Alfatihah.com – Amalan merupakan kata yang tak asing bagi umat muslim. Amalan berupa perbuatan yang dilakukan oleh umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai bekal di akhirat nanti. Umat muslim percaya dengan amalan yang mereka bawa, dapat mendatangkan pahala, mewujudkan keinginan, dan lain-lain.
Salah satu amalan yang cukup populer dikalangan umat muslim adalah amalan ratib al-haddad. Amalan ratib al-haddad memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah menjaga dari mara bahaya yang akan menimpa.
Amalan ratib al-haddad banyak diamalkan di tempat-tempat yang masih erat dengan tarekat dan dzikir. Sebenarnya amalan ratib al-haddad memiliki beberapa versi, namun pada intinya adalah membahas tentang permohonan rahmat dan perlindungan dari Allah, memuji dan mengagungkan Nabi Muhammad SAW, serta memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Untuk penjelasan lebih lanjut, mari simak artikel berikut.
Amalan ratib al-haddad disusun oleh ulama terkemuka dari Hadramaut, beliau adalah Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad. Beliau adalah seorang mujaddid (pembaharu) pada masanya.
Beliau menulis banyak karya tulis yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Karyanya meliputi an-Nashaih ad-Diniyah, Risalah al-Mu’awanah, an-Nafais al-’Alawiyah fi al-Masa’il as-Shufiyah.
Tahun 1071 Hijriyah merupakan tahun pertama ratib al-haddad ini disusun. Penyusunan ratib al-haddad berawal disaat para pemuka Hadramaut yang merasa khawatir terhadap kelompok Syiah Zaidiyah yang masuk di wilayah Hadramaut.
Pada saat itu mereka khawatir kepada orang awam akan meninggalkan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang diajarkan oleh Salafus Shalih karena dipengaruhi oleh kelompok Syiah Zaidiyah.
Kemudian mereka mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan yang menimpa. Mereka menghadap kepada al-Qutb Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad supaya diberikan bacaan atau amalan agar apa yang dikhawatirkan tidak terjadi.
Kemudian beliau menuliskan wirid yang sekarang dikenal dengan istilah ratib al-haddad. Sejak peristiwa itu kemudian amalan ratib al-haddad ini banyak dibaca oleh umat muslim baik dari Indonesia hingga seluruh penjuru dunia.
Amalan ratib al-haddad ini dianjurkan untuk dibaca secara bersama-sama dalam majelis dzikir sesuai dengan ketentuan dari penjelasan berikut:
وينبغي أن يرتبه كل مرید صادق سيما إن كان صاحب الراتب واسطة له إلى الله تعالى فإن رتبه بعد صلاة العشاء والصبح فذلك هو الاكمل ويكفي ترتيبه في اليوم والليلة مرة والأفضل بعد صلاة العشاء وفى رمضان يقدم هذا الراتب على صلاة العشاء
“Sebaiknya seorang murid yang sungguh-sungguh membaca ratib ini, terlebih ketika penyusun ratib ini merupakan perantara baginya menuju Allah ta’ala. Membaca ratibul haddad ini setelah isya’ dan subuh adalah cara membaca yang paling sempurna, namun membaca ratib ini satu kali dalam sehari semalam dianggap cukup, yang paling utama dilakukan setelah melaksanakan shalat isya’. Sedangkan di bulan Ramadhan, membaca ratib ini didahulukan dari pelaksanaan shalat isya” (Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, Hal. 55).
Amalan ratib al-haddad memiliki beberapa keutamaan yang dikutip dari kitab al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad karya Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, yang memberi penjelasan terkait beberapa keutamaan dari mengamalkan amalan ratib al-haddad ini, diantaranya adalah:
1. Negaranya akan terjaga dari cobaan dan siksaan yang menimpa ketika orangnya rajin mengamalkan ratib al-haddad.
2. Kekayaan, keberkahan, dan kebaikan di rumahnya akan terus bertambah.
3. Racun, hewan buas, reptil, dan lain-lain tidak akan mendekatinya ketika istiqomah membaca ratib al-haddad.
4. Orang yang mengamalkan akan mati dalam keadaan husnul khatimah.
5. Kalimat syahadat akan diucapkan di akhir hayatnya dengan bantuan dari Allah SWT.
6. Hidup senantiasa lebih tenang.
Namun, perlu dipahami bahwa dari keutamaan yang telah disebutkan sebelumnya, harus diawali dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Disamping itu amalan kewajiban lainnya seperti sholat, puasa, dan lain-lain harus diutamakan terlebih dahulu sebelum mengamalkan ratib al-haddad ini.
Semoga dengan adanya amalan ratib al-haddad ini, mendapatkan keberkahan disetiap langkah yang diinginkan. Dan semoga kita dapat mengamalkannya dengan istiqomah dan mendapatkan keberkahan dari penyusun ratib al-haddad yakni Syekh Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Baca Juga: Berhenti Oversharing tentang Rencana Masa Depan! Inilah Penjelasan Menurut Islam