ALFATIHAH.COM – Nabi Musa adalah salah satu nabi dan rasull Allah. Selain itu beliau juga dijuluki Ulul Azmi dan mendapat banyak mukjizat. Terlebih, banyak keteladanan Nabi Musa yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan keseharian manusia di zaman modern ini.
Kisah Nabi Musa memiliki berbagai variasi kondisi dalam kehidupan. Secara keseluruhan, keadaan yang terjadi memang berbeda. Akan tetapi, banyak hal yang bisa diperhatikan serta ditarik kesimpulan sebagai pelajaran seperti berikut ini:
Dari sekian banyak keteladanan Nabi Musa yang patut diimani, sikap berani beliau termasuk salah satu yang harus dimiliki oleh manusia zaman modern ini. Nabi Musa memiliki keberanian yang bahkan masih membuat takjub saat diceritakan dalam Al Quran.
Menghadapi seorang raja yang menakutkan seperti Raja Firaun bukanlah hal yang mudah. Nabi Musa dengan keberaniannya terus menyebarkan hal baik serta agama Allah sekalipun harus menentang Raja Firaun yang terkenal jahat.
Argumen yang dibawa oleh Nabi Musa terkait islam membuat Raja Firaun, yang menganggap dirinya tuhan, marah. Namun, Nabi Musa tidak pernah takut jika berkaitan dengan membela agama Allah dan menyebarkan islam.
Sikap berani ini perlu diteladani oleh masyarakat muslim zaman modern. Berani dalam menghadapi tantangan hidup untuk berproses menjadi pribadi yang lebih baik.
Tidaklah sedikit cobaan yang menerpa Nabi Musa. Namun, beliau tidak pernah sedikitpun menyerah untuk selalu taat pada Allah. Segala macam cobaan menjadikan Nabi Musa tetap teguh dan kuat untuk menghadapinya.
Terlebih menghadapi Raja Firaun yang jahat bukanlah hal yang mudah. Nabi Musa tetap menjalankan kewajibannya untuk beriman kepada Allah dan senantiasa menyebarkan agama Allah yakni islam.
Ketaatan itulah yang menjadi keteladanan Nabi Musa yang patut ditiru dan dimiliki oleh umat islam di zaman modern ini. Cobaan dan halangan yang Allah berikan bukanlah alasan untuk melunturkan ketaatan.
Dengan semua mukjizat dan ketaatan yang dimilikinya, tidak menjadikan Nabi Musa menjadi seorang pribadi yang takabur. Kerendahan hati selalu dimilikinya dan senantiasa membela dan menyayangi kaum yang lemah.
Kekejaman Firaun yang banyak membunuh kaum lemah menggetarkan hati Nabi Musa. Beliau membelanya sekalipun harus terlibat pertengkaran dengan kaum qibti.
Sebagai masyarakat modern, memiliki sikap saling menyayangi terhadap orang lain tanpa peduli harta martabat sangat diperlukan. Tanpa memperdulikan kekayaan atau status sosial, sesama manusia perlu saling membantu dan menyayangi.
Baca Juga: Kisah Nabi Nuh dalam Quran yang Harus Diketahui
Melawan Raja Firaun serta menegakkan agama islam bukanlah perihal yang mudah. Nabi Musa mengalami banyak cacian dan makian sepanjang perjuangan yang beliau lakukan di jalan Allah.
Akan tetapi, semua cacian dan makian tidak membuat beliau sakit hari. Nabi Musa memiliki rasa sabar yang patut diteladani. Cobaan yang menimpa beliau bukanlah cobaan yang mudah untuk dilalui.
Terkadang, seseorang mudah menyerah hanya dengan sedikit cobaan yang menimpa hidupnya. Padahal cobaan tersebut tidak sebesar cobaan serta cacian yang diterima atau dialami oleh nabi Musa selama berjuang melawan Firaun.
Dituduh sebagai penyihir dan pembohong dan banyak cacian lainnya juga dialami oleh Nabi Musa. namun beliau tetap bersabar di jalan Allah dan tetap teguh menyebarkan agama islam ditengah banyaknya perkataan buruk tentangnya.
Selama hidup, Nabi Musa memiliki guru yang sangat beliau hormati yakni Nabi Khidir. Nabi Khidir merupakan guru yang sangat dihormati oleh Nabi Musa. Sekalipun menempuh jarak yang jauh, Nabi Musa tetap tidak menyerah.
Beliau menempuh perjalanan jauh untuk belajar pada gurunya Nabi Khidir. Selain itu, banyak hal aneh yang terjadi selama beliau menuntut ilmu bersama Nabi Khidir. Namun Nabi Musa tetap taat dan menuruti perintah gurunya.
Beliau menurut dan tetap mempelajari pelajaran yang diajarkan oleh gurunya dengan semangat dan pantang menyerah. Keteladanan Nabi Musa inilah yang penting untuk dimiliki para generasi muda bangsa Indonesia.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Nabi Musa menjalankan dakwah yang tidak mudah. Cacian, Makian, serta tuduhan tak berdasar banyak menyerang beliau silih berganti sepanjang beliau menjalankan dakwahnya.
Akan tetapi, tidak sedikitpun cobaan yang menyerang tersebut membuat Nabi Musa menjadi menyerah untuk berdakwah. Apapun yang dialaminya beliau tetap teguh menyebarkan kebenaran dan kebaikan agama Allah.
Ketekunan dan sifat pantang menyerahnya akhirnya membuahkan hasil. Pada saat Nabi Musa dikejar oleh pasukan Firaun dan terpojok, Allah memberikan mukjizat pada Nabi Musa. Pada saat itu Nabi Musa yang berada di Laut Merah memukulkan tongkatnya.
Seketika Laut Merah terbelah dua yang mengakibatkan Nabi Musa dan umatnya bisa selamat dari kejaran Firaun. Sebaliknya, pasukan Firaun justru tenggelam, karena pada saat mengejar Nabi Musa, Laut Merah yang tadinya terbelah kembali bersatu atas izin Allah.
Demikian ulasan terkait keteladanan Nabi Musa. Banyak hal bisa dipeljari dan dipetik dari kisah Nabi Musa yang luar biasa. Keteguhan hatinya, keimanannya, serta perjuangan beliau yang pantang menyerah dalam membela kebenaran.