Alfatihah.com – Pernahkah kamu merasa waktu berjalan begitu cepat, dan tiba-tiba saja hari berlalu tanpa kamu sadari? Mungkin itulah yang sering terjadi ketika kita tidak menggunakan waktu dengan bijak. Dalam Al-Qur’an, Allah telah memberikan peringatan tentang betapa pentingnya waktu bagi manusia. Mereka yang tidak menghargai waktu akan termasuk golongan manusia yang merugi. Lantas, mengapa manusia yang menyia-nyiakan waktu disebut manusia yang merugi, dan bagaimana cara menghindari hal tersebut? Yuk, kita bahas lebih lanjut.
Islam memandang waktu sebagai salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam QS. Al-‘Asr ayat 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”
Ayat ini menegaskan bahwa semua manusia pada dasarnya merugi, kecuali mereka yang memanfaatkan waktu dengan iman, amal kebaikan, dan dakwah. Betapa pentingnya waktu, hingga Allah sendiri bersumpah atas nama masa. Jadi, menyia-nyiakan waktu sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan untuk berbuat kebaikan.
Terdapat beberapa hal alasan tentang menyia-nyiakan waktu akan menjadi manusia yang merugi, diantaranya :
Waktu yang sudah berlalu tidak bisa diulang. Ketika kita memilih untuk bermalas-malasan atau menunda pekerjaan, kita kehilangan peluang untuk belajar, bekerja, atau mendekatkan diri kepada Allah. Seiring berjalannya waktu, usia kita semakin bertambah, dan kesempatan yang sama mungkin tidak akan datang lagi. Hal tersebut akan membuat kita menyesal dan menjadikan kita sebagai manusia yang merugi.
Setiap manusia diberi potensi dan kemampuan oleh Allah. Ketika kita menyia-nyiakan waktu, kita juga menyia-nyiakan potensi yang telah diberikan dan termasuk manusia yang merugi. Alih-alih berkembang, kita justru stagnan atau bahkan mundur karena tidak menggunakan waktu untuk hal yang bermanfaat.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum ia ditanya tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia membelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.”
Hadis ini menunjukkan bahwa waktu adalah salah satu aspek yang akan dihisab pada hari kiamat. Menyia-nyiakan waktu berarti kita gagal memanfaatkan nikmat yang Allah berikan, dan itu adalah kerugian besar dan kita menjadi manusia yang merugi.
Bermain media sosial atau menonton film berjam-jam tanpa tujuan jelas adalah contoh nyata menyia-nyiakan waktu.
Menunda pekerjaan atau ibadah adalah kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri.
Tanpa tujuan, seseorang cenderung menjalani hari tanpa arah, hanya mengikuti apa yang terjadi.
Buat jadwal harian untuk mengatur waktu dengan baik. Prioritaskan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar, bekerja, dan beribadah. Jangan lupa sisihkan waktu untuk istirahat dan rekreasi yang sehat.
Jika ada tugas yang bisa diselesaikan sekarang, lakukan segera. Menunda hanya akan menambah beban di kemudian hari.
Alihkan waktu luangmu untuk hal-hal bermanfaat, seperti membaca, menambah ilmu, atau membantu orang lain. Bahkan, menghabiskan waktu bersama keluarga juga bisa menjadi bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar.
Setiap hari sebelum tidur, evaluasi bagaimana kamu menghabiskan waktumu. Apakah sudah optimal atau ada hal-hal yang perlu diperbaiki?
Waktu adalah aset yang sangat berharga. Manusia yang merugi adalah mereka yang menyia-nyiakan waktu, karena mereka kehilangan kesempatan untuk berbuat baik, berkembang, dan mendekatkan diri kepada Allah. Yuk, mulai sekarang kita manfaatkan setiap detik dengan bijak. Ingat, waktu tidak akan pernah kembali, jadi jangan sampai menyesal di kemudian hari! Jadikan hidup kita lebih bermakna dengan menghargai waktu. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung, bukan yang merugi.
Baca Juga : Wajib Dihindari! 4 Jenis Sedekah yang Dilarang dalam Islam