Islam adalah agama yang telah mengatur semua urusan makhluknya secara menyeluruh. Tak hanya menjadi hamba yang beriman sepenuhnya pada Allah, seorang muslim juga harus menjadi pribadi yang sadar bahwa seluruh hidupnya adalah bentuk pengaturan yang sangat rapi oleh Allah. Salah satu hal yang jarang diingat oleh manusia sebagai seorang hamba adalah memaknai penciptaan semesta yang telah Allah seimbangkan.
Memilih berlibur dan berkegiatan di alam bebas juga bisa menjadi pemicu khusus untuk memikirkan ciptaan Allah. Hal yang jarang dimaknai dari sebuah kegiatan liburan di alam bebas. Lalu, bisakah liburan di alam bebas sekaligus tadabbur? Ini dia ulasannya!
Tadabbur alam bisa dilakukan dimanapun dengan kegiatan apapun, termasuk saat berlibur di alam bebas. Liburan di alam bebas sekaligus tadabbur bisa dilakukan dengan memahami petunjuk Allah yang ada di alam dan dilakukan saat berlibur atau beraktivitas di luar ruangan. Allah telah menjelaskan dalam Q.S. Ali imran ayat 190-191 bahwa “Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (saraya berkata), “ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”” Ayat tersebut menjadi sebuah penjelasan langsung dari Allah bahwa semua hal yang ada di alam bebas dan terjadi di dalamnya seharusnya menjadi pemicu kita untuk memikirkan ciptaanNYA (tadabbur). Sesuai dengan arti kata tadabbur yaitu merenungkan, menghayati, memikirkan makna untuk kemudian menjadikannya sebuah pelajaran, baik dilakukan secara mandiri maupun bersama orang lain yang lebih memahami.
Bentuk kegiatan atau hal yang bisa dilakukan selama liburan di alam bebas sekaligus tadabbur yaitu memerhatikan bagaimana alam bekerja, memerhatikan bagaimana pohon tumbuh, memerhatikan bagaimana matahari terbit sampai tenggelam, dan lainnya. Kegiatan berpikir dan merenungkan mengenai makhluk ciptaan Alah bisa membuatmu semakin yakin bahwa dunia atau alam semesta ini ada yang menciptakan.
Selain memerintahkan hambanya untuk memikirkn ciptaanNYA, Rasulullah juga memerintahkan umatnya untuk mawas diri dan terus mentadabburi hal-hal yang Allah ciptakan. Dalam sebuah hadist Rasul bersabda bahwa “Sungguh celaka orang yang membacanya dan tidak berpikir tentangnya.” (H.R. Ibnu hibban dalam Shahihnya) Hadist tersebut menjadi penguat surat Ali Imran ayat 190-191 tentang perintah Allah untuk memikirkan segala ciptaanNYA.
Perenungan tentang tanda-tanda kebesaran Allah apabila sedang liburan di alam bebas sekaligus tadabbur memang akan semakin menguatkan bukti bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan dan menyeimbangkannya. Tidak mungkin pergantian siang dan malam itu terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang menggerakkan planet lain selain bumi. Sebuah pohon yang bisa hidup meski di tanah tandus juga seharusnya menjadi pemicu bagaimana bisa sebuah pohon yang harusnya membutuhkan banyak air dan sumber nutrisi untuk pertumbuhannya tetap tumbuh subur dengan sedikit air dan unsur hara. Hal tersebut juga seharusnya menjadi pemicu bahwa segala sesuatu yang ada di alam memang dispesifikasikan khusus atau diciptakan khusus. Hal itulah yang membuat semua ciptaan Allah itu unik dan masing-masingnya pasti memiliki hikmah yang bsia menjadi inspirasi bagi hambaNYA. Oleh karena itulah, liburan di alam bebas sekaligus tadabbur adalah dua hal yang tidak boleh terpisahkan.
Itu dia ulasan mengenai liburan di alam bebas sekaligus tadabbur atau merenungi ciptaan Allah di alam. Tak hanya di alam bebas saja, di tempat-tempat yang biasa kita gunakan sehari-hari untuk bekerja atau beraktivitas bisa menjadi sumber hikmah juga tentang ciptaan Allah yang ada di bumi, baik untuk diri sendiri maupun untuk pendidikan anak-anak. Akhirnya, segala sesuatu yang ada di bumi hanya ciptaan Allah dan Dialah yang mengatur semuanya agar tetap seimbang dan teratur. Tugas manusia hanya memahami dan mengusahakan pemahaman itu datang dari proses tadabbur atau pemaknaan lebih mendalam tentang alam, penciptaannya, dan penciptanya.