Alfatihah.com – Keberkahan bumi Syam memang sudah menjadi rahasia umum yang selalu disampaikan dari generasi ke generasi, tak terkecuali generasi kaum muslimin di Indonesia. Keberkahan bumi Syam selalu identik dengan keberadaan Masjidil Aqsa yang kisah para Nabi yang hidup di tanah Palestina. Lalu, bagaimana wujud keberkahan yang dimaksud dalam konsep keberkahan bumi Syam? Simak ulasan berikut ini!
Banyak dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang keberkahan bumi Syam yang meliputi Palestina, Suriah, Libanon dan Yordania.. Dalam Alquran surat Al Isra ayat 1 dijelaskan bahwa
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ1
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNYA pada suatu malam dari al Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Menurut para ahli tafsir, makna “Alladzii baaraknaa haulahu” yang artinya “Kami berkahi sekelilingnya” adalah negeri yang ada di sekitar baitul Maqdis yang juga mendapat keberkahannya.
Sebuah hadis juga menjelaskan tentang keberkahan negeri Syam yang membuatnya berbeda dengan
tanah di tempat lainnya. Diriwayatkan dari sahabat Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « طُوبَى لِلشَّامِ طُوبَى لِلشَّامِ. قُلْتُ: مَا بَالُ الشَّامِ. قَالَ: الْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَجْنِحَتِهَا عَلَى الشَّامِ » [أخرجه أحمد]
“Berbahagialah bagi (penduduk) Syam, beruntunglah bagi (penduduk) Syam”. Aku bertanya apa alasannya? Beliau menjawab, “(Karena) para malaikat mengepakkan sayap (menaungi) negeri Syam.”” (H.R. at Tirmidzi dan Ahmad)
Keberkahan bumi Syam sejatinya sudah diperlihatkan sejak zaman nabi-nabi yang lahir dan meninggal di tanah tersebut. Salah seorang ulama Syam Imam Izz bin Abd as Salam dalam Targhib Ahl Islam fi Sukna Bilad as Syam menafsirkan kalimat “Bumi yang Kami telah berkahi” dalam surah Al Anbiya ayat ke-71 dan kalimat “Kami berkati sekitarnya” dalam surat Al Isra ayat ke-1 dengan negeri Syam yang termasuk di dalamnya Suriah dengan pemaknaan bahwa disitulah sejumlah nabi dan rasul lahir. Tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad pun ditemukan di salah satu kota di Syam, yaitu Bashar.
Keberkahan bumi Syam juga pernah Rasulullah tegaskan dalam sebuah hadis yang beliau sampaikan ketika berdoa meminta berkah untuk negeri tersebut dan berharap agar penduduk Syam dihindarkan dari keburukan juga musibah. Sebuah hadis riwayat Bukhari juga menjelaskan tentang keistimewaan penduduk Syam dengan “Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu’adz berkata: Dan mereka adalah penduduk Syam.”
Dalam riwayat lain dari At Tirmidzi juga dijelaskan bahwa tolok ukur keimanan kaum muslimin ada di para penduduk Syam. “Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian.” Keistimewaan negeri Syam lainnya karena negeri tersebut dianungi sayap malaikat rahmat dan merupakan pusat negeri Islam pada akhir zaman.
Itu dia keberkahan bumi Syam yang harus kamu pahami agar kecintaan pada Baitul Maqdis didasarkan pada pemahaman akan sejarah dan latar belakang keberkahannya. Harapannya, semoga setelah ini kamu juga semakin mencintai bumi Syam, Baitul Maqdis, dan masyarakat yang ada di sana. Kecintaan tersebut tidak hanya berlangsung pada saat kejadian besar atau agresi kembali terjadi disana, padahal sejak lama sejarah soal Masjidil Aqsa dan tanah yang ada di sekitarnya terus diwariskan.
Masih banyak riwayat lainnya yang juga menjelaskan tentang keberkahan bumi Syam. salah satu negarawan Indonesia, yaitu Muhammad Natsir juga pernah memberi pesan tentang Palestina pada bukunya yang berjudul Pesan Perjuangan Seorang Bapak; Percakapan antar Generasi (1988) yang mengisahkan bahwa Rabithah al ‘Alam al Islamy telah berkali-kali mencoba mendamaikan negera Arab. Sayangnya, maisng-masing negara Arab merasa lebih puas untuk berjuang sendiri-sendiri melawan Israel sementara penjajah Israel dan negara Barat pendukungnya terus berusaha memecah belah dan mengaadu domba. Inilah kunci yang diitnggalkan kaum muslimin, yaitu persatuan.
Baca Juga: Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bolehkah?