Menjadi muslim yang passionate dan expert berlandaskan Alquran bisa dilakukan dengan banyak jalan. Tak sekadar memaksimalkan potensi dan meningkatkan skill saja, menjadi muslim yang passionate dan expert berlandaskan quran bisa dilakukan dengan memaksimalkan banyak hal. Lantas, bagaimana pandangan Islam tentang konsep muslim yang passionate dan expert berlandaskan Alquran? Ini dia jawabannya!
Seorang manusia yang beriman dengan baik pasti akan mengusahakan agar apa yang dia lakukan setiap hari adalah sesuatu yang baik dan berkualitas, sehingga dia mengusahakan profesionalisme pada hal tersebut. Salah satu kebaikan yang selalu diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain adalah muslim yang baik adalah muslim yang bermanfaat bagi sesamanya. Dalam Alquran surat Al Bayyinah ayat 98 Allah menjelaskan bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” Ayat tersebut sangat terkenal dan menjadi hal yang terekam oleh alam bawah sadar banyak muslim untuk berusaha bermanfaat bagi sesamanya.
Di ayat lainnya Allah memerintahkan hambaNYA untuk melakukan amal terbaik yang mereka bisa dan mampu mengerjakannya. Hal tersebut menjadi landasan untuk menjadi muslim yang passionate dan expert berlandaskan Alquran. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang salih bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah keberuntungan yang besar.” (Q.S. Al Buruj: 11) Ayat tersebut menjadi dalil yang memerintahkan seorang muslim untuk mengerjakan amal salih terbaik yang bisa menjadi keberuntungan besar baginya. Dalam hadis lainnya Rasulullah menjelaskan bahwa “Sesungguhnya Allah mencintai seseornag yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional.” (H.R. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334)
Seorang muslim memiliki banyak contoh dan teladan dalam bekerja keras mencapai kondisi hidup yang diinginkannya. Berusaha mencapai standar hidup dengan standar diri dan usaha sendiri jauh lebih baik daripada meminta-minta atau meminta belas kasihan pada orang lain. Rasulullah menjelaskan hal tersebut dalam sebuah hadis. Abu Abdirrahman Auf bin Malik Al Asyja’i berkata “Ketika kami sedang duduk bersama beberapa orang sahabat, jumlah kami kira-kira tujuh, delapan atau sembilan orang, datang pada kami Rasulullah SAW seraya bersabda, “Tidakkah kamu berbaiat kepada Rasulullah?”. Saat itu kami baru saja berbaiat kepadanya. Maka kami menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami telah berbaiat kepadamu.” Kemudian Nabi SAW bersabda lagi, “Tidakkah kamu berbaiat kepada Rasulullah?”. Maka kami pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami telah berbaiat kepadamu.” Lalu beliau besabda lagi, “Tidakkah kamu berbaiat kepada Rasulullah?”. Maka kami segera mengulurkan tangan untuk berbaiat sambil berkata, “Kami telah berbaiat, wahai Rasulullah, maka baiat apa lagi yang harus kami sampaikan?”. Nabi menjawab, “Berbaiat untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-NYA dengan sesuatu apapun, kemudian salat lima waktu serta taat kepada Allah.” Kemudian Nabi SAW merendahkan suaranya sambil bersabda, “Dan jangan meminta-minta suatu apapun kepada orang lain.” Betapa kesungguhan para sahabat menerima baiat Nabi tadi, perawi hadis meriwayatkan bahwa ia melihat sebagian dari mereka yang ada di situ, cambuk kendaraannya jatuh, dan ia tidak meminta pertolongan kepada siapa pun untuk mengembalikannya.” (H.R. Muslim: No. 1729)
Hadis tersebut menjadi landasan betapa kerasnya Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja keras dan professional serta mencela mereka yang malas dan suka meminta belas kasihan orang. Hal itu tentu harus dilakukan dengan keyakinan penuh bahwa Allah adalah sumber dan segala tujuan dari usaha-usahanya. Itulah hikmah terbesar bagi seorang muslim untuk menjadi seseroang yang bekerja keras di bidangnya sampai menjadi expert dan mengusahakan yang terbaik sebagai wujud jiwa passionatenya.
Menjadi muslim yang passionate dan expert berlandaskan Alquran, serta sesuai dengan bidangnya juga telah Allah jelaskan dalam Alquran surat Al Isra ayat 84 yang artinya “Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya maisng-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
Dalam sejumlah tafsir, kata syakilatih dalam penggalan ayat 84 tersebut bisa dimaknai sebagai passion. Itulah mengapa istilah konsep pengembangan diri yang menyebut “setiap orang pasti punya passion yang berbeda” adalah hal yang sudah lama Allah jelaskan dalam Alquran. Hal tersebut harus menjadi dasar bahwa seorang muslim harus semangat menjalani harinya dan memaksimalkan hal yang menjadi bidang yang disukai, yaitu menjadi seorang muslim yang passionate dan expert berlandaskan Alquran. Contoh saja seorang muslim sangat ahli dalam bidang digital kreatif, maka memaksimalkan fungsi media sosial untuk berdakwah bisa dijadikan jalan meraih rida Allah dengan kemampuannya.