ALFATIHAH.COM – Cara menghadapi suami selingkuh menurut agama islam adalah dengan berdoa kepada Allah. Dibohongi dan diselingkuhi memang menyakitkan. Banyak rumah tangga yang hancur karena perselingkuhan, baik selingkuh fisik maupun non fisik.
Suami yang berselingkuh biasanya lihai mengelabui pasangannya. Perselingkuhan adalah salah satu pemicu keretakan rumah tangga.
Dalam membina rumah tangga yang sehat, perlu adanya kejujuran antara suami dan istri. Tidak boleh ada rahasia dan tidak ada yang ditutup-tutupi diantara keduanya, jika itu terjadi maka bisa jadi ada yang tidak beres. Simak pembahasan singkat mengenai cara menghadapi suami selingkuh menurut agama Islam di bawah ini:
Setiap perbuatan dosa pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Suami telah berdosa kepada Allah karena perbuatan selingkuh yang dilakukannya.
Bila memang sudah mampu menafkahi secara lahir dan batin, lebih baik katakan terus terang jika ingin poligami. Karena poligami itu halal dan selingkuh itu diharamkan. Cara menghadapi suami selingkuh menurut agama islam seperti berikut ini:
Ajak suami bicara berdua saja tanpa diganggu oleh kehadiran anak. Tanyakan padanya apakah benar sudah berselingkuh. Mintalah agar suami bercerita secara terus terang apa yang telah dia lakukan dengan selingkuhannya.
Bila sudah mengajak bicara tetapi suami tidak mengakui bahwa dirinya sudah berselingkuh. Benarkah suami telah berselingkuh tanpa sepengetahuan istri? Mungkinkah ini hanya dugaan istri dan menuduh tanpa bukti. Ingat, dalam islam tidak dibenarkan menuduh seseorang berzina tanpa bukti dan saksi.
Agar tidak menjadi fitnah, turunkan ego dan kecurigaan tanpa dasar yang kuat. Apabila istri menduga suami berselingkuh, kumpulkan bukti-bukti yang mengarah ke perselingkuhan suami. Jika benar suami telah berselingkuh di belakang istri, istri harus bisa menahan amarah di depan suami supaya suami bisa terbuka mengatakan yang sejujurnya.
Bila suami sudah mau terbuka mengatakan dengan jujur dan benar berselingkuh, tahan amarah istri. Tanyakan pada suami, apa maunya. Setelah itu, istri bisa mengambil waktu untuk berpikir dan memutuskan langkah selanjutnya terkait kemauan suami.
Bila suami ingin mempertahankan pernikahan dengan istri dan meninggalkan selingkuhannya, istri bisa memilih apakah mau menerima suaminya kembali. Namun bila suami memilih selingkuhannya dan memutuskan untuk berpisah dengan istri sah, selesaikan dengan bijak dan adil mengenai hak asuh anak serta harta gono-gini.
Apabila istri tidak terima diselingkuhi, istri dapat memilih untuk berpisah. Pahamilah bahwa perceraian itu halal, tetapi dibenci Allah dan disukai iblis. Setan merasa bangga jika berhasil menggoda pasangan halal hingga mengalami perceraian.
Pikirkan kembali apakah akan mempertahankan keutuhan keluarga demi anak. Kalau bisa jangan sampai bercerai, jadikan perceraian sebagai solusi terakhir bagi persoalan keluarga.
Bila sampai berpisah dengan suami, maka kecil harapan untuk bisa bersatu kembali. Terkait kasus suami yang berselingkuh, dan suami berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Jika istri mau memaafkan kesalahan suami, maka diperbolehkan untuk mempertahankan suami.
Mungkin bisa dilihat dari sisi lain yang membuat suami layak untuk dipertahankan. Tidak menutup kemungkinan ada latar belakang dan alasan tertentu untuk tetap mempertahankan keluarga. Memperhatikan kondisi anak bisa jadi salah satu alasan yang tepat.
Ajak suami untuk bertaubat kepada Allah dan menyesali perbuatannya. Nasihati dengan bijak bahwa yang dilakukannya itu termasuk dosa besar. Ingatkan suami akan dosa dan ancaman berbuat zina. Pilihkan teman bergaul yang baik agar bisa mempengaruhi kepribadiannya menjadi lebih baik.
Maafkan kesalahan suami dengan ikhlas agar bisa berbaikan kembali. Jika suami sudah mau bertaubat, hendaknya istri jangan mengungkit-ungkit lagi masalah perselingkuhan tersebut. Karena orang telah bertaubat sudah tidak mempunyai dosa lagi.
Baca Juga: Istri Wajib Tahu! Inilah Hukum Membentak Suami Dalam Perspektif Agama Islam
Ulama menyarankan untuk sabar terhadap kekurangan pasangan, kecuali dalam tiga hal. Yaitu memiliki aqidah musyrik, tidak mau shalat, dan selingkuh (berzina).
Dalam islam, lelaki yang berzina tidak lebih baik daripada perempuan yang berzina. Terlebih bila sudah menikah, dosanya lebih besar, karena Allah sudah memberikan pasangan halal. Terdapat dua pendapat ulama mengenai kondisi suami atau istri yang selingkuh, yaitu:
Demikianlah pembahasan singkat tentang cara menghadapi suami selingkuh menurut agama Islam. Dalam membangun rumah tangga yang baik dibutuhkan adanya keselarasan antara suami dan istri. Suami istri harus saling terbuka dan saling menerima satu sama lain.