Banyak amalan setelah Umrah yang bisa dilakukan. Umrah sendiri adalah salah satu ibadah yang sangat monumental dalam hidup seorang muslim. Tak hanya Haji yang memberikan kesan khusus bagi seorang muslim, Umrah juga menjadi salah satu ibadah yang memberikan kesan tersebut.
Dalam masa sesudah Umrah, ada banyak hal yang dilakukan oleh seorang muslim untuk memaksimalkan waktunya selama di tanah haram. Berbagai jenis ibadah bisa dilakukan, bahkan amal salih yang paling kecil seperti memberi permen ke orang lain pun bisa dilakukan. Lalu, adakah amalan setelah Umrah yang bisa dilakukan? Ini dia jawabannya!
Ulasan amalan setelah Umrah dibuka dengan dalil yang melandasi ibadah yang dilakukan di tempat mulia, seperti di Masjidil Haram. Memperbanyak ibadah di tanah haram bisa dilakukan sebelum, saat, dan sesudah Umrah dilakukan. Kemuliaan tanah haram yang memberikan keutamaan berbeda untuk setiap amal salih yang sama dan biasa dilakukan di tempat lain menjadi salah satu sebab mengapa selama berada di tanah haram memperbanyak ibadah adalah anjuran yang utama.
Kebaikan dilipatgandakan di tempat dan waktu yang utama, seperti saat sedang berada di tanah haram. Ar Rahibani rahimahullah berkata “Kebaikan dan keburukan akan dilipatgandakan di tempat yang mulia seperti Mekah, Madinah, dan Baitil Maqdis, di masjid-masjid, dan juga di waktu yang utama, seperti hari Jumat, bulan-bulan haram, Ramadan.” (Muthalib ulinnuha, 2: 385)
Sementara itu, Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata “Salat di Mekah lebih utama dibandingkan salat di tempat lain.” Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam ketika tinggal di Hudaibiyah dalam peperangan Hudaibiyah, beliau salat ke dalam tanah haram. Hal tersebut menunjukkan bahwa salat di tanah haram, yaitu masuk ke tanah haram lebih utama dibandingkan di luarnya. Ulama kemudian mengambil kaidah dalam hal ini, mereka berkata “Sesungguhnya kebaikan dilipatgandakan di tempat atau waktu yang mulia/utama.” (Majmu’Fatawa Ibnu Utsaimin, 2: 168) Keutamaan salat di Masjidil Haram sendiri memiliki keutamaan lebih baik 100.000 kali dibandingkan salat di masjid lainnya. Inilah mengapa memperbanyak salat dan ibadah lainnya di tanah haram memiliki banyak keutamaan.
Amalan setelah Umrah yang bisa dilakukan adalah salat. Keutamaan salat di tanah haram seperti yang sudah disebutkan sebelunya, yaitu lebih baik 100.000 kali dibandingkan salat di masjid lainnya. Ada akselerasi amal yang terjadi ketika banyak ibadah, terutama salat yang dilakukan di tanah haram.
Amalan setelah Umrah lainnya adalah tawaf. Ulama berpendapat bahwa memperbanyak tawaf bagi orang asing (bukan orang Saudi) di Mekah lebih baik dibandingkan salat sunah. Hal tersebut dikarenakan dalam melaksankaan salat, seorang muslim dapat melakukannya dimana saja. Sementara Tawaf, hanya bisa dilakukan di sekitar Kabah saja. Al Buhuti rahimahullah berkata “Disunahkan memperbanyak Tawaf di setiap waktu. Imam Ahmad berkata, “Tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Mekah) lebih utama dibandingkan salat di Masjidil Haram.”” (Kasyaf Al Kina, 2: 485)
Perkataan Al Buhuti lainnya yang dilansir dari muslim.or.id juga menunjukkan keutamaan dari ibadah Tawaf dibanding salat bagi orang yang bukan penduduk asli Saudi. “Imam Ahmad menyatakan bahwa Tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Mekah) lebih utama baginya daripada salat di Masjidil Haram. Oleh karena kekhususan (Tawaf) yang tidak dapat dilakukan selain di sana, berbeda dengan salat.” (Syarah Muntahal Iradat, 1: 237)
Syaikh bin Baz rahimahullah pernah ditanya “Mana yang afdal, memperbanyak Tawaf atau salat sunah?” Kemudian beliau memberi jawaban “Terdapat khilaf manakah yang afdal di antara keduanya. Akan tetapi, yang afdal adalah menggabungkan keduanya, memperbanyak salat dan Tawaf, dia bisa menggabungkan dua kebaikan sekaligus. Sebagian ulama mengutamakan tawaf bagi orang asing (bukan penduduk Mekah). Oleh karena mereka tidak mendapati Kabah di negeri-negeri mereka. Disunahkan memperbanyak Tawaf selama berada di Mekah. Dan sebagian ulama lebih mengutamakan salat, oleh karena salat lebih utama dibandingkan Tawaf.”
“Menurut saya, lebih utama memperbanyak Tawaf dan juga salat, jika orang asing (bukan penduduk Mekah), sheingga tidak kehilangan kedua keutamaan ini.” (Majmu Fatawa Ibn Baz, 17: 225)
Pada akhirnya, memperbnayak ibadah di tanah haram sangat baik dan sangat dianjurkan sebab keutamaan ibadah tersebut yang tidak bisa diperoleh di tempat lain, selain di tanah haram. Itulah mengapa, Tawaf, salat, sedekah, dan ibadah lainnya baiknya diperbanyak dan dimaksimalkan sekuat diri, karena keutamaan tanah haram yang berbeda dengan tempat lainnya.
Itu dia jawaban mengenai amalan setelah Umrah yang bisa dilakukan di tanah haram. Sejatinya, banyak amalan setelah Umrah yang bisa dilakukan di tanah air dan menjadi bukti bahwa Umrah yang dilakukan membekas dan merubah kebiasaan.