Syair dan Pandangan Islam Tentangnya

Alfatihah.com – Syair dan pandangan Islam tentangnya memang jarang dibahas oleh kaum muslimin. Padahal syair adalah salah satu jenis teks dalam sastra yang sejak dulu banyak ditulis dan dijadikan medium perjuangan atau pergerakan meraih sesuatu. Tak hanya di peradaban Barat saja syair banyak dikenal seperti yang ada saat ini, peradaban Islam pun melahirkan banyak penyair yang isi syairnya selalu mengingatkan diri pada tauhid dan penghambaan diri.

Dari banyaknya topik syair yang ada saat ini dan kebebasan penulis yang boleh mengangkat topik apa saja. Syair kini menjadi medium curahan hati dan pengamatan kondisi sosial kemasyarakatan saat ini. Lalu, bagaimana sebenarnya hukum syair dan pandangan Islam tentangnya? Simak penjelasan berikut ini!

Tafsir Q.S. Asy Syuara ayat 244

Syair dan pandangan Islam tentangnya selalu didasarkan pada Alquran, sama seperti perkara lainnya yang juga disandarkan pada Alquran terlebih dahulu. Dalam Alquran surat As Syuara ayat 244 dijelaskan bahwa penyair adalah orang yang sesat. 

وَٱلشُّعَرَآءُ يَتَّبِعُهُمُ ٱلْغَاوُۥنَ

Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.” (Q.S. Asy Syuara: 244)

Makna arti ayat tersebut menurut Ai bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas adalah “Mereka adalah orang kafir yang diikuti oleh golongan yang sesat dari manusia dan jin.”. Hal serupa juga dikatakan oleh Mujahid dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan ulama salaf lainnya, berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir. Syekh Abdurrahman Nashir As Sa’di menjelaskan yang dimaksud alghowun adalah orang yang sesat dari jalan petunjuk dan menelusuri jalan kesesatan dan kebinasaan.

Imam Al Qurtuby menambahkan penjelasan bahwa alghowun adalah orang yang berpaling dari jalan kebenaran. (Al Qurthuby, Al Jami’ li Ahkami Alquran) Ada juga pendapat dari Syekh Abu Bakar Al Jaza’iriy yang menyatakan bahwa alghowun adalah orang yang tersesat dari petunjuk dan memiliki hati dan niat yang rusak. (Syekh Abu Bakr Al Jaza’iriy, Aisarut Tafasir II Kalami Al Aliy Al Kabir)

Namun, tidak semua yang mengikuti penyair adalah orang yang sesat. Allah mengecualikan penyair tertentu yang dijelaskan dalam Alquran surat Asy Syuara ayat 247 yang artinya “Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman.” (Q.S. Asy Syuara: 247)

Tokoh-tokoh alim yang dulu juga sering menulis syair yang berisi ketauhidan, yaitu Hasan bin Sabit, Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin Malik, dan sahabat lainnya yang syairnya serta pribadi inidividunya membela Islam dan Rasulullah. (Syekh Musthofa Al Adawy, At Tashil li Ta’wilit Tanziil Tafsir Asy Syuara di Sual wal Jawab)

Imam Ath Thabary meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abdurrahman bin Zaid bahwa ada seseorang yang berkata kepada ayahku, “Wahai Abu Usamah, tidakkah engkau mengetahui firman Allah, “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasannya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasannya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya?”” (Q.S. Asy Syuara: 244-246)

Maka, bapakku berkata kepada orang tersebut, “Itu adalah syairnya orang musyrikin, bukan syairnya orang mukmin. Tidakkah Engkau mendengar Allah juga berfirman “Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.”” (Q.S. Asy Syuara: 247) Orang itu kemudian berkata, “Engkau telah membuatku lega dan tenang, wahai Abu Usamah. Semoga Allah memberikan ketenangan untukmu.” (Imam Ath Thabary, Jami’u Al Bayan fi Ta’wil Alquran)

Kedua ayat dalam Alquran suarat Asy Syuara yang saling menjelaskan tentang syair dan pandangan Islam tentangnya. Pengingkaran bolehnya syair dalam Islam dan ayat berikutnya yang membolehkan syair kaum muslimin adalah penjelasan mendasar bahwa tidak semua syair dilarang. Syair dan pandangan Islam tentangnya membuat ada sejumlah syair yang dibolehkan, yaitu syair yang mengandung nilai ketuhanan atau ketauhidan.

Itu dia ulasan tentang syair dan pandangan Islam tentangnya yang harus kamu pahami sebelum berkenalan dengan banyak puisi pop yang ada saat ini. Kesimpulannya adalah syair dan pandangan Islam tentangnya cenderung positif, asal topik yang dibahas dalam syair mengandung ketauhidan.

Baca Juga: AI Dalam Pandangan Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp