Gibah Seperti Memakan Daging Saudara Sendiri? Ini Makna Surah Al-Hujurat Ayat 12

Alfatihah.com – Gibah merupakan salah satu istilah yang sudah tidak asing di telinga semua orang. Bahkan sudah tidak jarang, setiap kita berinteraksi dengan orang lain kita secara tidak sengaja melakukan hal tersebut. Padahal, dalam islam hal ini bukanlah hal sepele. Bahkan, dalam QS. Al-Hujurat ayat 12, Allah menggambarkan gibah sebagai tindakan yang sama buruknya dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah meninggal. Lalu, seberapa serius sih dosa gibah ini? Yuk, kita bahas lebih dalam makna dari ayat tersebut dan kenapa kita harus berhati-hati dalam berbicara.

Apa Itu Gibah?

Gibah adalah membicarakan keburukan atau aib orang lain yang sebenarnya benar terjadi, tapi dilakukan tanpa seizin orang tersebut. Ini berbeda dengan fitnah yang berarti menyebarkan hal yang tidak benar. Jadi, meskipun informasi yang kita sampaikan tentang orang lain itu benar, kalau dilakukan tanpa sepengetahuannya dan membahas kekurangannya, itu sudah termasuk gibah.

Makna Surah Al-Hujurat Ayat 12

Allah SWT menggambarkan hal satu ini dalam salah satu surah di Al-Qur’an yaitu QS. Al-Hujurat ayat 12. Berikut adalah isi dari QS. Al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ  اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat ini, Allah SWT memperingatkan kita dengan sangat tegas tentang tiga hal yaitu menjauhi prasangka buruk (su’uzan), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, dan tidak melakukan gibah (menggunjing). Bahkan dalam ayat tersebut sangat ditegaskan bahwa gibah sama halnya dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah meninggal. Bayangkan jika kita benar-benar melakukan itu, menjijikkan dan tak manusiawi, bukan? Nah, itulah ilustrasi betapa keji dan buruknya hal tersebut di mata Allah SWT.

Kenapa Gibah Dianggap Sangat Berat?

Dalam islam, menjaga lisan adalah bagian dari keimanan. Lisan bisa jadi sumber pahala, tapi juga bisa menjadi sumber dosa yang sangat besar. Membicarakan keburukan orang lain tidak hanya menyakiti orang yang dibicarakan, tapi juga merusak hubungan sosial, menimbulkan kebencian, dan memperkeruh suasana. Hal ini bisa terjadi di mana saja, di tempat kerja, lingkungan rumah, bahkan di grup WhatsApp keluarga maupun kerabat. Kadang kita merasa sedang curhat atau berbagi informasi, padahal kita sedang menyebarkan aib orang lain.

Gibah bukan sekadar dosa kecil yang bisa diremehkan. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 12, Allah memberikan perumpamaan yang sangat kuat agar kita sadar betapa buruknya perbuatan ini. Maka, mari kita jaga lisan, jaga hati, dan hindari membicarakan keburukan orang lain. Ganti gibah dengan doa, ganti keluhan dengan syukur, dan ganti aib orang lain dengan introspeksi diri.

Baca Juga : Ini Dia Ciri-Ciri Calon Penghuni Surga Menurut Surah Az-Zariyat Ayat 15-23

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Chat WhatsApp
Hubungi Kami