Alfatihah.com- Banyak orang yang bilang, “Cinta adalah anugerah terindah dari Allah.” Yups, bener banget! Tapi ingat, anugerah ini datang dengan sebuah tanggung jawab yang besar. Loh kok gitu? Lihat aja kisah-kisah legendaris yang lahir karena cinta. Ada Bandung Bondowoso yang sanggup bangunkan seribu candi untuk someone spesialnya, yaitu Roro Jonggrang. Terus ada Sangkuriang yang rela mengukir tanah menjadi telaga demi Dayang Sumbi, tapi ternyata itu adalah ibunya sendiri. Semua pengorbanan itu, terciptannya dari cinta broo!
Tapi jangan kalian lihat dari sisi dramatisnya saja. Ada satu kisah yang sering dilupakan banyak orang, yaitu bagaimana cinta bisa membawa kebaikan. Dalam Islam, cinta juga mempunyai tempat yang tinggi bro, ada tiga jenis cinta kalau tidak salah: Yang pertama, Cinta kepada Allah. Kedua, cinta kepada Rasulullah. Dan yang Ketiga, cinta kepada sesama manusia. Seperti sabda Rasulullah SAW:
Lihatlah dengan baik. Cinta kepada Allah itu suci, dan cinta kepada sesama manusia harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Bukan hanya dengan membuat sebuah bait romantis, dan bukan hanya sekedar mengutarakan janji manis. Tapi cinta adalah pembuktian, pengorbanan, dan tanggung jawab, itu baru bisa disebut dengan cinta bro. Cinta yang benar itu menjaga, bukan merusak!
Sayangnya banyak banget anak muda jaman sekarang ini yang salah kaprah dalam menilai sebuah cinta. Mereka mengira dengan mengikuti trend, berpegangan tangan, bermesraan, pacaran adalah suatu hal yang romantis dan sangat dinormalisasi. Padahal mereka belum muhrim, belum mempunyai foto berbackground biru, belum punya kitab berlogo garuda dari istana KUA, belum bersalaman dengan wali nikah, tapi sudah berani seperti itu, seperti layaknya pengantin baru. WADDOOE
Baca juga: 2 Keutamaan Menikah di Bulan Syawal, Jomblo Wajib Tahu Nih
Seperti yang sering kita lihat di luaran sana, cinta tanpa aturan seperti ini bisa berujung ke hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti lahirnya bayi kecil mungil tanpa dosa akibat perbuatan yang dilarang oleh agama. Kalau sudah begini, siapa yang mau disalahkan hayo? siapa? siapa? Ya jelas yang melakukan dong! Ingat bro bro ku, cinta itu tidak merusak. Cinta itu seharusnya menjaga, memelihara kehormatan, dan bisa membawa keberkahan, bukan malah membawa petaka dan becana.. aih kumaha eta barudak??!!
Saya kasih contoh lucu nih, perhatikan baik baik ya! Jadi, ada satu kisah tentang Rome dan Liwet. Mereka ini berpacaran, sudah lama bahkan sampai bertahun-tahun. Hampir tiap hari, jalan-jalan terus, galau brutal kalo sampe ga ketemu. Ngambek kalo ga dibales chatnya. Tapi, ujung-ujungnya apa coba? Eh si Liwet malah nikah sama Muller, bukannya sama si Rome pacarnya itu. Bayangin aja Rome si paling setia itu ditinggal nikah sama Liwet, hanya sekedar sebagai penjaga jodoh orang. Masih mending penjaga sekolah.. bisa dapat gaji, ya kan? Lah ini jagain jodoh orang, wkwkw. Ngabrut (ngakak brutal). Itulah pacaran bro, ga ada yang ngejamin bakal sampai pelaminan, apalagi sampai ke kakek nenek.
Allah sudah punya rencana yang terbaik untuk kita. Bahkan dari kita belum ada di bumi ini. Jodoh itu bisa datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka. Ada yang berjodoh dengan teman kerjanya, orang yang dia benci waktu dulu, atau bahkan seseorang yang tak pernah terpikiran di benak kita. Rasulullah SAW bersabda:
Jadi, buat kalian yang masih jomblo, ga usah khawatir, ga usah galau. Tenang aja, jodoh pasti datang, tinggal kita fokus upgrade diri, bangun value yang baik, jaga kesehatan, kerja cari duit, sisanya tinggal kita berdo’a dan pasrahkan saja kepada Allah. Allah ga tidur bro, Allah pasti akan kasih yang terbaik buat kita. Allah akan kasih yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Ingat itu bro!
Oke, terakhir bro. Semoga kita semua bisa mencintai dengan benar. Mencintai karena Allah, dan menjaga cinta kita agar selalu dalam ridha-Nya yang lurus. Yuk, kita sama-sama berdo’a supaya kita diberikan jodoh yang terbaik. Kalau kalian bingung mau do’a yang seperti apa? Ini do’a yang sering saya panjatkan:
“Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang terbaik menurut-Mu, yang dapat membimbingku menuju jalan yang Engkau ridhai. Aamiin.”
Mungkin cukup sampai sini dulu, apabila ada salah kata saya mohon maaf, kepada Allah saya mohon ampun. sampai jumpa dilain kesempatan.
Baca juga: Tentang Rindu: Menurut Al-Ghazali