Kisah Hidup Mosab Abu Toha Penyair dari Palestina yang Debutnya Mendunia

Alfatihah.com – Kisah Hidup Mosab Abu Toha sebagai salah satu penyair yang banyak memberi pengaruh pada perkembangan sastra dunia menarik untuk diulas, karena representasinya yang tegas untuk kondisi Palestina. Banyak forum internasional dan bukunya yang telah mendunia hingga membuka prespektif baru tentang kondisi yang terjadi selama ini di Palestina. Lalu, bagaimana kisah hidup Mosab Abu Toha dan kontribusinya pada dunia sastra Palestina? Simak ulasannya berikut ini!

Kisah Hidup Mosab Abu Toha Penyair dari Palestina

Mosab Abu Toha memiliki pengaruh pada dunia sastra Palestina dan menjadi bagian dari salah satu pejuang keadilan bagi Palestina lewat tulisannya. Kisah Hidup Mosab Abu Toha dimulai dari kelahirannya pada tahun 1922 di kamp pengungsi Al Shatti, tak lama sebelum penandatanganan Perjanjian Oslo. 

Ia lulus dari bidang Bahasa Inggris dari Univeritas Islam Gaza. Pada tahun 2017 ia mendirikan Perpustakaan Edwad Said, sebuah perpustakaan umum berbahasa Inggris di Beit Lahia. Perpustakaan tersebut memiliki cabang kedua yang dibuka di Kota Gaza pada tahun 2019. Gelar pendidikannya bertambah di tahun 2023 dengan meraih gelar MFA dalam puisi dari Syracuse University di Amerika Serikat. Selama tinggal di Gaza, Mosab mengajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) di Gaza sejak tahun 2016 hingga 2019 dan merupakan pendiri Perpustakaan Edward Said, satu-satunya perpustakaan berbahasa Inggris di Gaza. 

Kontribusinya pada Dunia Sastra Palestina

Sebagai penyair dari Palestina, Mosab telah menulis sebuah antologi puisi berjudul “Thing You May Find Hidden in My Ear” pada tahun 2022. Antologi tersebut mengisahkan kisah hidup Mosab Abu Toha di Gaza sejak kecil hingga menjadi seorang ayah. Antologinya itu memenangkan Penghargaan Buku Palestina dan Penghargaan Buku Amerika.

Kisah hidup Mosab Abu Toha juga semakin inspiratif ketika ia menjadi salah satu finalis Penghargaan Lingkaran Kritikus Buku Nasional dan Hadiah Puisi Walcott. Pada tahun 2023, Mosab diangkat menjadi dosen tamu di Universitas Syracuse melalui jaringan Schoars at Risk.

Pada Oktober 2023 Mosab dan keluarganya mengungsi dari rumah mereka di Beit Lahia ke kamp Pengungsian Jabaliya, setelah Israel memberi peringatan akan mengebom Beit Lahia. Mosab adalah teman baik Refaat Al Areer yang tewas akibat serangan Israel yang intensif sejak Oktober lalu. Selain menulis antologi puisi yang sejak debutnya telah menjadi antologi yang sangat dipertimbangkan, Mosab juga merupakan seorang esais dan penulis cerita pendek. 

Banyak pandangan dan puisi pendeknya yang kini rutin dibagikannya di media sosial, mengingat kondisi Gaza sekarang yang belum juga reda. Kepeduliannya pada kondisi Gaza, Palestina telah mendarah daging sejak ia kecil. Dalam akun Instagrammnya saat ini pun banyak pandangannya yang menunjukkan bagaimana ia melihat apa yang terjadi di Gaza saat ini.

Tulisan-tulisan pendeknya yang rutin dibagikan di Instagram dan X tersebuar luas ke media sosial dan mendapat banyak tanggapan yang positif oleh orang-orang yang mendukung kemerdekaan Palestina. Sebuah lanjutan perjalanan perjuangannya di Palestina yang mesti dilakukan meski harus mengungsi di luar Gaza yang dilakukan Mosab Abu Toha penyair Palestina.

Baca Juga: Mengenal Ghassan Kanafani: Sastrawan Palestina yang Ikut Berjuang dengan Kata-Kata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp