Alfatihah.com – Khadijah binti Khuwailid yang merupakan wanita yang tersohor, terpandang, dan seorang pebisnis handal pada masa itu. Sosoknya menjadi sorotan seantero jazirah arab Makkah. Beliau terlahir dari keluarga pedagang, maka tak heran “darah pedagang” mengalir dalam diri khadijah. Khadijah terlahir dari keluarga yang terhormat, berbudi pekerti luhur, dan ayahnya merupakan seorang pedagang yang sukses. Simak kisah khadijah berikut ini
Dalam perjalanan bisnis yang sudah ditekuninya khadijah tidak sendirian. Dia adalah seorang investor atau pemasok yang menyediakan modal baik berupa uang atau jasa. Salah satu strategi yang digunakannya adalah dengan mendelegasikan beberapa pegawainya untuk berdagang di luar kota mekkah seperti Kota Syam dan Yaman. Berikut beberapa strategi yang digunakan :
Dikutip di laman inews dalam buku Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources (1983) karya Martin Lings, Khadijah membutuhkan reka kerja untuk melakukan transaksi di Suriah pada 595 Masehi. Khadijah pun memilih Muhammad ibn Abdullah untuk menuntaskan misi dagangnya di Suriah. Pada misi ini khadijah bahkan berani bayar upah untuk Muhammad dua kali lipat dari biasanya.
Khadijah mengutus salah satu pelayannya yang bernama Maisarah untuk membantu muhammad dalam berdagang ke suriah. Muhammad berhasil membawa keuntungan dua kali lipat dari perkiraan awal, dari misi inilah Muhammad mendapat gelar Al-Sadiq ( yang jujur) dan Al-Amin ( yang dipercaya).
Dari banyak nya cerita dari pelayanya yaitu maisarah yang mendapati berbagai keajaiban saat bersama Rasulullah contohnya, tentang tingkah laku Rasulullah di sepanjang perjalanan. Semua itu menunjukan kejujuran, keluhuran budi pekerti dan kelembutan hatinya. Semua orang dimasa itu termasuk khadijah pernah mendengar ramalan rahib tentang seorang nabi yang akan muncul di jazirah arab. Batin khadijah bertanya, Muhammad kah yang ditunggu-tunggu itu?
Khadijah pun bergegas menemui sepupunya yaitu Waraqah bin Naufal (penganut kristen yang taat) dan menceritakan segalanya. Bahwa waraqah percaya Muhammad adalah nabi yang dijanjikan dalam kitab yang dibacanya. Dari perbincangan tersebut menimbulkan kesan yang mendalam bagi khadijah.
Setelah melewati proses yang panjang Khadijah siap untuk melamar Muhammad, awalnya muhammad menolak karena merasa tidak pantas untuk bersama khadijah, namun nafisah wanita utusannya khadijah memiliki siasat agar muhammad menerima pinangannya dengan memberikan nasihat tentang pernikahan. Bak seorang ibu yang menasehati anaknya, setelah dipikir-pikir akhirnya muhammad pun menerima pinangannya.
Baca juga : Menghabiskan Makan Adalah Wujud Seorang Muslim Tidak Mubazir