Macam-Macam Puasa yang Hukumnya Makruh yang Wajib Diketahui

Alfatihah.com – Puasa menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan dalam islam. Selain puasa wajib seperti puasa Ramadhan, ada berbagai jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat muslim. Namun, tidak semua puasa dianjurkan untuk dilaksanakan. Dalam Islam, terdapat juga beberapa macam puasa yang hukumnya makruh. Puasa yang hukumnya makruh ini adalah puasa yang sebaiknya dihindari karena Rasulullah SAW sendiri tidak menganjurkannya, meskipun tidak berdosa jika dikerjakan. Lalu apa saja puasa yang hukumnya makruh dalam islam? Simak artikel berikut baik-baik.

Macam-Macam Puasa yang Hukumnya Makruh

Terdapat beberapa macam puasa yang hukumnya makruh yang sebaiknya tidak dilaksanakan oleh umat muslim, berikut diantaranya : 

  1. Puasa pada Hari Jum’at Secara Khusus 

Salah satu jenis puasa yang hukumnya makruh adalah puasa yang dilakukan pada hari Jum’at secara khusus. Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa pada hari Jum’at tanpa ada sebab yang jelas. Hal ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah bersabda:

“Janganlah kalian berpuasa pada hari Jum’at, kecuali jika kalian berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW memberikan pengecualian. Artinya, jika seseorang berpuasa pada hari Kamis dan melanjutkannya dengan puasa di hari Jum’at, atau berpuasa pada hari Sabtu setelahnya, maka hal ini dibolehkan. Namun, jika hanya berpuasa pada hari Jum’at secara khusus, maka hal ini tergolong sebagai puasa yang hukumnya makruh.

  1. Puasa pada Hari Sabtu Secara Khusus

Selain hari Jum’at, puasa pada hari Sabtu juga termasuk dalam macam-macam puasa yang hukumnya makruh. Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa pada hari Sabtu tanpa alasan tertentu. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

“Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu, kecuali jika itu adalah puasa wajib. Jika kalian tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan, maka kunyahlah batang pohon anggur.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa pada hari Sabtu sebaiknya dihindari kecuali jika itu adalah puasa wajib seperti puasa qadha atau puasa kafarat. Alasan mengapa puasa pada hari Sabtu makruh adalah karena pada hari itu merupakan hari ibadah bagi umat yahudi, sehingga umat islam dilarang untuk meniru kebiasaan mereka secara khusus.

  1. Puasa pada Hari Syak

Puasa pada hari syak, yaitu hari yang meragukan apakah sudah masuk bulan ramadhan atau belum, juga termasuk puasa yang hukumnya makruh. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa pada hari yang meragukan (hari syak), maka ia telah durhaka kepada Abul Qasim (Rasulullah SAW).” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

Hari syak biasanya adalah hari ke-30 dari bulan Sya’ban, ketika masih ada keraguan apakah hilal ramadhan telah terlihat atau belum. Dalam kondisi ini, Rasulullah SAW lebih menganjurkan untuk tidak berpuasa kecuali ada informasi yang jelas bahwa hilal ramadhan sudah muncul.

  1. Puasa Setiap Hari Tanpa Henti (Puasa Dahr)

Puasa yang hukumnya makruh selanjutnya adalah puasa setiap hari tanpa henti atau dikenal dengan istilah puasa dahr. Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa terus-menerus tanpa jeda. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

“Tidak ada kebaikan dalam puasa yang dilakukan setiap hari tanpa berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Puasa dahr termasuk puasa yang berlebihan dan tidak sejalan dengan prinsip moderasi dalam beribadah yang diajarkan oleh islam. Meskipun niatnya baik, yakni ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah, puasa ini tetap dikategorikan sebagai puasa yang hukumnya makruh karena dapat membahayakan kesehatan dan mengganggu kewajiban lain.

  1. Puasa pada Dua Hari Raya

Puasa pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah puasa yang hukumnya makruh dan bahkan haram dilakukan. Rasulullah SAW secara tegas melarang umatnya untuk berpuasa pada dua hari raya ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, beliau berkata:

“Rasulullah SAW melarang puasa pada dua hari: hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua hari raya ini merupakan waktu yang ditentukan untuk bersyukur dan menikmati nikmat yang diberikan Allah SWT, sehingga berpuasa pada hari-hari tersebut tidak sesuai dengan tujuan syariat.

Itu dia beberapa macam puasa yang hukumnya makruh dalam islam. Jika ingin mendapatkan pahala diluar ibadah wajib, maka disarankan untuk melaksanakan puasa sunnah yang banyak dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga : Hukum Puasa Sunnah di Hari Sabtu dan Hari Raya Orang Kafir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp