Alfatihah.com – Dalam era digital saat ini, akses untuk membaca berbagai macam buku semakin mudah. Sayangnya, hal ini juga memunculkan banyaknya hal negatif seperti pembajakan buku, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Banyak orang tergoda untuk membaca buku bajakan karena alasan biaya yang lebih murah atau kemudahan akses. Namun, bagaimana hukum membaca buku bajakan dalam islam? Dalam artikel ini akan dibahas terkait hukum membaca buku bajakan dalam islam.
Buku bajakan adalah salinan dari sebuah karya yang diperbanyak atau didistribusikan tanpa izin dari pemegang hak cipta. Ini bisa berupa salinan fisik, seperti fotokopi buku, atau digital, seperti e-book yang diunggah secara ilegal di internet. Dalam hukum negara, pembajakan adalah pelanggaran terhadap undang-undang hak cipta yang melindungi hasil karya penulis dan penerbit.
Dalam sudut pandang islam sangat menekankan pentingnya menghormati hak individu, termasuk hak cipta. Dalam QS. An-Nisa ayat 29, Allah berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَاۡكُلُوۡۤا اَمۡوَالَـكُمۡ بَيۡنَكُمۡ بِالۡبَاطِلِ اِلَّاۤ اَنۡ تَكُوۡنَ تِجَارَةً عَنۡ تَرَاضٍ مِّنۡكُمۡ وَلَا تَقۡتُلُوۡۤا اَنۡـفُسَكُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيۡمًا
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”
Hak cipta termasuk dalam kategori hak mal (harta) yang harus dijaga. Dengan menggunakan atau menyebarkan buku bajakan, seseorang dapat dianggap mengambil hak orang lain tanpa izin, yang bertentangan dengan ajaran islam.
Mayoritas ulama sepakat bahwa hak cipta adalah bagian dari hak milik yang harus dihormati. Syekh Yusuf Al-Qaradawi, seorang ulama terkemuka, menyatakan bahwa melanggar hak cipta sama dengan mengambil harta orang lain secara tidak sah. Demikian pula, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam beberapa fatwanya menegaskan bahwa pembajakan adalah tindakan yang tidak dibenarkan dalam Islam.
Berdasarkan prinsip dasar tersebut, membaca buku bajakan juga dapat dikategorikan sebagai tindakan yang kurang etis dalam islam. Berikut adalah beberapa alasan mengapa membaca buku bajakan tidak disarankan :
Dengan membaca buku bajakan, secara tidak langsung seseorang mendukung rantai pembajakan yang merugikan penulis dan penerbit. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membantu dalam dosa dan permusuhan, maka ia juga mendapatkan bagian dosanya.” (HR. Abu Dawud)
Penulis dan penerbit mengandalkan penjualan buku untuk mendapatkan penghasilan. Dengan membaca buku bajakan, kita telah merampas hak mereka untuk mendapatkan imbalan yang layak atas karya mereka.
Harta atau ilmu yang diperoleh dari cara yang tidak benar dikhawatirkan tidak membawa keberkahan. Dalam islam, keberkahan adalah hal yang penting, baik dalam harta maupun ilmu.
Untuk menghindari pembajakan, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan:
Membeli buku asli adalah cara terbaik untuk mendukung penulis dan penerbit. Jika anggaran terbatas, Anda bisa mencari buku diskon atau versi e-book yang sering kali lebih terjangkau.
Memanfaatkan perpustakaan umum atau koleksi buku teman adalah cara legal untuk membaca buku tanpa harus membeli.
Banyak platform menyediakan buku gratis secara legal, seperti Project Gutenberg untuk karya-karya yang sudah memasuki domain publik.
Jika harga buku terlalu mahal, bisa membeli secara patungan dengan teman-teman. Namun, pastikan buku tersebut tetap digunakan sesuai aturan.
Membaca buku bajakan dalam islam dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah karena melanggar hak cipta dan mendukung tindakan yang merugikan orang lain. Sebagai umat islam, kita diajarkan untuk menjaga hak-hak sesama dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya kita memilih alternatif legal dalam mengakses buku untuk menjaga keberkahan ilmu yang kita pelajari. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga ridha Allah SWT dalam setiap langkah kita.
Baca Juga : Wanita yang Tidak Boleh Dinikahi Berdasarkan Surat An-Nisa Ayat 23