Begini Cara Mengenal Allah. Terdapat 4 Jalur, Apa Saja?

Alfatihah.com – Sebagai seorang Muslim kita tidak hanya diwajibkan untuk percaya akan keberadaan-Nya namun juga mengenal Allah SWT. Karena dengan begitu, seorang hamba akan lebih mengetahui esensi dari kehadiran-Nya sekaligus memperkuat keimanannya. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an QS. Ali Imran: 190, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” Lantas, bagaimana cara Mengenal Allah? Berikut ini ada beberapa jalur yang dapat kita tempuh agar lebih mengenalnya.

4 Jalur Mengenal Allah

Mengenal Allah
  1. Kenali Ciptaan Allah

Cara pertama Mengenal Allah dalam Islam ialah dengan melihat segala bentuk ciptaan-Nya yang unik dan beragam. Mulai dari tumbuhan, hewan, manusia, malaikat, hingga jin. Kemudian akal akan menyimpulkan bahwa keberadaan benda-benda tersebut tentu ada yang mencipatkannya dan tidak mungkin muncul atau hadir dengan sendirinya. Sehingga pancainda kita akan mengakui adanya Allah SWT. Adapun tentang fitrah tersebut telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an QS. Al-A’raf: 172-173,

“Dan ingatlah ketika Rabbmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘ (Betul Engkau Rabb kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lenah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang dating setelah mereka.”

  • Kenali Rububiyah Allah

Berikutnya, melalui rububiyah dengan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, memiliki, meguasai, dan mengatur alam semesta. Juga percaya bahwa hanya Allah yang mampu menghidupkan, mematikan, memberi rezeki, dan mendatangkan kebaikan pun bencana. Senantiasa mengatur, mengawasi setiap pergerakan ciptaan-Nya, memegang hokum, dan memegang kekuasaan tunggal sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Al-Ikhlash: 1-4,

“Katakanlah! Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperankkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”

Representasi dari penjelasan diatas ialah, sebagai seorang Muslim diharapkan mampu menjauhi larangan-Nya, karena sadar adanya pengawasan-Nya. Sekaligus meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang menandingi Allah SWT, sebagaimana tertera dalam QS. Al-Fatihah:2

“Segala puji bagi Allah, Rabb (Pemiliki, Penguasa) semesta alam.”

  • Kenali Uluhiyah Allah

Mengenal uluhiyah Allah berarti meyakini bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Tidak ada satupun makhluk yang dapat menggantikan posisi-Nya, bahkan malaikat dan para rasul sekalipun. Sebagaimana tertera dalam QS. Al-fatihah: 5,

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”

Dari ayat tersebut, jelas perintah sekaligus larangan untuk tidak menyembah makhluk lainnya yang derajatnya di bawah, seperti manusia, jin, binatang, pohon, patung, planet, ataupun lainnya. Bila hal tersebut dilakukan maka termasuk dalam perbuatan dzalim yang dapat mendatangkan kemurkaan-Nya, yang sering kita kenal dengan perbuatan syirik kepada Allah. Tujuan dari pengenalan keesaan uluhiyah ini adalah agar kita mencintai-Nya dengan sadar dan utuh, tunduk, takut, dan berharap hanya kepada-Nya. Yang dapat diimplementasikan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

  • Kenali Nama dan Sifat Allah

Jalur lainnya ialah dengan mengimani 99 nama-nama dan sifat baik Allah SWT,yang disebut Asmaul Husna. Nama dan sifat ini hendaknya tidak cukup untuk diketahui dan dihafakan. Namun juga, diimani dan diamalkan. Sebagaimana termaktub dalam QS. Al A’raf: 180,

“Dan Allah memiliki Asmaul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Urgensi Mengenal Allah SWT bagi manusia adalah agar lebih mengenal diri sendiri (ma’rifatun nafs) dan mendapatkan kebaikan  dunia akhirat. Lebih lanjut Imam al-Ghazali mengutip hadits Rasulullah, “siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya.” hal ini ditegaskan pula dalam QS. Fusshilat: 53, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di dunia ini dan di dalam diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.”  Tentunya yang dimaksud oleh Imam al-Ghazali di sini lebih dari sekadar pengenalan diri secara lahiriah. Bukan tentang atribut (sandang, jabatan, status sosial, prestasi, dan lainnya). Lebih dari itu, yang dimaksud dengan mengenal diri ialah berusaha menjawab dan mengetahui alasan-alasan mendasar seperti, “siapa aku? Dari mana asalku? Ke mana aku akan pergi? Apa tujuan kedatanganku di tempat persinggahan bernama dunia ini? Dimanakah kebahagiaan sejati bisa ditemukan?” Sederhana bukan? Pertanyaannya sangat mungkin untuk kita jawab, namun belum tentu mampu kita resapi dengan hati hingga berdampak pada keseluruhan aktivitas sehari-hari.

Untuk mencapai keutuhan jiwa, Imam al-Ghazali mengarahkan sekaligus menekankan upaya pengelolaan rohani (mujahadah) untuk proses pembersihan jiwa atau tazkiyatun nafs. Karena jiwa yang bersih akan memicu munculnya cahaya ilahi yang dapat mengantarkan kita mendapatkan petunjuk (hidayah) untuk langkah baik. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ankabut:69 “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (muhajadah) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” Dan jalur lainnya yang dapat kita tempuh untuk dapat mengenal-Nya ialah dengan melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah SWT, salah satunya dengan menunaikan wakaf Quran dan wakaf pembangun Masjid.

Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang lebih banyak belajar mengenali diri sendiri, sehingga mampu pula mengenal-Nya sebagai Pencipta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp