Gaul yang Baik: Gaul Boleh, Sesat Jangan!

Gaul yang baik Alfatihah.com- Anak muda zaman sekarang pasti nggak asing dengan istilah “gaul”. Banyak yang berlomba-lomba mengikuti trend agar nggak dibilang ketinggalan zaman. Tapi tunggu dulu, apakah semua gaya hidup gaul itu benar? Dan lebih penting lagi, apakah sebagai seorang muslim, kita boleh ikut-ikutan trend tanpa berpikir panjang? Tentu saja ada batasannya. Boleh saja gaul, tapi jangan sampai kebablasan.

Sebagai contoh, Syakir Daulay. Seorang qori asal Aceh yang sudah terkenal sejak muda. Di usianya yang baru 16 tahun, Syakir menikmati masa mudanya. Tetapi ia tetap punya prinsip yang kuat. Menurutnya, jadi anak muda gaul itu sah-sah saja, selama tetap ingat pada Allah. “Ngga apa-apa gaul, asalkan tetap taat,” katanya. Pesan Syakir ini sederhana tapi mendalam. Gaul itu bukan masalah, asalkan nggak melupakan kewajiban kita sebagai hamba Allah.

Prinsip dalam Pergaulan

Sebagai seorang muslim, kita memang boleh bergaul dan bersosialisasi. Tapi, ada batasan-batasan yang harus kita pegang. Misalnya, ketika kita nongkrong di kafe dengan teman selama berjam-jam, tetaplah berhenti sebentar saat adzan berkumandang untuk menunaikan shalat. “Lima menit saja untuk shalat, setelah itu bisa nongkrong lagi,” pesan Syakir. Jadi meskipun kita asik nongkrong, jangan sampai lupa dengan kewajiban kita.

Gaul yang baik bukan sekedar ikut-ikutan trend, tapi tahu batasan. Dalam Islam, ada yang namanya amar ma’ruf, yaitu mengajak kepada kebaikan. Jadi saat kita bergaul, sebaiknya kita mengajak teman-teman kita ke hal-hal yang baik.  Misalnya, saat waktu shalat tiba, kita bisa ajak teman ke masjid, atau ikut pengajian bersama. Pergaulan seperti ini tidak hanya bikin kita tetap dekat dengan Allah, tapi juga bisa memperbaiki diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Tahu Batas dalam Ber-Gaul

Ada juga istilah “gaul kebablasan”. Apa itu? Ini adalah saat seseorang bergaul tanpa memperhatikan batasan-batasan syariat. Misalnya, ikut-ikutan gaya hidup yang menyerupai orang fasik atau bahkan kafir, hanya demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Padahal yang harus kita cari adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa yang mencari ridha Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridha manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi).

jadi, jangan sampai kita jadi orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain, tapi melupakan kewajiban kita kepada Allah. Imam Syafi’i juga pernah berkata,”Ridha manusia adalah tujuan yang tidak akan pernah bisa tergapai.” Artinya, kita nggak akan pernah bisa memuaskan semua orang, jadi lebih baik fokus pada ridha Allah.

Be Yourself: Jadi Diri Sendiri Lebih Keren

Pernah nggak meresa terletak karena harus mengikuti gaya hidup orang lain? Banyak dari kita yang menjalani hidup berdasarkan komentar orang lain. Padahal, menjadi diri sendiri itu jauh lebih nyaman. Mau tetap taat beribadah meski sibuk bekerja? Kerjakan saja. Nggak perlu ragu hanya karena orang-orang di sekitar kita mungkin nggak suka. Yang penting, kita nyaman dan nggak melanggar syariat.

Penampilan memang penting, tapi ilmu dan ketakwaan jauh lebih keren. Orang yang punya pengetahuan luas dan tetap taat pada Allah, itulah definisi keren yang sebenarnya. Jadi, nggak perlu khawatir kalau penampilan kita nggak sesuai dengan standar “gaul” yang ada, selama kita tetap berpegang pada nilai-nilai agama.

Gaul yang Beradab

Dalam pergaulan, penting juga untuk tahu adab. Misalnya, saat bergaul dengan orang yang lebih tua, kita harus menghargai mereka. Jangan sembarangan memanggil tanpa menambahkan kata-kata yang menunjukkan rasa hormat. Meskipun orang tersebut mengatakan tidak masalah dipanggil dengan nama saja, tetap lebih baik jika kita menjaga adab.

Selain itu jika kita bergaul dengan teman-teman yang punya kebiasan yang tidak sesuai dengan syariat, seperti minum alkohol atau hal-hal lain yang dilarang dalam Islam, kita harus tahu batasannya. Sebagai muslim yang baik, kita harus bisa menolak dengan bijak, tanpa harus merusak hubungan pertemanan.

Gaul yang Seimbang

Kesimpulannya, menjadi anak muda yang gaul itu boleh-boleh saja, asalkan tahu batasan dan tetap memegang teguh syariat Islam. Jadilah pribadi yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, meskipun lingkungan sekitar mungkin menuntut kita untuk mengikuti arus. Lebih baik mencari ridha Allah daripada mencari pengakuan dari manusia yang tidak akan pernah ada habisnya.

Jadi, gaul itu boleh. tapi sesat jangan! Tetaplah jadi diri sendiri, bergaul dengan baik, dan pastikan segala yang kita lakukan tetap berada dalam koridor yang Allah ridhai. Dengan begitu, kita bisa tetap gaul tanpa harus kehilangan jati diri sebagai seorang muslim yang taat.

Baca juga: Akhlak Mulia Aisyah: Meneladani Akhlak Istri Rasulullah SAW

#gaul yang baik #gaul yang baik #gaul yang baik #gaul yang baik #gaul yang baik #gaul yang baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kamu harus baca
Chat WhatsApp
WhatsApp