Adab penghafal Alquran selalu merepresentasikan kesungguhannya dalam menghafal quran. Hal tersebut juga tergantung pada niat awal saat memulai, karena dari kesalahan niat dalam menghafal inilah akan berujung pada hilangnya nilai-nilai adab kita saat proses menghafalkannya. Seperti yang telah dicontokan oleh ulama shalafus sholeh dimasa lalu
“Menjadi seorang penghafal Alquran yang sejati dibutuhkan tekad, usaha dan niat yang lurus dari awal proses menghafal hingga akhir.“
Ketika kita sudah berani mengambil keputusan untuk menghafal Alquran berarti secara tidak langsung saat itu juga kita telah siap untuk mengabdikan diri kita terhadap Alquran seumur hidup kita. Komitmen tersebut juga menunjukkan kesediaan menjaganya serta mengamalkannya dalam hidup kita, bahkan lebih baik lagi jika kita mampu mendakwahkannya. Terlepas dari banyaknya cobaan yang dialami oleh penghafal Alquran selama proses menghafalnya, tugas kita hanyalah terus mengembalikan niat awal kita agar tidak mudah menyerah dalam menghadapinya.
Tidak sedikit dari para penghafal Alquran yang memiliki niat yang lurus dari awal, namun seiring berjalannya waktu dia berbelok dan kadang melenceng. Kita harus faham bahwasannya niat yang baik harus diiringi dengan usaha yang tulus dalam prosesnya agar kita tidak mudah putar arah dalam masa perjuangan. Oleh karena itu, memperbaiki dan meluruskan niat harus sering-sering dilakukan saat sedang menghafal maupun saat proses murojaah.
Kadang, ada sebagian penghafal Alquran yang kurang memiliki adab penghafal Alquran karena tuntutan orang tua, tuntutan pesantren, atau bahkan hanya mengharapkan ijazah guna mendapatkan beasiswa. Saat ini memang disediakan banyak beasiswa yang diberikan pada para penghafal Alquran yang kini menjamur dibanyak lembaga atau universitas. Parahnya, ketika menghafal Alquran bukan lagi menjadi suatu hal yang dianggap sakral dan lebih dianggap menjadi sebuah tren masyarakat tanpa didasari oleh kesiapan diri menjadi seorang yang benar-benar menjaga kemuliaan Alquran.
Berawal dari hal-hal seperti inilah, yang dapat menyebabkan hilangnya adab penghafal Alquran. Allah Swt telah banyak menyebutkan kemuliaan dan keistimewaaan penghafal Quran dalam kitab Nya, begitu pula dalam hadist-hadist Nabi. Namun, alangkah baiknya jika kita tidak lupa pada ayat ini
“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang mendzolimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” (QS. Fatir: 32)”
Melalui ayat diatas kita dapat memahami makna orang-orang terpilih yang sebenarnya telah Allah jelaskan, bahkan untuk orang yang akan melalaikannyapun Allah sudah ingatkan. Bahwa mereka akan ada diantara kita para penghafal Alquran Alkarimnya Allah Swt. Semoga kita bukan termasuk dari mereka yang mendzolimi diri sendiri. Aamiin…
Untuk kalian yang ingin memulai menghafal sekaligus meluruskan niat dengan bimbingan menghafal Alquran dan mencari sahabat yang satu tujuan kami punya solusinya. Yayasan Alfatihah, menyediakan banyak sekali program yang cocok untuk kamu yang ingin menyelesaikan hafalan yang tertunda, salah satu programnya adalah Hotel Karantina Quran.
Program ini cocok bagi santri maupun alumni pondok pesantren yang belum menyelesaikan setoran hafalan 30 juz. Program ini juga cocok untuk kamu yang ingin segera menyelesaikan hafalan, tapi terkendala waktu dan minimnya biaya. Dengan durasi karantina yang singkat serta fasilitas yang memadai tentunya akan mendukung semangatmu dalam menghafal.
RAIH KESEMPATAN BELAJAR & BEKERJA BERSAMA ALFATIHAH SELEPAS LULUS!
Daftar Sekarang Juga!
Lokasi: Kota Semarang, Jawa Tengah
Link Pendaftran: https://forms.gle/rNzpT5XJSDattqzu5
Informasi Lebih Lanjut: 0813-2591-7562