak suami adalah dosa yang sangat besar, pasalnya suami merupakan pemimpin yang seharusnya dihormati. Oleh karena itu seorang istri sudah sepantasnya mentaati dan berbicara dengan halus kepadanya meskipun tengah dirundung emosi.

Kedudukan suami jauh lebih tinggi daripada istri, sehingga menghormati suami merupakan kewajiban istri yang harus diingat sepanjang waktu. Jika suami berbuat salah, sebaiknya beritahu letak kesalahannya itu dengan nada lembut niscaya hubungan keluarga akan harmonis.

2. Membentak Suami Termasuk Perbuatan Durhaka

Allah SWT sangat membenci seorang istri yang berani menyakiti suaminya baik secara fisik maupun batin. Bahkan Allah SWT sudah mengatakan bahwa hukum membentak suami adalah dosa besar dan hal tersebut merupakan ciri-ciri seorang istri durhaka.

Saat ini banyak dijumpai istri yang melawan kodratnya dan memperlakukan dirinya seakan-akan memiliki kedudukan lebih tinggi dari suami. Hal ini tentu sangat menyalahi aturan, karena agama islam melarang keras para istri untuk durhaka kepada suami.

3. Dibenci Oleh Para Malaikat

Akhir-akhir ini penindasan kepada suami merupakan sebuah hal yang wajar dengan alasan bahwa seorang istri tidak boleh takut kepadanya. Padahal ketika seorang suami dibentak oleh istrinya disitu pula letak kemarahan para malaikat kepada para istri.

Hukum membentak suami merupakan hal penting yang harus diketahui para istri jika tidak ingin dibenci oleh malaikat.  Jika hal ini terus dibiarkan maka yang dihadapi bukan hanya bersiap untuk cerai, namun laknat dari malaikat.

4. Mengucapkan Istighfar Sebelum Memarahinya

Menyalurkan emosi dengan halus merupakan hal tersulit bagi para istri, namun karena itu merupakan dosa besar maka lakukan sebisa mungkin. An-nasa’i meriwayatkan bahwa sebaik-baik istri adalah yang taat, bijaksana, dan tidak cerewet terhadap suaminya.

Agar tidak meledak-ledak ketika suami berbuat salah, sebaiknya ucapkan istighfar terlebih dahulu ketika ingin memarahinya. Karena istighfar dapat menyejukkan hati yang sedang panas, jika hati sudah dalam keadaan tenang mulailah pembicaraan dengan suami secara baik-baik.

5. Tidak Melakukan Silent Treatment

Tidak semua istri ketika marah akan melakukannya dengan membentak suami, terkadang beberapa diantaranya memilih untuk melakukan silent treatment. Silent treatment merupakan tipe marahnya seseorang dengan cara mendiamkan orang lain dengan tujuan agar pelaku menyadari kesalahannya.

Ternyata dalam agama islam terdapat hukum silent treatment yang juga berlaku untuk seorang istri, yakni diperbolehkan. Namun terdapat batasan melakukan hal ini yakni tidak lebih dari 3 hari sesuai dengan sabda Rasulullah dalam sebuah hadits.

Baca Juga: Cara menghadapi suami selingkuh menurut pandangan islam

Batasan Dalam Memarahi Suami

Meskipun islam menjelaskan hukum membentak suami adalah haram, namun istri tetap diperbolehkan memarahi suami dengan alasan tertentu. Ustadz Arif Anugraha, Lc mengatakan istri berhak memarahi suami jika kesalahannya berhubungan dengan agama asalkan memahami batasan berikut.

1. Tidak Meninggikan Suara

Ketika suami melakukan kesalahan, sebaiknya tegur dan nasehati dengan nada lemah lembut tanpa meninggikan suara. Teguran yang disampaikan secara lembut pasti akan lebih mudah diterima oleh pelaku dibanding dengan teguran yang disertai emosi dan amarah.

Bahkan Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya bahwa sebaik-baik wanita adalah yang tidak meninggikan suaranya ketika berbicara. Sebagai seorang muslim yang baik sudah sepantasnya mengikuti kebiasaan Rasulullah SAW dalam bertutur kata setiap harinya.

2. Tidak Menunjukkan Raut Wajah Marah

Kerapkali istri menampilkan raut wajah cemberut dan kesal ketika suami melakukan kesalahan, bahkan melakukan silent treatment. Harapannya agar suami mengetahui letak kesalahannya dan mau meminta maaf kepada istri, padahal cara ini justru dilarang oleh agama.

Ustadz Syafiq Reza Basalamah mengatakan, istri boleh menunjukkan raut muka demikian jika suami terbukti melakukan maksiat. Sedangkan untuk hal kecil lain istri dilarang melakukannya, inilah salah satu alasan mengapa belajar hukum membentak suami terbilang penting.

3. Sampaikan Pada Waktu Yang Tepat

Ketika suami melakukan kesalahan, sebaiknya istri memberikan nasihat atau teguran dengan cara lembut dan menyampaikannya di waktu yang tepat. Jangan menyampaikan teguran ketika suami tengah lapar dan hasratnya sedang naik, sesuai dengan pernyataan aisah dahlan.

Nah, itulah hukum membentak suami jika dilihat dari perspektif agama islam, pada intinya perselisihan merupakan hal yang wajar. Namun sebaiknya perselisihan tersebut dibarengi dengan kepala dingin tanpa melupakan syariat agama agar tetap menjadi keluarga harmonis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp