
ALFATIHAH.COM – Komunikasi antara laki-laki dan perempuan dalam islam pada dasarnya tidak dilarang. Selama pembicaraan tersebut tidak dilakukan berdua saja, tidak mengandung fitnah, serta menjaga batasan interaksi dan adab kesopanan yang berlaku.
Zaman modern memudahkan manusia dalam segala akses, termasuk dalam hal komunikasi. Pastinya dalam lingkungan sosial mengharuskan perempuan dan laki-laki untuk saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lain.
Tak sebatas dalam instansi pendidikan, hal ini juga diterapkan dalam jual beli, kesehatan, ataupun aktivitas sosial lainnya. Sebagai muslim yang baik, hendaklah mengetahui batasan interaksi yang sesuai dengan anjuran agama islam.
Menjaga batasan bukan sekadar menciptakan lingkungan yang sehat, namun juga mencegah atas hal-hal yang merugikan satu pihak. Dalam islam menjaga batasan interaksi mampu menjadikan diri lebih dekat kepada Allah.
Hubungan baik kepada Allah memberikan kesempatan berharga untuk bisa meraih surga-Nya. Sedangkan dari segi sosial, menjaga batasan interaksi ini mampu mencegah manipulasi atau mengambil keuntungan terhadap satu pihak.
Dengan ini seseorang bisa mencari kebahagiaannya tanpa menggantungkan kebahagiaan terhadap orang lain. Interaksi berlebihan terhadap lawan jenis juga mampu menjerumuskan seseorang untuk mendekati zina.
Islam menjaga ketat perempuan dengan menerapkan batasan interaksi terhadap lawan jenis. Ketentuan ini dibuat bukan sekadar mengekang perempuan, namun sebagai salah satu cara menjaga kehormatan perempuan.
Sejatinya laki-laki dan perempuan tidak dilarang dalam berteman selama mampu menjaga adab dan batasan dalam berinteraksi. Agama islam menganggap bergaul sebagai implementasi untuk membentuk ukhuwah dan menjalin silaturahmi.
Dalam berinteraksi dengan lawan jenis, perempuan dituntut untuk tidak melembutkan suara dengan tetap menundukkan pandangan. Pertemuan yang berlangsung juga tidak boleh dilakukan berdua saja, setidaknya perempuan tersebut membawa seorang teman.
Untuk komunikasi secara tertulis, diharapkan untuk tidak membahas obrolan diluar ranah kepentingan utama. Setan memiliki banyak celah untuk membuat manusia terjerumus dalam maksiat.
Mungkin beberapa orang menganggap berteman dengan lawan jenis lebih mengasyikkan, sebab ada rasa ketertarikan di dalamnya. Keadaan ini menjadi kesempatan setan untuk menjerumuskan manusia. Inilah batasan interaksi yang wajib kamu tahu!
1. Tidak Saling Memandang Dalam Waktu yang Lama
Penglihatan menjadi salah satu faktor utama yang mampu menjerumuskan manusia pada kemaksiatan. Perasaan tertarik terhadap lawan jenis bisa berawal dari tatapan yang akan melahirkan tindakan lebih dalam lainnya.
Maka dengan ini, islam mewajibkan perempuan untuk menutup auratnya secara sempurna, dengan memanjangkan kerudung hingga ke siku atau sekiranya menutup dada. Sedangkan laki-laki diwajibkan untuk menundukkan pandangan.
2. Tidak Meneruskan Obrolan Diluar Kepentingan Utama
Usai dari keperluan utama, hendaknya saling menghentikan pembicaraan tidak penting. Seperti membahas perkara yang mulai masuk pada urusan pribadinya. Pembahasan yang berkelanjutan ini mampu membuat hati menaruh perasaan pada orang yang bukan mahrom.
3. Hindari Ikhtilat
Ikhtilat atau bercampurnya laki-laki dan perempuan di satu tempat yang tidak ada penghalangnya. Mungkin hal ini terkesan wajar hingga banyak disepelekan oleh sebagian orang, maka penjagaan terbaik bisa dimulai dari diri sendiri.
Kemajuan teknologi memudahkan komunikasi manusia secara bebas. Tak sekadar tempat berkomunikasi, sosial media kini menjadi tempat bertukar informasi, beramah tamah, hingga bertegur sapa.
Dengan internet yang mampu menghubungkan seluruh akses jaringan dunia, media sosial menjadi jejaring sosial yang mudah dalam berkomunikasi. Kemudahan ini sering disepelekan beberapa kalangan dengan mengabaikan batasan interaksi dengan lawan jenis.
Menerapkan batasan interaksi dalam dunia nyata mungkin akan lebih mudah, namun bagaimana dengan penerapannya dalam dunia maya? Beberapa menyepelekan karena menganggap tindakan tersebut tidak melibatkan pertemuan dengan pihak lain.
Meski tidak langsung bertatap muka, dunia maya termasuk hal yang sering membuat manusia luput dari kesadaran. Media sosial hanya menawarkan kemudahan saja, jejaring sosial ini juga berpeluang memunculkan konflik yang muncul dari buruknya cara berinteraksi.
Interaksi dunia maya mengharuskan manusia untuk menjaga diri sendiri dalam pemakaian yang baik dan bijak. Muslim yang baik harus mampu menjaga hati untuk terus mengingat bahwa ia selalu dalam pengawasan dan penjagaan Allah.
Langkah ini mampu menjaga umat muslim untuk tidak lalai dalam menjaga batasan interaksi terhadap lawan jenis. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan baru!