Nabi yang ingin Membakar Semut Tetapi Satu Desa Kena Imbasnya

ALFATIHAH.COMRasulullah pernah menerangkan kepada kita tentang seorang nabiyullah yang singgah dibawah pohon, namun karena digigit ia ingin membakar semut.

Dikisahkan pada suatu hari terdapat nabi dan teman-temannya singgah dibawah pohon. Ia singgah karena merasa letih dari teriknya matahari dan lelah selama perjalanan. Singgahnya nabi dan teman-temannya ini membuat para semut ini terganggu akan kehadiran mereka.

Membakar Semut

Biasanya semut melawan orang yang mengganggunya dan merusak ketenangannya. Seekor semut datang dan kemudian menggigit Nabi itu. Lantas hal ini pun membuat nabi tersebut marah. Memang nabi adalah seorang manusia yang tak luput dari kata sempurna. Dikarenakan kesal terhadap semut. Ia pun ingin membakar semut itu beserta satu desa.

Beberapa saat kemudian dia beserta teman-temannya menghukum dengan membakar semut tersebut dan membakar desa semut dengan menyulutkan api didalamnya. Karena hal itu, semut-semut yang tidak bersalah terkena imbasnya. Padahal yang dilakukan hanyalah karena seekor semut, bukan secara keseluruhan.

Allah sangat tidak suka sikap dan perlakuan terhadap nabi-Nya. Karena satu semut membuat binasa suatu umat yang bertasbih kepada Allah.

Cerita Rasulullah SAW ketika bertemu semut :

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud RA yang berkata:

“Kami pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, ketika itu kami melihat seekor burung kecil bersama dua anaknya. Kemudian kami ambil keduanya dan induknya datang seraya mengepakkan kedua sayapnya. Rasulullah kemudian datang seraya berkata, ‘Siapa yang membuat burung ini risau karena anaknya? Kembalikan anak burung ini kepadanya,”

“Sesudah itu beliau melihat sebuah sarang semut yang telah kami bakar. Beliau pun bertanya, ‘Siapa yang telah membakar semut?’ Kami menjawab, ‘Kami, Ya Rasulullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tidaklah sepantasnya ada yang menyiksa dengan cara itu, kecuali Rabb pemilik api itu sendiri.’” (HR. Abu Dawud)

Ibrah yang bisa kita ambil dari kejadian ini ialah bahwa terdapat suatu larangan membakar semut. Karena semut termasuk hewan yang bertasbih kepada Allah. Maka dari itu, kita selayaknya manusia harus mengasihani satu sama lain. Terlebih dalam kisah tersebut yang melakukan adalah seorang nabi yang harus memberikan uswah kepada khalayak banyak orang.

Jika memang kita bermasalah terhadap suatu orang atau permasalahan, maka yang harus diselesaikan ialah orang atau permasalahan tersebut bukan meluas kepada yang lainnya. Hal tersebut dapat membuat kerugian bagi orang lain. Sehingga kita tidak bisa disebut manusia yang cinta akan kasih sayang, terlebih seperti kisah di atas nabi yang membakar semut.

Oleh karena itu, adanya suatu keadilan hanyalah berlaku kepada orang yang salah, sehingga tidak perlu orang lain yang tidak bersalah terkena imbasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Chat WhatsApp
Hubungi Kami