Alfatihah.com – Apakah Anda pernah mendengar satu hadits tentang kartu bitoqoh? atau dalam bahasa arabnya disebut bitoqoh?. Jika belum pernah mendengar, saatnya kita mengetahui satu hadits yang in sya Allah akan menambah iman kita kepada Allah SWT, dimana dalam hadits tersebut memaparkan tentang satu amalan ringan mengalahkan 99 catatan dosa.
Setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan dosa, kecuali para Nabi dan Rasul yang makshum (terbebas dari berbuat dosa). Namun sebaik-sebaiknya manusia, setelah ia berbuat dosa, ia harus mengakui dan menyesalinya, lalu kembali kepada Tuhannya, Allah SWT, untuk bertaubat.
Dalam hadits bithoqoh ini menceritakan tentang seorang manusia yang banyak melakukan dosa selama didunia, ternyata mendapat kemurahan dari Allah SWT saat di hari perhintungan. Satu amalan ringan mengalahkan 99 catatan dosa yang ia kerjakan selama didunia. Bagaimana kisah selengkapnya, berikut penjelasannya.
Mengutip dari artikel Muslim.or.id berikut penjelasan hadits yang bercerita tentang seseorang yang mempunyai satu amalan ringan mengalahkan 99 catatan dosa dihadapan Allah SWT.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ
“Ada satu orang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, kemudian dibentangkan dihadapannya kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu catatan dosa. Setiap kartu yang dibentangkan jaraknya sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” laki-laki itu menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.” Lantas Allah mengeluarkan satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ pada timbangan lainnya. Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. (HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy yaitu kuat dan perowinya tsiqoh termasuk perowi kitab shahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath Thoqoni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dari hadits tersebut kita bisa renungkan bahwa satu amalan ringan mengalahkan 99 catatan dosa kita selama hidup didunia. Artinya apa, kita tidak bisa menyepelekan hal kecil, dan berbangga juga dengan hal yang banyak dan besar.
Satu kalimat tauhid yang diucapkan dengan hati yang penuh keyakinan, akan berbeda kualitasnya dengan shalat seribu rakaat yang kita kerjakan tapi tidak menghadirkan Allah didalamnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Madarijus Salikin, “Amalan berlipat itu bukan dilihat dari bentuk dan banyaknya amalan tersebut, melainkan dilihat dari segi kualitasnya dalam hati. Seberapa ikhlas kita melakukan amalan itu karena Allah semata.”
Dikisahkan juga dalam satu riwayat yang disampaikan oleh seorang ulama kondang Habib Abdul Qadir Baábud, bahwa seseorang yang dipersilakan masuk kedalam surga oleh Allah karena rahmatNya, tapi ia mengelak karena ia merasa bahwa amal sholehnyalah yang menjadi penyebab dirinya dimasukkan ke dalam surga. Lalu Allah meminta dirinya untuk menimbang satu saja nikmat sebelah mata yang Allah beri. Ternyata nikmat itu jauh lebih berat dari amalan yang selama ini ia kerjakan.
Satu amalan ringan mengalahkan 99 catatan dosa itu tidak bisa disepelekan, sebab bisa jadi hal-hal yang kita anggap remeh dan tidak berarti, ternyata berdampak besar untuk keselamatan hidup kita di akhirat nanti.
Semoga apapun amal sholeh yang sedang dan akan kita kerjakan, bisa lebih berkualitas dan mendapat balasan berupa ridho Allah SWT.
Baca Juga : Ini Dia 4 Golongan yang Dirindukan Surga, Jadilah Salah Satunya!