Alfatihah.com – Masyitah adalah seorang muslimah yang hidup pada masa kepemimpinan Fir’aun yang juga termasuk tukang sisir putri firaun. Kisah tentang perjuangannya mempertahankan aqidah di hadapan raja bengis dan zalim diceritakan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Masyitah menjadi seorang muslimah yang tangguh dan bersedia mati untuk membela aqidah dan kepercayaannya.
Kisah tentang syahidnya Masyitah didasarkan pada riwayat Imam Ahmad yang berasal dari Abu Dharir: dari Hammad bin Salamah, dari Atha’ bin As-Sa’ib, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas. Dikutip dari Karamat Al-Auliya’ karya Abul Fida’ Abdurraqib bin Ali bin Hasan Al-Ibi dan diterjemahkan oleh Abdurrosyad Shidiq: Rasulullah pada malam Isra mencium aroma harum.
Demi mencium bau harum tersebut, Rasulullah SAW bertanya pada malaikat Jibril, “Wahai Jibril, Aroma Apa ini?”
“Aroma tersebut berasal dari wanita yang menyisir rambut putri Firaun dan anak-anaknya,” Jawab malaikat Jibril.
“Apa yang Terjadi Padanya?” Tanya Rasulullah SAW.
Jibril Menjawab,”Suatu hari Masyitah sedang melakukan pekerjaannya, yaitu menyisir rambut putri Firaun. Tanpa sengaja sisir tersebut jatuh. Masyitah pun spontan berucap ‘Dengan Nama Allah’”
Putri Firaun Pun Heran lantas bertanya, “Apakah itu sebutan untuk Ayahku?”
“Bukan, tapi Allah SWT adalah tuhanku dan Tuhan ayahmu,” jawab Masyitah.
Putri Firaun pun kembali bertanya, “ Bolehkan aku memberitahukan ini pada ayahmu?”
Tanpa keraguan sedikitpun Masyitah pun menjawab, “ Silahkan.”
Tak berselang lama, ia pun dipanggil oleh Firaun yang terkenal sering menyiksa dan mendzalimi bani Israil. Firaun pun bertanya, “Wahai pelayan, apa benar kamu punya tuhan selain aku?”
Masyitah pun menjawab, “ Punya, Dia adalah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu juga.”
Demi mendengar pelayannya memiliki tuhan lain selain dirinya, Firaun pun marah besar dan memerintahkan prajuritnya untuk menyiapkan wajan besar yang diisi dengan air mendidih. Ia lantas tanpa berbelas hati memerintahkan agar Masyitah si tukang sisir putri firaun dan anak-anaknya dilemparkan dalam wajan besar yang berisi air mendidih tersebut.
Sebelum giliran Masyitah dilempar ke dalam wajan, ia meminta sebuah permohonan pada Firaun.”Aku punya satu permintaan padamu.”
“Apa permintaanmu wahai pelayan?” tanya Firaun.
“Aku ingin tuan mengumpulkan tulangku dan tulang anak-anakku dalam satu kain, lalu menguburkan kain tersebut dalam satu liang lahat.” ucap Masyitah
“Itu adalah hal yang sangat mudah bagiku,” ucap Firaun
Sebelum dilemparkan ke dalam wajan, Masyitah si tukang sisir putri firaun tersebut sempat ragu melihat bayinya yang masih dalam gendongan. Lalu atas seizin Allah SWT bayi tersebut pun bisa bicara, “Wahai ibu masuklah! Sesungguhnya siksa di dunia lebih ringan daripada siksa di akhirat, ucap si bayi.”
Maka sebelum prajurit Firaun, melemparnya, Masyitah lompat bersama bayinya ke dalam wajan yang berisi air mendidih.
Itu dia kisah Masyitah seorang tukang sisir putri firaun yang menjadi seorang syahidah karena mempertahankan aqidah dan kepercayaannya di hadapan Firaun. Oleh sebab itu, bau harum senantiasa mengiringi makam Masyitah dan anak-anaknya, sebagai bukti bahwa mereka berada di jalan yang benar.
Baca Juga : Kisah Ummu Sulaim Binti Milhan, Wanita Pertama yang Menjadikan Islam Sebagai Mahar Pernikahan