Alfatihah.com – Ramadan di era digital memang memiliki tantangan yang berbeda. Banyak hal yang harus dijaga mulai dari pandangan hingga pendengaran, sebab di era media sosial banyak hal-hal yang bisa saja membatalkan puasa. Lalu, bagaimana sikap seorang muslim untuk menjalani puasa selama Ramadan di era digital, terutama menjaga adab secara virtual? Simak penjelasan berikut ini!
Ramadan di era digital menjadi hal yang menarik dan unik, sebab banyak tantangan yang tidak ditemukan sebelumnya, terutama godaan yang ada secara virtual. Banyak hal yang secara virtual bisa menjadi pemicu kurangnya kekhusyuan berpuasa.
Meski landasan berpuasa sendiri masih didasarkan pada Alquran surat Al Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Surat tersebut menjadi landasan bahwa puasa Ramadan adalah wajib dan mereka yang menjalankannya disebut bertakwa. Meski era digital sedang kamu hadapi saat ini, jangan sampai ketakwaanmu menurun sebab tidak menjalankan puasa Ramadan. Usaha yang maksimal untuk mengondisikan diri selama Ramadan di era digital, terutama saat menjaga pandangan hingga hawa nafsu selama puasa bisa menjadi upaya yang membantumu untuk menjaga diri.
Tak sekadar menjaga pandangan hingga hawa nafsu saja, adab juga termasuk dalam hal-hal yang harus dijaga selama Ramadan di era digital. Kesulitan ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengatur jumlah waktu screen time atau bermain gawai untuk menghindarkan diri dari interaksi yang hanya mendatangkan kerugian diri.
Tantangan menjalani Ramadan di era digital tak berhenti sampai di situ. Banyak aksi yang bisa dilakukan secara virtual dan menjadikan amalan-amalan yang dilakukan selama Ramadan kurang berkah. Tak hanya menyaksikan hal-hal yang mengundang hawa nafsu dan menurunkan kekhusyuan puasa, berkirim pesan yang mengandung hal-hal yang dilarang saat berpuasa seperti gibah, adu domba, iri, dan dengki juga termasuk dalam hal-hal yang rawan terjadi selama puasa Ramadan di era digital.
Jangan sampai seorang mukmin hanya berpuasa tanpa mendapat keberkahan dari apa yang dijalankannya, sebab lebih banyak menuruti nafsu daripada beribadah. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja.”” (H.R. An Nasai)
Dalam laman nu.or.id menurut M. Quraish Shihah dalam puasa setidaknya ada tiga hal yang terkandung sebagai hakikat puasa, yaitu upaya mengendalikan diri dari nafsu yang membelenggu atau sabar, terhindar dari perbuatan-perbuatan yang mendatangkan siksa, sehingga memperoleh derajat muttaqin, dan berusaha mengembangkan potensinya agar mampu membentuk dirinya sesuai dengan jalan yang sudah Allah contohkan dalam sifat-sifatNYA.
Jangan sampai kamu terbelenggu dengan komentar-komentar yang negatif yang biasa ada dan bertebaran di media sosial. Jadilah seorang mukmin yang pandai menjaga lisan, mata, hawa nafsu, hingga ketikannya di media sosial. Banyak hal yang bisa menjadi pemicu menurunnya adab seorang mukmin untuk mejalani Ramadan di era digital.
Ramadan di era digital menjadi hal yang perlu dipersiapkan baik secara fisik, batin, hingga fokus agar tidak terdistraksi dengan hal-hal yang ada dalam internet atau media sosial. Itu dia ulasan mengenai Ramadan di era digital dan menjaga adab secara virtual yang bisa menjaid panduanmu untuk menjaga diri selama Ramadan. Semoga bermanfaat. Barakallahufikum.
Baca Juga: Ramadan Bulan Istimewa, Apa Saja Keistimewaan Ramadan? Ini Dia Penjelasannya!