4 Langkah Merawat Bayi Sesuai Tuntunan Islam

Alfatihah.com – Banyak orang tua yang mempelajari langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam saat ini. Banyak akun di media sosial yang juga membagikan konten bermanfaat dengan tujuan mengajak orang lain menerapkan nilai-nilai pengasuhan Islam. Melihat geliat orang tua yang semakin giat mempelajari ilmu pengasuhan sesuai Islam. Bagaimana sebenarnya langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam? Simak ulasannya untuk menemukan jawabannya!

Mengazani Bayi

Langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam diawali dengan mengazani anak yang baru lahir di telinga kanan. Kebiasann mengazani bayi yang biasa ditemui di keluarga muslim. Kebiasaan ini didasarkan pada sebuah hadis yang dikutip dari laman aktual.com yang menjelaskan bahwa “Abu Rafi berkata “Aku melihat Rasulullah Shallallahi Alaihi Was Sallam mengumandangkan azan di telinga Hasan bin Ali saat baru dilahirkan oleh Fatimah.” Ibnu Qayyim mengatakan bahwa hikmah azan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir yaitu agar suara pertama yang didengar adalah seruan yang mengandung makna keagungan Allah Subhanahu Wata’ala serta syahadat.

Mengazani bayi juga biasa dilakukan oleh keluarga muslim yang memiliki bayi yang baru lahir. Tak sekadar mengazani saja, keluarga muslim khususnya ayah atau bapak yang mengazani bayi biasa memiliki kepercayaan bahwa dengan mengazani bayi seorang anak bisa menjadi awal yang baik. Mengenalkan ketauhidan dan kalam yang memiliki nama Allah juga menjadi awal yang baik untuk menanamkan nilai Islam dalam diri anak.

Tahnik

Langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam berikutnya adalah mentahnik anak. Tahnik adalah menyuapi bayi dengan kurma yang sudah dilumatkan. Anjuran untuk mentahnik anak ini didasarkan pada sebuah hadis yang artinya “Ketika anakku lahir, aku membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Nabi memberi nama bayiku Ibrahim dan mentahnik dengan kurma lalu mendoakannya dengan keberkahan.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lainnya juga dijelaskan bahwa tahnik ini pernah Nabi lakukan pada anak dari Abu Thalhah Radhiallahu ‘anhu. “Dari Abu Thalhah Radhiallahu ‘anhu, ketika anaknya lahir, Anas bin Malik membawanya ke hadapan Nabi Shallallhu Alihi Wa Sallam dengan membawa beberapa kurma. Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alihi Wa Sallam mengunyah kurma tersebut dan meletakkannya di mulut bayi.” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Adab mentahnik bayi diantaranya adalah

  1. Menggunakan kurma dan jika tidak ada boleh menggunakan madu
  2. Kurma dikunyah kemudian diletakkan di langit-langit mulut bayi
  3. Mentahnik dilakukan oleh orang yang salih
  4. Orang yang mentahnik bayi hendaknya mendoakan keberkahan untuk bayi

Memberi Nama yang Baik Artinya

Memberi nama yang baik untuk bayi adalah hal yang sangat dianjurkan untuk keluarga muslim. Anak adalah titipan Allah yang harus dirawat dengan penuh amanah dan memberinya nama dengan nama yang baik. Banyak orang tua yang memilih menamai anaknya dari nama para Nabi, sahabat, istri Nabi, anak-anak Nabi, hingga orang-orang salih yang diketahui rekam jejak hidupnya. 

Nama yang dipilih orang tua pun biasanya harus dijadikan sebagai doa dan harapan dari orang tua pada anaknya. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa sahabat Nabi ada yang meminta nama untuk anaknya dan Rausulullah memberikannya nama yang baik untuknya. “Dari Abu Musa Radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan “Ketika anakku lahir, aku membawanya ke hadapan Nabi Muhammad Shallallahu Alihi Wa Sallam. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam memberi nama bayiku Ibrahim dan mentahnik dengan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan.”” (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Aqiqah

Langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam yang terakhir adalah menyelenggarakan Aqiqah untuk anak. Anjuran ini disampaikan Nabi dalam sebuah hadis yang artinya “Dari Salman bin Amir Ad Dhabiy, dia berkata: Rasulullah bersabda: Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (Shahih Hadist Riwayat Bukhari (5472), untuk lebih lengkapnya lihat Fathul Bari (9/590-592), dan Irwaul Ghalil (1171), Syaikh Albani)

Salah satu dalil dari banyaknya dalil Aqiqah ini menjadi landasan bagi kaum muslimin untuk menunaikan Aqiqah anaknya yang baru lahir. Perhitungan pelaksanaan Aqiqah pun memiliki aturannya sendiri. Aqiqah dilakukan apda hari ketujuh atau kelipatannya dengan dasar bahwa “Dari Samurah bin Jundab dia berkata: Rasulullah bersabda: Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.” (Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’i 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya

Itu dia langkah merawat bayi sesuai tuntunan Islam yang harus diketahui untuk menyiapkan diri menyambut bayi yang akan lahir. Pengetahuan merawat bayi sesuai tuntunan Islam ini penting dipahami oleh siapapun, terutama pasangan muda yang akan memiliki anak.

Baca Juga: Islam dan Minimalisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp