Alfatihah.com – AI dalam pandangan Islam memang jarang dibahas dan dipahami kaum muslimin. Bukan karena kengganan umat Islam untuk memperhatikan perkembangan teknologi, tetapi karena belum semua orang memahami dengan sempurna apa manfaat dari AI. Lantas, bagaimana posisi AI dalam pandangan Islam? Simak ulasan berikut ini!
Sebelum memahami tentang AI dalam pandangan Islam, kamu harus pahami dan kenal terlebih dahulu dengan apa itu AI. AI atau Artificial Intellegence menurut dicoding.com adalah teknologi yang dapat memudahkan kehidupan manusia pada berbagai bidang pada saat ini. Sementara menurut laman aws.amazon.com AI atau kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar.
Banyak pihak maupun perseorangan yang menggunakan AI dengan beragam tujuan, tetapi pada dasrnya tujuan penciptaan AI sendiri adalahh untuk menciptakan sistem belajar mandiri yang memperoleh makna dari data. Kemudian, AI berkembang menjadi alat yang dapat menerapkan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah baru dengan cara layaknya yang dilakukan manusia. Misalnya, teknologi ini dapat merespon percakapan manusia secara bermakna, membuat gambar dan teks asli, hingga membuat keputusan berdasarkan input data waktu yang nyata. Dalam kelompok bisnis atau usaha, AI bisa digunakan untuk mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mempercepat inovasi.
Dalam indsutri kreatif, AI memiliki peran signifikan yang saat ini bisa dengan mudah dilihat dari bantuannya terhadap alat atau tools yang digunakan untuk mengedit video hingga gambar. Tak jarang sejumlah orang pun menggunakan AI untuk bersenang-senang, misalnya untuk mengedit gambar hingga suara untuk tujuan kreatif.
AI dalam pandangan Islam pun semakin diterima, bahkan dimanfaatkan untuk membuat video dakwah tanpa pelru menunjukkan diri alias menggunakan avatar yang bisa diciptakan dengan AI sekaligus. Menentukan suara macam apa yang akan dipilih untuk digunakan pun bisa dilakukan jika memproduksi video dengan memaksimalkan fungsi AI.
Bisa dibilang, semua orang termasuk kaum muslimin semakin terbuka dengan perkembangan teknologi satu ini. Bahkan, kini kita bisa melihat seorang presenter berita yang sengaja dibuat dan dijalankan dengan bantuan AI.
Lalu, bagaimana posisi AI dalam pandangan Islam? Islam pada dasarnya tidak menolak kemajuan zaman, termasuk kemajuan teknologi. AI (Artificial Intellegent) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kecerdasan buatan adalah keniscayaan perkembangaan teknologi yang saat ini sedang diterima oleh berbagai pihak.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu hal yang tidak ditentang dalam Islam, sebab kemajuan teknologi ini bisa membatu syiar Islam lebih luas lagi. Allah menerangkan dalam Alquran surat Al Hadid ayat 25 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Al Hadid: 25)
Mengutip laman arrahim.id bahwa dalma tafsir Al Azhar dijelaskan oleh Hamka mengenai penggalan ayat tentang besi tersebut memberi isyarat bahwa Allah tidak menghalangi teknologi. Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai manfaat besi yang begitu banyak, termasuk teknologi. (Hamka, Juz 9, 1989: 7192)
Hal itu yang menjadi sejumlah landasan mengapa sebenarnya AI sah-sah saja untuk digunakan dalam dunia Islam. Selagi penggunaannya tidak menyalahi aturan dan masih memegang syariat Islam, maka memanfaatkan AI sebagai teknologi yang membantu proses perkembangan dakwah dibolehkan. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah bahwa meminta fatwa dari AI atau menjadikannya panduan belajar mengenai akidah Islam tidak dibolehkan. Bagaimanapun juga, kondisi kemajuan teknologi tidak boleh memalingkan kaum muslimin dari menjadikan ulama, syaikh, ustaz, ustazah untuk mencari ilmu dan bertanya mengenai agama.
Itu dia penjelasan mengenai AI dalam pandangan Islam. Satu hal yang perlu dijadikan pegangan adalah bahwa kemajuan teknologi yang melahirkan banyak kemudahan untuk menuntut ilmu tidak boleh melalaikan kita dari berguru pada para ulama, syaikh, ustaz, ustazah, dan orang-orang yang lebih unggul keilmuannya sebelum adanya teknologi semutakhir AI. Wallahu’alam. Barakallahufikum.
Baca Juga: Berkenalan dengan Spiritual Thinking Sebagai Level Berpikir Tertinggi