Nikmat Keamanan Bangsa yang Jarang Disadari

Alfatihah.com – Banyak nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari dan menjadi nikmat yang terabaikan. Banyak hal yang membuat seorang muslim yang hidup di daerah yang aman menjadi kufur dan tidak mengusahakan stabilitas kondisi. Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari?

Nikmat Keamanan Bangsa yang Jarang Disadari

Banyak nikmat yang manusia rasakan dalma kehidupan sehari-hari, tak terkecuali hidup aman dan tenang di sebuah negeri. Nikmat keamanan bangsa ini memang jarang disadari sebagai nikmat yang besar dan menjadikan siapa saja mampu meraih mimpi.

Di sisi lain, ada banyak saudara muslim di Palestina yang sedang terjajah puluhan tahun lamanya. Saat ini, mereka belum sepenuhnya merasakan kembali nikmat kemaanan bangsa layaknya negara-negara lainnya. Keamanan bangsa mereka dijajah oleh kaum Zionis yang hingga saat ini menunjukkan taringnya di tengah ketidakmmapuan kaum muslim di seluruh dunia.

Kondisi mereka harusnya menjadikan umat muslim yang masih bisa hidup tentram dan damai di sebuah negeri semakin bersyukur. Bukan hanya menghidupi keamanan dan kedamaian yang dimiliki, tetapi juga mengusahakan kehidupan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan sesama.

Perbedaan-perbedaan yang ada harusnya tidak menjadikan nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari ini menjadi api yang memantik perpecahan. Dalam Alquran pun Allah telah menjelaskan bahwa perbebadaan yang ada dalam sebuah bangsa ini harusnya menjadikan seseorang lebih lapang dalam menerima dan memahami kondisi orang lain.

Dalan Alquran surat Al Hujurat ayat 13 dijelaskan bahwa “Hai manusia, sesungguhnya Kmai menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat tersebut menjadi sebuah penjelasan mendasar mengenai perdamaian yang telah diajarakan Islam dengan mengenal dan memahami orang-orang yang berbeda dengan kita. Entah berbeda sukunya, golongan darahnya, daerah tempat tinggalnya, hingga perbedaan yang terletak dari cara pandangan atau berpikirnya.

Konsep saling mengenal dan memahami inilah yang menjadikan kaum muslimin menjadi representasi dari sifat baik yang harusnya ada dalam diri seseorang. Bahwa, memahami orang lain yang berbeda sudut pandang atau latar belakang bukan berarti mengabaikan atau memusuhi, tapi memberi ruang sebagai bentuk menghormati apa yang mereka yakini. 

Hal itulah yang menjadikan Islam sebagai ajaran yang sangat menghormati perbedaan dan memberi ruang yang tegas untuk mereka yang berbeda keyakinan, asal tidak saling mencampuri satu sama lain. Tindakan-tindakan semacam inilah yang harus dipahami dan dijalankan kaum muslimin sebagai upaya menjadi ketentraman, kedamaian, dan kestabilan kondisi dalam berbangsa dan bernegara hingga memaknai ulang nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari.

Pemimpin yang Adil

Tak ada keamanan bangsa tanpa pemimpin yang baik. Bukan hanya pemimpinnya saja yang baik, rakyat dalam suatu bangsa itu juga harus baik dan bijak dalam menjalani hidup di sebuah negara dengan beragam aturan.

Nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari ini menjadikan syariat Islam memiliki aturan yang tegas tentang kriteria pemimpin bagi kaum muslimin. Banyak kisah dan teladan dari orang-orang alim dan tokoh-tokoh Islam yang memiliki karakter yang kuat untuk menjadi pemimpin yang ideal bagi kaum muslimin. Sayangnya, cita-cita untuk mendambakan pemimpin yang adil harus diselaraskan dengan konsep pendidikan yang kuat dari dalam rumah hingga seorang anak mampu membedakan mana yang hak dan bathil.

Dari pendidikan yang kuat dari dalam rumah hingga penanaman ketauhidan yang kuat sejak ini akan membuat sebuah generasi yang perlahan memandang segala sesuatu dari kaca mata syariat. Pendidikan semacam inilah yang membuat sebuah generasi mampu melahirkan pemimpin yang ideal dan adil untuk umat Islam.

Ibnu Qayyim rahimahullah pernah berkata “Di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin, dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya. Bahkan, perbuatan rakyat saakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dna penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasan mereka. Namun, jika rakyat berbuat zalim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zalim.” (Miftah Daaris Sa’adah, 2: 177-178)

Perkataan Ibnu Qayyim ini menjadi representasi atau gambaran dari bagaimana seorang pemimpin negeri atau bangsa menjaid cerminan dari rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itulah, nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari harus menjadikan seorang muslim lebih bersyukur dan mengusahakan apa saja untuk melahirkan generasi yang lebih baik dan menjadi calon pemimpin masa depan.

Sebab, tidak ada sebuah generasi yang baik tanpa pendidikan terbaik yang diajarkan dari dalam rumah. Inilah mengapa mensyukuri nikmat keamanan bangsa yang jarang disadari menjadi kunci dari lahirnya generasi-generasi terbaik selenjutnya yang akan memimpin sebuah bangsa.

Baca Juga: Jangan Abai dengan Nikmat Aman yang Kamu Punya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp