Larangan Puasa Tiga Hari Tasyrik di Bulan Dzulhijjah

Alfatihah.com – Larangan puasa tiga hari tasyrik jatuh setelah hari raya Idul Adha atau lebih tepatnya terdapat pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Ketiga hari ini menjadi istimewa dalam Islam sebab umat Islam diperbolehkan untuk menyembelih hewan qurban pada tiga hari tersebut. Selain itu, umat Islam tidak boleh berpuasa pada tiga hari tersebut. Apa yang menjadi alasan larangan puasa tiga hari tasyrik? Yuk, simak penjelasannya!

Sejarah Hari Tasyrik

Hari tasyrik berhubungan erat dengan hari raya Idul Adha, pada hari itu terdapat larangan tiga hari puasa yang selaras dengan pelaksanaan ibadah qurban itu sendiri. Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron kata masdar dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”. Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).

Menurut Syekh Ibnu Mansur (711 H) dalam magnum opusnya lisan al-arab, menyebutkan terdapat perbedaan pendapat ulama tentang penamaan hari tasyrik sebagai berikut:

Pertama, dinamakan tasyrik karena pada hari itu masyarakat menjemur daging qurban untuk dijadikan dendeng. Pendapat tersebut disandarkan pada masa Rasulullah, dimana belum ada teknologi penyimpan daging seperti kulkas. Sehingga pada masa itu masyarakat menyimpan daging dalam waktu lama dengan cara dijemur.

Kedua, pelaksanaan ritual qurban dilakukan setelah matahari terbit. Pada hari tasyrik umat Islam diperbolehkan melaksanakan ibadah apapun kecuali berpuasa. Larangan puasa tiga hari tasyrik karena masyarakat dianjurkan untuk menikmati hidangan dan olahan dari daging qurban.

Lalu, Mengapa terdapat Larangan Puasa Tiga Hari Tasyrik?

Larangan puasa tiga hari Tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging qurban. Dalam Haditsnya Rasulullah pernah bersabda terkait larangan ini sebagai berikut:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)

Hari Tasyrik juga disebut dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)

Pada hari Tasyrik juga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti berdzikir, berdoa, serta menyembelih hewan qurban . Perintah untuk berqurban tersebut termaktub dalam surat al-Kautsar ayat 2 berikut:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

“Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurban lah!”

Dengan demikian hari tasyrik merupakan hari makan dan minum di mana umat Islam diperkenankan untuk mengonsumsi daging kurban. Hari tasyrik merupakan hari zikir di mana umat Islam dianjurkan untuk melantunkan takbir muqayyad minimal selepas shalat wajib lima waktu.

Larangan puasa tiga hari tasyrik tidak membuat pahala ibadah berkurang dengan ikut melaksanakan qurban. Bagi Anda yang ingin mendapat double pahala di hari tasyrik, Anda bisa ikut berqurban di Alfatihah. Selain mendapat double berkah qurban, Anda juga bisa melaksanakan qurban mudah dari rumah. Untuk Anda yang ingin mendapatkan double berkah berqurban, dapat ikut melaksanakan qurban bersama Qurban Alfatihah. Info lebih lanjut, dapat mengunjungi laman berikut https://qurban.alfatihah.com/

Yuk, qurban sekarang!

Baca Juga: Yuk, Ingat Lagi Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah dan Keutamaannya!