Peran Wanita dalam Agama Islam

Alfatihah.com – Akhir-akhir ini peran wanita banyak diperbincangkan, meskipun pembahasan tentang kesetaraan gender telah lama digencarkan. Masih banyak kasus-kasus kejahatan yang dialami oleh perempuan di luar sana dengan pandangan bahwa wanita itu lemah. Tetapi, bagaimana pandangan tentang peran wanita dalam Islam?? Apakah ada hak tersendiri dalam Islam bagi wanita??

Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!

Dalam ajaran Islam pembahasan tentang kesetaraan kedudukan wanita dan pria tidak membedakan keduanya di tingkatan tertentu, tetapi kedudukan dari keduanya saling melengkapi. Keseimbangan antara kewajiban dan hak wanita setara dengan kewajiban dan hak kaum pria.

Peran wanita dalam Pandangan Islam begitu penting, karena tanpa peran wanita kehidupan di dunia ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Peran wanita menjadi penyeimbang dalam menjalani kehidupan bermasyarakat maupun beragama.

Penyebaran Islam memerlukan pondasi yang cukup kuat, yaitu keluarga. Sedangkan peran terbesar dalam pondasi keluarga terdapat pada wanita. Karena dari wanita lah lahir pemimpin-pemimpin dan pejuang Islam yang akan mengagungkan nama Allah. Adapun peran wanita dalam keluarga diantaranya, sebagai berikut:

Pertama, peran wanita sebagai Istri

Mengenai hal ini, kita dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh teladan kaum Muslimah, Khadijah Radhiyallahu anha dalam mendampingi Rasulullah di masa awal kenabiannya. Ketika Rasulullah merasa ketakutan terhadap wahyu yang diberikan kepadanya, dan merasa kesulitan, lantas apa yang dikatakan Khadijah kepadanya?

“Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Tidak ada pangkat paling tinggi selain pangkat sebagai nabi, begitupun dengan ujian terberat adalah ujian menjadi nabi. Dalam menghadapi ujian yang diberikan, Khadijah menjadi obat penenang dalam permasalahan yang dihadapi oleh Rasulullah.

Demikianlah seharusnya bagi seorang wanita muslimah di dalam keluarganya, tidak ada yang diinginkan bagi seorang suami melainkan seorang istri yang dapat menerimanya apa adanya, percaya dan yakin kepadanya dan selalu membantunya ketika sulitnya. Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang perlu dilakukan wanita, akan tetapi menjadi pendamping seorang pemimpin (pemimpin rumah tangga atau lainnya) yang dapat membantu, mengarahkan dan menenangkan adalah hal yang sangat mulia jika di dalamnya berisi ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Kedua, peran wanita sebagai ibu

Tidak ada kemuliaan terbesar bagi seorang wanita, melainkan perannya menjadi seorang ibu. sebagaimana sabda Rasulullah ketika ditanya oleh seseorang:

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 6447)

Ibu berperan besar dalam mendidik anak-anaknya, karena ibu menjadi orang yang paling banyak menghabiskan waktunya bersama anak-anaknya. Menjadi guru pertama dalam proses perkembangan anaknya, membimbing anak-anaknya pada jalan kebaikan, serta menjadi panutan bagi anak-anaknya dalam menjalani kehidupan.

Demikianlah peran mulia ibu dalam keluarga, tidak ada peran penting yang mendatangkan pahala selain mendidik anak-anaknya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.  

Jika kita melihat keutamaan-keutamaan peran wanita dalam Islam, betapa mulianya peran wanita bagi keluarga maupun masyarakat. Bagaimana keadaan suatu keluarga atau negara tergantung pada peran wanita di dalamnya. Oleh karena itu, sebagai wanita hendaknya kita menjaga dan tidak menyepelekan peran penting yang kita miliki.

Lahirnya pemimpin-pemimpin yang adil dan juga generasi-generasi yang baik tergantung pada peran wanita pada waktu itu.

Baca Juga: Wahai Ladies, Perhatikan Cara Seorang Muslimah Berpakaian Sesuai dengan Syariat Islam!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp