Ternyata Begini Sejarah Tradisi Bubur Asyura yang Biasa Ada di Peringatan 10 Muharam!

Alfatihah.com – Sejumlah muslim di daerah Indonesia terbiasa dengan sejarah tradisi bubur Asyura yang biasa ada di peringatan 10 Muharam. Meski nyatanya tak banyak muslim di Indonesia yang membuat atau menjalankan tradisi memasak bubur Asyura, tapi sejumlah daerah sudah melakukan tradisi ini bertahun-tahun lamanya hingga saat ini. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah tradisi bubur Asyura yang biasa ada di peringatan 10 Muharram? Begini penjelasannya!

Sejarah Tradisi Bubur Asyura

Menurut laman kompas.com dijelaskan bahwa bubur Asyuro adalah bubur yang terbuat dari nasi yang dicampur dengan kacang-kacangan dan bahan lainnya yang biasa dibuat di peringatan 10 Muharram. Sejarah tradisi bubur Asyura ini menurut sejarah dimulai pada masa kesulitan Siak yang ke-11 dan dilanjutkan pada masa Sultan Siak ke-12.

Namun, pada periode 80-an tradisi ini hilang. Meski begitu, tradisi ini nyatanya masih eksis hingga saat ini. Di masa dulu, tradisi ini sebenarnya dibuat untuk berbuka puasa oleh para sultan setelah acara sultan bersedekah. 

Kini, sejarah tradisi bubur Asyura ini ternyata masih dilanjutkan dan menjadi hal yang ditunggu-tunggu setiap pergantian tahun baru Islam. Paduan beras, jagung, kacang hijau, kacnag kedelai, kacang tolo, ketela pohon, kacang tanah, pisang, dan ubi jalar pun menjadi perpaduan yang sangat dinantikan masyarakat muslim yang menjalani pergantian tahun baru Islam, tepatnya apda tanggal 10 Asyuro.

Proses memasak yang dilakukan secara beramai-ramai atau gotong royong, menjadikan momen memasak bubur Asyuro pun semakin menarik dan menjadi ajang silaturahmi. Proses pembagian bubur yang biasa dilakukan di masjid-masjid, hingga mengundang anak-anak yatim pun membuat sejarah tradisi bubur Asyura tidak boleh dilupakan pun dengan tujuan baaik pembuatan buburnya.

Sejarah tradisi bubur Asyuro yang biasa ada di peringatan 10 Muharram ini ternyata jika ditarik dan dilihat dalam sudut pandang syariat, maka akan ditemukan irisan dari amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk dijalankan pada bulan Muharram. Berbagai amalan sunah di bulan Muharram memang bisa dilakukan, salah satunya dengan memperbnayak sedekah termasuk tradisi berbagi bubur Asyuro.

Sekilas, sejarah tradisi bubur Asyuro mungkin terkesan sangat kultural dan jauh dari nilai-nilai Islam. Namun, setelah ditelisik lebih dalam, kebiasaan ini ternyata sangat positif dan sejalan dengan amalan sunah yang bisa dilakukan di bulan Muharram, yaitu sedekah.

Jika, di daerahmu tidak ada tradisi membuat dan bergotong-royong membagikan bubur Asyuro, maka kamu bisa menggantinya dengan manjalankan amal salih yang dilakukan secara personal. Mulai dari puasa sunah Asyuro, puasa sunah Muharram (yang bisa dilakukan kapan saja selama bulan Muharram), sedekah, memuliakan anak yatim (sedekah, dsb.), hingga memerbanyak amal salih lainnya.

Baca Juga: Pahami Keutamaan Puasa Muharram yang Harus Kamu Tahu Berikut Ini!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Chat WhatsApp
Hubungi Kami