4 Prinsip Taman Penitipan Anak, Agar Terwujudnya Anak yang Berkualitas

ALFATIHAH.COM Banyak yang salah kaprah bahwa Daycare atau Taman Penitipan Anak (TPA) hanyalah sebatas menitipkan anak. Sehingga tak jarang ada yang menyanyangkan mengapa orang tua mengirim anaknya ke TPA. Orang yang menitipkan anaknya ini tak jarang tak becus dalam merawat anak.

Apakah ayah bunda termasuk kategori orang tua diatas. Tidak apa-apa berprinsip demikian, sebab setiap orang sah-sah saja dalam berpendapat. Namun sebelum menilai sesuatu dengan subjektif alangkah baiknya kita menilai dengan objektif terlebih dahulu.

Meski tergolong non-formal, pada dasarnya TPA tetaplah merupakan lembaga Pendidikan, tidak sekedar hanya untuk menitipkan anak. Lalu orang tua menjadi tidak becus merawat anaknya.

Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), kedudukannya ditegaskan sebagai lembaga Pendidikan non-formal. Sudah jelas kan ayah bunda? Hal ini ditegaskan dalam Pasal 24 Ayat 4 dalam UU RI tersebut.

Menurut pasal tersebut Pendidikan anka usia dini jalur non-formal berbentuk Kelompok Belajar (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan lainnya yang setingkat.

Sehingga jelas, bahwa TPA bukan sekadar taman bermain untuk menitipkan anak. Tapi lembaga Pendidikan yang memiliki prinsip dan kurikulumnya.

Nah, untuk mendukung TPA dalam mewujudkan tercapainya anak usia dini yang berkualitas, maju, mandiri, demokrasi dan berpartisipasi. Maka prinsip filsafat Pendidikan di TPA dapat dirumuskan menjadi 4. Yaitu: Tempa, Asah, Asih, dan Asuh.

Prinsip Taman Penitipan Anak (TPA)

  1. Tempa

Tempa dimaksudkan agar terwujudnya kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemilihan Kesehatan, peningkatan olahraga yang terlantur dan terukur serta aktivitas jasmani. Jika prinsip ini dijalankan. Maka besar kemungkinan anak akan memilki fisik kuat, sehat dan disiplin

  1. Asah

Prinsip Asah mengedepankan untuk memberi dukungan kepada anak agar dapat mempelajri sesuatu dengan bermain. Hal ini dilakukan agar anak memiliki pengalaman yang berguna dalam mengembangakan potensi yang dimiliknya. Permainan yang dimaksud adalah permainan yang memiliki makna, menarik, meransang imajinasi dan kreativitas anak.

  1. Asih

Pada dasarnya, asih merupakan penjaminan pemenuhan kebutuhan anak. Sehingga anak ayah bunda akan memiliki perlindugan dari ancaman atau pengaruh yang dapat merugikan pertumbuhannya. Misalnya perlakukan kasar, penganiayaan fisik dan mental atau di eksploitasi.

  1. Asuh

Melalui pembiasaan yang dilakukan anak secara konsisten akan membentuk prilaku, jati diri hingga kualitas kepribadiannnya. Nah, pola asuh bagaimana yang harus dilakukan orang tua dan bagaimana kepribadian mana yang harus dimiliki seorang anak? Simak ulasan dibawah ini, ya ayah bunda.

Kepribadian dan Jati Diri Anak

  • Integritas, iman dan taqwa;
  • Patriotism, nasionalisme dan kepeloporan
  • Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria dan sportivitas
  • Jiwa kebersamaan, demokratis dan tahan uji
  • Jiwa tanggap (penguasaan ilmu pegetahuandan teknologi)
  • Optimis dan keberanian mengambil resiko
  • Jiwa kewirausahaan, kreatif dan professional

Demikanlah penjelasan terkait prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh sebuah Taman Penitipan Anak (TPA) dalam mengasuh dan mendidik anak. Prinsip-prinsip ini dapat menjadi acuan ayah bunda  jika ingin memasukan anaknya ke sebuah Taman Penitipan Anak ataupun Kelompok Belajar (KB)

Semoga artikel kali ini dapat memberikan manfaat bagi ayah bunda yang saat ini sedang kebingunan dalam mencari TPA yang cocok untuk ayah bunda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp