Era digital 5.0 atau sering disebut dengan Society 5.0 merupakan konsep yang menggabungkan konsep teknologi digital ke dalam kehidupan sehari hari masyarakat secara menyeluruh. Konsep ini awal pertama kali muncul di Jepang dan telah menjadi topik penting dalam diskusi global tentang transformasi sosial dan ekonomi di era digital. Sebenarnya konsep Society 5.0 ini mempunyai visi yang bagus, yaitu memanfaatkan teknologi digital untuk mencapai kemajuan yang signifikan di dalam aspek kehidupan.
Konsep ini adalah lanjutan dari Era Digital 4.0 / Society 4.0 yang dikenal sebagai revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 ini mengacu pada penggunaan teknologi digital dan otomatisasi dalam industri dan manufaktur.
Di era digital 5.0 ini, teknologi tidak hanya mempengaruhi cara kita bekerja dan berkomunikasi, tetapi juga cara kita mendidik anak-anak. Kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat, namun juga membawa tantangan tersendiri bagi para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Lalu bagaimana kita bisa mendidik anak dengan bijak di tengah derasnya arus digitalisasi ini? Baik, kali ini kita akan membahas tentang tantangan dan solusi untuk mendidik anak di era digital 5.0, simak penjelasan berikut ini.
Internet adalah sumber informasi yang sangat luas, namun tidak semua informasi di internet cocok untuk anak-anak. Paparan terhadap konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian, bisa berdampak buruk pada perkembangan moral dan psikologis anak. Konten seperti ini mudah diakses oleh anak-anak tanpa pengawasan yang tepat.
Anak-anak saat ini cenderung lebih sering berinteraksi dengan gedget daripada bermain di luat atau bersosialisasi dengan teman sebaya. Ketergantungan pada gadget bisa menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Selain itu, waktu yang terlalu lama dihabiskan di depan layar juga dpaat menyebabkan masalah kesehatan, seperti gangguan pengelihatan dan kurangnya aktivitas fisik.
Di era digital, interaksi sosial sering kali terjadi secara virtual melalui media sosial atau aplikasi pesan instan. Hal ini bisa mengurangi kemampuan anak untuk berkomunikasi secara langsung dan memahami emosi orang lan. Anak-anak yang kurang interaksi sosial langsung bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dan berempati.
Dalam dunia digital yang serba cepat dan penuh informasi, nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab bisa terpisahkan. Anak-anak bisa terpengaruh oleh budaya populer yang sering kali menonjolkan gaya hidup instan dan materialisme. Orang tua perlu bekerja extra untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tetap memegang teguh nilai-nilai yang positif.
Orang tua harus aktif mendampingi dan mengawasi anak-anak saat mereka menggunakan internet. Ini tidak berarti harus mengawasi setiap langkah mereka, tetapi lebih kepada mengajarkan anak-anak cara menggunakan internet dengan bijak. Ajarkan mereka untuk kritis terhadap informasi yang mereka temukan dan selalu berkomunikasi terbuka tentang apa yang mereka lihat dan alami di dunia digital.
Membatasi waktu anak di depan layar sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Tetapkan aturan yang jelas mengenai kapan dan berapa lama anak boleh menggunakan gadget. Misalnya, tidak ada penggunaan gadget saat makan atau menjelang tidur. Dengan demikian, anak-anak belajar untuk mengatur waktu mereka dengan baik dan tetap memiliki waktu untuk kegiatan lain yang juga penting.
Anak-anak perlu didorong untuk aktif bermain di luar rumah dan merinteraksi dengan teman sebaya. Aktivitas fisik dan interaksi sosial langsung sangat penting untuk perkembangan anak. Ajak mereka bermain di taman, berolahraga, atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan banyak orang. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan fisik yang seimbang.
Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan nilai-niali kepada anak adalah melalui teladan. Orang tua harus menjadi contoh dalam hal kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Misalnya, jika orang tua ingin anaknya tidak terlalu bergantung pda gadget, mereka juga harus menunjukkan bahwa mereka bisa mengatur penggunaan gadget dengan bijak. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, jadi penting bagi orang tua untuk menjadi panutan yang baik.
Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi digital dengan bijak. Ini termasuk kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis, mengidentifikasi berita palsu, dan menjaga privasi online. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya literasi digital sejak dini. Dengan demikian, anak-anak akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia digital dan menggunakan teknologi untuk hal-hal yang positif.
Jadi, mendidik anak di era digital 5.0 ini memang tidaklah mudah. Namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan pendampingan yang tepat, pembatasan yang sehat, dan penanaman nilai-nilai positif, anak-anak bisa tumbuh menjadi individu yang bijak dalam menggunakan teknologi. Era digital menawarkan banyak peluang, dan tugas kita sebagai orang tua adalah memastikan bahwa anak-anak kita dapat memanfaatkannya dengan cara yang baik dan bertanggung jawab. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa membantu anak-anak kita untuk sukses dan tetap berpegang pada nilai-nilai yang penting di tengah derasnya arus digitalisasi.
Baca juga: 11 Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW yang Perlu Anda Ketahui
#Era digital 5.0