
Alfatihah.com – Sholat adalah ibadah utama dalam islam yang menjadi kewajiban setiap muslim. Namun, tahukah kamu bahwa awalnya sholat diwajibkan sebanyak 50 kali sehari? Kisah ini terjadi dalam peristiwa Isra Mi’raj, di mana Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa yang berperan besar dalam penetapan sholat menjadi 5 waktu sehari. Bagaimana kisahnya? Yuk, simak selengkapnya!
Isra Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang dialami Rasulullah SAW dalam satu malam. Dalam peristiwa ini, beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina (Isra) dan kemudian dinaikkan ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha (Mi’raj). Di sana, Rasulullah menerima perintah langsung dari Allah untuk menunaikan sholat.
Saat itu, Allah menetapkan kewajiban sholat sebanyak 50 kali sehari. Setelah menerima perintah ini, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa di langit keenam dan bertanya kepada Rasulullah tentang perintah yang diterimanya.
Setelah mengetahui bahwa sholat diwajibkan sebanyak 50 kali sehari, Nabi Musa menyarankan Rasulullah untuk kembali kepada Allah dan meminta keringanan. Menurutnya, umat Rasulullah tidak akan mampu melaksanakan sholat sebanyak itu, mengingat pengalaman Nabi Musa sendiri dalam membimbing Bani Israil.
Atas saran Nabi Musa, Rasulullah kembali menghadap Allah dan meminta keringanan. Allah kemudian mengurangi jumlah sholat menjadi 40 kali sehari. Namun, Nabi Musa masih merasa jumlah itu terlalu berat, sehingga Rasulullah kembali memohon keringanan kepada Allah. Begitu seterusnya, hingga akhirnya jumlah sholat dikurangi menjadi 5 kali sehari.
Ketika sholat telah ditetapkan sebanyak 5 waktu sehari, Nabi Musa masih menyarankan agar Rasulullah meminta pengurangan lagi. Namun, Rasulullah merasa malu untuk kembali meminta keringanan dan menerima perintah Allah tersebut. Allah pun berfirman bahwa sholat tetap 5 waktu sehari, tetapi pahalanya tetap dihitung seperti 50 kali sholat. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umat Islam.
Kisah ini mengandung banyak pelajaran penting bagi umat islam:
Allah tidak membebani umat islam di luar kemampuan mereka. Sholat yang awalnya 50 kali dikurangi menjadi 5 waktu dengan pahala yang tetap berlipat ganda.
Nabi Musa memiliki pengalaman dalam membimbing umatnya, sehingga ia memahami betapa beratnya menjalankan ibadah sebanyak 50 kali sehari. Kepeduliannya terhadap umat Islam membuatnya memberi saran kepada Rasulullah.
Sholat adalah ibadah yang ditetapkan langsung di Sidratul Muntaha tanpa perantara, menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini dalam kehidupan seorang Muslim.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa sholat adalah kewajiban yang harus dijaga. Meskipun awalnya diwajibkan 50 kali sehari, berkat campur tangan Nabi Musa dan rahmat Allah, umat islam hanya diwajibkan sholat 5 waktu sehari dengan pahala yang tetap besar. Oleh karena itu, kita seharusnya semakin bersyukur dan menjalankan sholat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Baca Juga : Kisah Nabi Syuaib AS, Perjuangan Melawan Kecurangan Kaum Madyan